Part 20

12.8K 672 109
                                    

Baca cepat cerita ini hanya di pdf, ebook dan karyakarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baca cepat cerita ini hanya di pdf, ebook dan karyakarsa

Mendengar kata-kata itu, Delisa seketika di cengkeram kesedihan. Meski kenyataannya ia bukanlah ibu kandung Caisy, tapi rasanya sangat menyakitkan mendengar Damian mempertegas statusnya itu di hadapan semua orang. Sorot mata penuh kecewa berpendar di kedua netra Delisa saat tatapannya mengikuti kepergian Damian. Pria itu bahkan tidak sekalipun menoleh kearahnya.
Apakah Damian marah kepadanya dan menyalahkan dirinya atas apa yang menimpa Caisy sekarang?

***

Beberapa jam kemudian.
Setelah operasi di lakukan, kini Caisy di pindahkan ke ruang perawatan. Kondisinya masih belum stabil, kata dokter pendarahan di kepala Caisy tidak bisa di angkat sekaligus karena khawatir hal itu akan membahayakan nyawa anak itu. Di ruangan perawatan pun hanya boleh ditemani oleh satu orang.

Delisa bersama orang tuanya, Rachel, Yuri serta Neni menunggu di luar. Mereka menunggu giliran untuk bisa melihat kondisi Caisy di dalam, namun sudah dua jam berlalu nyatanya Damian tidak juga keluar dari ruangan tersebut. Delisa hanya bisa memperhatikan keduanya dari jendela kecil yang ada di pintu. Jemari Caisy yang mungil di genggam erat oleh Damian. Delisa tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang sedang di bisikkan oleh Damian kepada anaknya itu. Hanya kesedihan mendalam yang bisa diserap dari bahasa tubuh pria itu.
Ia cukup mengerti perasaan Damian, karena kini ia pun merasakan kekhawatiran yang sama. Ia sudah menganggap Caisy sebagaimana anaknya sendiri, ia sangat menyayangi anak itu lebih dari yang orang lain kira. Ia pun tak henti menyalahkan dirinya sendiri, benar kata ibu dan mertuanya, Caisy celaka karena ia. Andai hari ini ia tidak pergi kemana-mana, mungkin Caisy tidak akan berada disini. Maka itu, ia terima dengan lapang dada kemarahan semua orang yang menyalahkannya atas musibah yang menimpa Caisy-termasuk Damian yang sudah mendiamkannya sejak awal kedatangannya.

"Caisy tidak akan selamat!"

Kata-kata itu membuat Delisa menoleh cepat kearah Yuri yang kini berada disampingnya, tak ada penyesalan di wajah wanita itu usai melontarkan kata-kata itu. "Tega-teganya kamu ngomong kayak gitu! Bukannya berdoa untuk keselamat Caisy!"

"Aku hanya bicara apa adanya! Kamu dengar tadi apa yang dokter bilang? Kemungkinan Caisy sembuh hanya tiga puluh persen! Berharap boleh tapi realistis juga perlu!"

Delisa mengepalkan jemari, ia memberi Yuri tatapan tajam. "Itu artinya kita masih punya harapan tiga puluh persen!" tekannya. Mereka bicara cukup pelan sehingga Delisa yakin baik Rachel maupun kedua orang tuanya yang duduk di kursi tunggu tidak akan mendengar obrolan mereka.

Yuri mengangkat bahu. "Aku ingatkan, bersiaplah untuk kehilangan Damian jika Caisy sampai tidak selamat!" ujarnya sebelum melangkah menjauh.

Ucapan wanita itu membuat Delisa tertegun tanpa kata, seketika ia tidak hanya takut kehilangan Caisy tapi Damian juga. Entah karena apa tiba-tiba kepala Delisa menjadi pusing, ia reflek berpegangan pada dinding saat pandangannya terasa berputar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Delisa (Naik Ranjang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang