Enam bulan kemudian. Perut Caroline sudha semakin membesar, walau begitu dirinya tidak merasa terbebani ataupun terganggu karena perutnya yang sudah besar.
Hari ini adalah hari yang special bagi Caroline karena Tessa dan kakaknya Edmond menginap di rumahnya.
"Mommy tidak perlu mengantar Devan, Mommy sedang membawa bayi jadi Devan pergi dengan paman" Ucap Devandra.
"Kenapa dengan pamanmu, dengan Daddy saja" Ucap Devano tidak suka.
Bayangkan saja, semalam dirinya tidak bisa bersama keluarganya, karena kedatangan orang yang di sebut paman itu terus bersama istri dan anaknya.
"Karena paman keren, ada tato di lengannya. Devan juga ingin punya tato" Ucap Devandra senang.
"Akan paman buatkan, khusus untuk Devan. Ayo kita berangkat" Ucap orang yang di sebut paman itu, benar saja Edmond menjaga Caroline dan Devandra dengan sangat ketat, bahkan suami dari adiknya itu tidak akan bisa melawannya.
"Dadah Mom, dah bibi" Ucap Devandra, kakinya melangkah mencium pipi Caroline, dan mencium pipi bibinya yaitu Tessa.
Caroline dan Tessa ikut melangkah keluar rumah untuk mengantar ketiganya pergi.
"Kalau ingin ikut kamu yang menyetir" Ucap Edmond kepada Devano, tangannya melempar kunci mobil tepat ke arah Devano.
Devano lagi-lagi tidak bisa menolak ketika di suruh menjadi sopir. Kedua bersaudara itu benar-benar mirip.
"Hati-hati sayang" Ucap Caroline.
"Hati-hati kalian semua" Ucap Tessa.
Mobilpun melaju dan meninggalkan pekarangan rumah.
Caroline dan Tessa saling memandang.
"Kak, aku ingin pergi jalan-jalan. Terlalu lama dirumah membuatku pusing" Ucap Caroline.
"Jangan macam-macam" Ucap Tessa memperingati Caroline tentang keadaannya.
Caroline memegang perutnya yang sudah besar dengan wajah yang menatap Tessa berbinar.
"Kakak... " Ucap Caroline dengan pelan seperti memohon.
"Ahhh... Wanita hamil ini, memanfaatkan bayinya" Ucap Tessa dengan memukul kepala Caroline pelan.
"Hehehe" Tawa Caroline.
"Tapi aku ingin keluar tanpa di ketahui siapapun, ayo kita pergi berdua saja kak" Ucap Caroline.
Tessa hanya mengangguk, bagaimana pun ibu hamil di hadapannya tetap akan melakukan apapun yang dia inginkan.
"Bawa seperlunya, kakak tunggu di kamar kakak." Ucap Tessa.
Keduanya kembali ke kamar masing-masing, Caroline bersiap hanya membawa sebuah pistol dan Tas untuk menaruh barang-barang yang di butuhkan.
Selesai dengan persiapan, Caroline segera berjalan menuju kamar milik Tessa.
"Kakak, aku sudah siap" Ucap Caroline kemudian masuk ke dalam kamar Tessa.
Keduanya sudah bersiap, entah kenapa Tessa membawa Caroline menuruni tangga dan keluar dari pintu utama.
Para maid dan Butler disana tidak ada yang bertanya, mereka hanya menyapa dan melihat saja. Aneh sekali, tidak biasanya.
Caroline dan Tessa berhenti di pintu utama, disana sudah ada sebuah mobil yang kuncinya di berikan pada Tessa.
Mereka berdua menaiki mobil itu, dengan Tessa yang mengendarai.
Hiruk pikuk kota, lalu lintas yang padat dan bangunan yang menjulang membuat Caroline merasa hidup kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Sang Mafia 2 (21+) [END]
Romance[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA] Area 21+ Bahasa Vulgar. Adegan Dewasa Penyiksaan dan Bunuh diri. Mohon Bijak dalam memilih bacaan. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Mom, jangan menangis. Aku akan memukul pria tua itu supaya tidak menggangu kita" Begi...