Prolog

13.9K 677 20
                                    

Prolog

Tok tok.

Suara ketukan pintu membuat Damian terkesiap dari lamunannya. Berjam-jam ia duduk menghadap jendela dengan pikiran yang terpisah jauh dari raganya. Tanpa membenarkan posisi duduknya, ia menoleh dengan penuh antisipasi ke balik punggungnya. Siluet seorang wanita yang berjalan masuk ke ruangan kerjanya membuat Damian langsung buru-buru bangun. Ia begitu antusias saat melihat sang istri membawa minuman untuknya-kebiasaan yang selalu istrinya lakukan selama pernikahan mereka.

Tapi lama kelamaan senyuman diwajah Damian perlahan memudar saat menyadari jika wanita yang membawakannya minuman bukanlah istri yang ia cintai selama ini. Melainkan istri barunya-wanita yang ia nikahi belum lama ini atas permintaan mendiang istrinya sebelum wanita itu pergi untuk selama-lamanya. Kesadaran itu seketika menghantam Damian, rasa perih yang beberapa saat lalu memenuhi dirinya kini kembali terasa. Ingatan bahwa kini ia telah kehilangan wanita yang dicintainya membuatnya kembali dirundung kesedihan.

"Maaf mengganggu Anda," ucap wanita bernama Delisa itu dengan kikuk. Meski kini Damian adalah suaminya tapi Delisa tetap bersikap formal mengingat Damian adalah atasannya di kantor. Lagipula sejak awal menjalin hubungan dengan Alisya, ia tidak pernah akrab dengan mantan adik iparnya, terlebih Damian juga kerap bersikap dingin padanya. Pria itu bersikap seakan Delisa adalah orang asing saat tidak sengaja bertemu di kantor.

"Aku hanya ingin mengantarkan cokelat hangat untuk Anda. Alisya bilang Anda suka minuman ini, jadi aku membuatkannya untuk Anda," lanjutnya saat tak juga mendapat tanggapan dari Damian, Delisa langsung meletakkan minuman itu di meja kerja Damian. Sepulangnya dari pemakaman Alisya, Damian selalu mengurung dirinya di dalam ruangan kerjanya. Pria itu terlihat begitu hancur setelah kematian Alisya. Delisa mengerti perasaan Damin, pasti berat bagi pria itu kehilangan istri yang dicintainya. Maka itulah sebagai wanita yang kini berstatus istrinya, Delisa berinisiatif untuk membuatkan minuman kesukaan Damian, berharap minuman itu dapat membuat pria itu lebih relax.

"Bawa lagi saja minumannya! Aku sedang tidak ingin minuman itu!" ujar Damian seraya berjalan menjauhi Delisa.

Delisa tercenung, jemarinya dengan otomatis mengepal. "Kalau begitu Anda ingin di buatkan minuman apa? Karena aku tidak tahu apa yang Anda sukai dan yang tidak Anda sukai?" tanyanya berusaha sabar. Meski tidak mengenal sosok Damian sebelumnya, tapi yang Delisa dengar Damian adalah pria yang baik. Setidaknya, itu yang Alisya ceritakan padanya tentang suaminya itu.

Damian menarik rokok dan korek dari saku celananya, menyalakan benda mungil itu lalu menghisapnya dengan perlahan. "Kau tidak perlu repot-repot membuatkan apapun untukku! Karena pernikahan ini ada atas permintaan Alisya, jadi aku tidak ingin kau berpikir kau bisa menggantikan posisi maupun perannya di rumah ini," ujarnya dengan santai seakan tidak peduli pada perasaan Delisa yang mungkin terluka atas kata-katanya.

Buku-buku jemari Delisa memutih, mungkin karena begitu kuat ia mengepalkan tangannya. "Aku juga tahu posisiku! Meski keberadaanku disini atas permintaan Alisya, tapi sekejap pun aku tidak pernah berpikir untuk menggantikan peran maupun posisi Alisya disini. Tapi jika sikapku saat ini membuat Anda salah paham, sehingga Anda berpikir demikian, aku janji ... aku tidak akan melakukannya lagi."

Setelah mengatakan kata-kata itu, Delisa kemudian keluar dari ruangan itu, tidak lupa ia juga membawa kembali minuman yang sudah ia buat. Ia berjanji untuk kedepannya ia tidak akan mau membuatkan apapun lagi untuk pria itu. Jujur saja ia merasa tersinggung saat niat baiknya justru malah dicurigai.

Tapi jika dipikir-pikir sebenarnya wajar, Damian berpikir demikian tentangnya. Damian pasti menganggap dirinya mencari kesempatan dalam kesempitan setelah kematian adiknya. Ya, memangnya siapa yang tidak mau menggantikan posisi Alisya sebagai Nyonya Danendra di rumah itu. Tapi demi Tuhan, Delisa bukan wanita seperti itu. Ia terpaksa menerima permintaan Alisya lantaran orang tuanya yang memaksanya. Ada sebuah alasan yang tidak bisa disebutkan oleh Delisa kepada Damian karena ini menyangkut keponakannya.

Tbc

Damian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Damian

Delisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Delisa

Love

Neayoz😘

Delisa (Naik Ranjang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang