Curiga

7 1 0
                                    

Aku dan Ibu menyiapkan makan siang karena ayah dalam perjalanan pulang ke rumah. Mungkin saat aku dewasa dan memiliki pekerjaan nanti, pasti aku akan melakukan yang sama. Tidak ada makanan warung yang dapat menandingi masakan Ibu. Walaupun sekarang warung Paman Karsen dapat menandinginya. Hehehehe.

"Selamat siang."

"Selamat siang ayah."

"Eh, kok kamu sudah pulang sayang? Guru-guru dapat ya?" Ayah sedikit kaget melihat aku yang ada di rumah.

"Hehheheheheh... Aku dan Alfred tidak diizinkan masuk sekolah karena terlambat ayah."

Aku sedikit khawatir memberitahu yang sejujurnya. Ibu saja tadi sangat marah mendengar aku terlambat apalagi ayah. Ekspresi ayah sangat serius dan menatap tajam wajahku yang salah tingkah. Aku bingung harus mengatakan apa. Jangan sampai kalau aku membela diri dengan alasan yang tidak masuk akal, ayah akan meluapkan amarahnya.

"Peaceeee..." Aku meminta ampun dari ayah dengan gaya dua jari dan wajah yang khawatir akan disemprot api amarah ayah. Aku tersenyum dengan canggung.

Ayah menarik nafas panjang dan sedikit mengacak rambutnya. Ia mendekatiku lalu meletakkan tangannya di bahuku.

"Tidak apa-apa, yang penting tidak boleh diulangi lagi yah."

Aku mengangguk senang. Sebagai ucapan terima kasih aku membawakan tas ayah dan menaruhnya di atas kursi. Kami pun duduk di kursi meja makan sambil berbincang.

Rasanya sudah lama momen ini aku lewatkan seolah waktuku sekarang terlalu padat. Sepertinya mulai sekarang aku harus bisa mengatur waktu dengan bijak agar momen ini tetap ada untuk mewarnai hariku.

"Gea, tolong bantu ibu cuci piring yah."

"Siapp." Jawabku sambil merapihkan piring-piring kotor untuk diangkat ke tempat cuci piring.

Ayah balik lagi ke kantor, aku dan ibu sendiri di rumah. Hari ini aku berniat untuk di rumah seharian dan menemani mama. Tapi aku tidak tahu hal seru apa yang harus dilakukan.

"Sayang, bagaimana kalau sebentar kita ke mall?"

"Wahh, ide bagus tuh Bu... Oke siapp. Setelah ini langsung berangkat kan Bu."

"Jangan ah, di luar panas banget soalnya. Nanti jam 3 atau 4 begitu ya."

Aku mengangguk dengan bersemangat. Sepertinya aku dan ibu punya kekuatan telepati seperti tahu apa yang ada di pikiran masing-masing. Heheheheheh. Aku jadi tidak sabar.

Aku dan ibu bersantai di sofa sambil menonton Televisi. Aku jadi teringat soal postingan foto di warung yang aku upload di Ig. Aku mengambil ponsel dari dalam saku tas sekolah dan mendapati 50 notifikasi RC. Ini pasti si Laura. Bukannya fokus mendengarkan pelajaran, dia malah sibuk mengirim RC padaku.

Aku membuka aplikasi RC dan melihat 2 chat yang belum dibuka. Laura dan Fr. Nathan. Seketika jantungku berdegup kencang. Tidak biasanya ia mengirimkan satu foto dan 6 pesan padaku.

RareChat

11 Sept 2024, 07:45 AM

+62825...: mengirim foto

+62825...: wahh bukannya sekolah malah keluyuran. Ini siapa? Pasti Pacar kamu kan romantis sekali.

+62825...: pantas kalau pagi kamu lama balas RC dariku. Ternyata sedang quality time sama orang lain.

+62825...: sepertinya dia suka sama kamu. Cara memotretnya seperti sedang memandang sesuatu yang indah.

+62825...: dia sangat tampan. Cocok sekali dengan kamu.

+62825...: dibanding denganku, dia lebih baik dan memberikan kepastian yang jelas. Seharusnya kau pacaran dengan dia. Kita putus saja.

Badanku terasa lemas. Saking paniknya aku tidak tahu harus jawab bagaimana. Fr. Nathan pasti mengira aku telah selingkuh dengan Alfred. Tidak terasa keringat dingin mengucur di dahiku. Telapak tangan mendadak basah dan jari-jari tangan gemetar. Aku berusaha menarik nafas perlahan untuk menenangkan diri agar bisa berpikir jernih.

Aku keluar dari rumah dan berdiri di halaman depan rumah agar ibu tidak mencurigai sikapku. Aku pun memutuskan untuk bertanya pada Laura terlebih dahulu. Ternyata Laura pun telah mengetahui masalah ini. Aku membuka RC darinya yang berjumlah 54 pesan.

RareChat

11 Sept 2024, 08:03 AM

Lauv❤️: Geaaaaa... Kau ngapain aja sih sama Alfred? Kalian bolos ya? Fr. Nathan curiga sama kalian tau!

Lauv❤️: Hei! dia pikir kau selingkuh! Udah gua jelasin tapi dia tetap yakin kalian pacaran 😢

Lauv❤️: Gea!! Di manaa?? Kalian beneran putus?

Lauv❤️: Woi!!

Lauv❤️: Geaaaaaaaaaaa!

Semua chat Laura sisanya spam agar aku membalas chatnya. Aku menyesal baru melihatnya sekarang. Pasti Laura sangat kesal padaku. Aku harus segera membalas chatnya.

Me: Lauuu... Sekarang aku tidak tahu harus bagaimana.

Sedetik kemudian setelah aku mengirimkan pesan, Laura langsung menelpon ku.

"Halo, Laura."

"Halo Gea... Kau kemana aja sih. Sumpah dari tadi nggak bales RC gue."

"Yaa maaf... Nggak sengaja itu. Yaudah sih, jangan marah... Yang penting sekarang gua harus ngapain sekarang. Mana Fr. Nathan minta putus lagi."

"Terus? Lo jawab apa?"

"Belum gua jawab."

"Syukurlahhh... Gini aja, mending Lo bales aja sekarang, tapi bilang aja kalau itu semua salah paham dan bisa Lo jelasin tapi nunggu kalian ketemu dulu. Gimana?"

"Yaudah bentar. Gua coba chat ya... Sumpah gua panik bangett jir."

Aku secepatnya membuka RC dan mengetik pesan untuk Fr. Nathan.

Me: Maaf aku baru sempat balas. Semua yang kamu bilang tidak benar... Banyak hal penting yang harus aku jelaskan tapi nanti saat kita bisa bertemu. Aku tidak mau putus😢

"Barusan udah gue kirim. Semoga cepat direspon."

"Lu sih... Ngapain pake bolos berdua. Nggak ada temen lain apa?"

"Emang nggak ada. Kelas gue pada alim semua."

"Eh lu beneran bolos ya!"

"Becanda jirr... Gua bangun kesiangan dan ternyata pintu gerbang udah dikunci. Baru juga lewat 5 menit, padahal nggak terlambat amat kan ya."

"Ckckckckc, emang dasar nggak ada rasa penyesalan ya lu. Udah salah, malah nyalahin orang lain."

Tring

"Ehh! Fr. Nathan udah bales nih."

RareChat

+62825...: sekarang bisa, selagi jam tidur siang. Aku tunggu di belakang biara.

Me: oke. Tunggu ya❤️

"Laura cepat! Sekarang dia mau ketemu, mending lu cepetan siap-siap."

"Kenapa mendadak sih? Eh gua belum..."

Aku langsung mengakhiri telepon dan masuk ke dalam rumah untuk meminta izin pada Ibu. Aku memeluk ibu dari belakang dengan mesra agar ibu mengizinkan aku pergi bersama Laura.

"Eh, ada apa nih anak Ibu... Pasti ada maunya nih."

"Hehehehehehe... Bu, Gea mau pergi sama Laura sebentaaarrr saja. Boleh?"

"Janji cumang sebentar? Awas lohh kalau nggk jadi kita ke mall."

"Janji dong. Yaudah Gea berangkat dulu yah."

Aku mencium pipi Ibu sebagai ungkapan terima kasih. Setelah itu aku berlari keluar rumah bertemu kekasih tercinta. Hehehehehehe.

PERCAYA ITU PENJARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang