You

33 9 1
                                    

Sudah lebih dari 3 jam aku dan Fr. Nathan saling bertukar pikiran. Tapi belum tentang perasaan. Entah mengapa, hal itu yang paling aku tunggu sejak tadi. Membahas tentang apakah aku dan kamu akan menjadi kita?

RareChat

00:20
Me: Sepertinya kita terlalu asyik chattingan sampai lupa waktu. 

+62825... : Begitulah ketika kita berbicara dengan orang yang se-frequensi kan?  hehehehe.

Apakah ini yang dinamakan kode? Rasanya aku ingin terbang hingga langit ke tujuh. Sontak aku menggulingkan badanku ke sana kemari dan tak karuan menendang bantal sekuat tenaga, saking senangnya. Tiba-tiba teriakkan ibu yang melengking membuatku tersadar dan kembali pada realita.

"Geaaa!!! Sedang apa kau! Kalau sudah selesai belajar, cepat tidur! Jangan banyak bergerak! Tempat tidurmu berderik!"

"Maaf Buu." 

Seketika aku mulai menenangkan diri, mengatur nafas agar normal kembali. Tapi aku malah menyadari diriku yang bodoh dari lahir ini belum sempat belajar untuk pelajaran Matematika besok.

Sh*t

Aku bergegas menuju meja belajarku dan mengambil buku pelajaran matematika untuk siap bertempur menghafal rumus yang sulit dimengerti seperti dia. Anjay.

Kukuruyuuukkk

Pukul: 05:00

Aku tersentak mendengar suara ayam berkokok. Mendapati diriku yang tertidur di meja belajar semalaman dan tidak satupun rumus yang berhasil masuk dalam otakku. Untungnya, aku masih punya waktu satu jam lagi  untuk belajar dan fokus menghafal rumus-rumus Matematika yang rumit ini.

Satu jam kemudian...

Ceekklek

Ibu membuka pintu mendapati aku yang masih bersusah payah menghafal semua rumus dengan mulut komat-kamit seperti dukun yang sedang membaca mantra. 

"Gea, kok belum siap? sekarang sudah jam setengah tujuh, kau bisa terlambat nanti."

"Iya Bu, Gea hampir selesai dan akan segera turun 10 menit lagi." 

Ibu hanya menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya dengan keras, semgaja supaya aku mendengarnya. Itu pertanda ia menelan kembali omelan-omelan yang sebenarnya ingin ia ucapkan kepadaku pagi ini.

Aku segera meraih pakaian sekolahku, mempersiapkan balpoin dan buku sesuai jadwal pelajaran hari ini. Aku melihat ke cermin, mendapati wajahku yang loyo akibat kurang tidur.  Aku berniat mandi, tetapi jam tanganku sudah menunjukkan pukul 06:45. Bagaimana bisa aku mandi hanya dalam 5 menit? Yang ada aku akan terlambat dan tidak dizinkan masuk oleh guru matematika yang Killer itu.

Aku menuruni tangga dengan terburu-buru sambil mengikat rambutku. 

"Eh, sudah mau berangkat? Perasaan Ibu tidak melihatmu masuk ke dalam kamar mandi."

Aku hanya tersenyum dan mengambil bekal yang Ibu siapkan di meja dan langsung memakai sepatuku. 

Pip pip pip

PERCAYA ITU PENJARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang