5

2.6K 292 5
                                    


Renjun sampai dirumah dan diapun mendudukkan dirinya di sofa sembari menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.  Dia juga kembali melihat kesehatan dan data dari pasien yang semula adalah milik somi.

Disaat bersamaan winwin keluar dari kamar dan duduk sebelah anaknya, dia juga sudah tau dari yuta kalau anaknya tadi berada di kediaman jaeyong.

"Ada apa sayang? Tumben kau sudah pulang?" Ucap winwin.

"Biasalah ma. Aku dapat hukuman dan akan menjadi dokter terapi dan langsung mendapatkan pasien." Ucap renjun lalu meletakkan berkas pasiennya itu.

"Kali ini, apa kesalahanmu?" Ucap winwin.

"Aku melakukan operasi dengan haechan dan disaksikan oleh semuanya. Dan tiba-tiba mati lampu, jika aku berhenti maka pasienku akan tiada. Jadi, aku tidak berhenti dan berhasil menyelamatkannya. Itulah kenapa aku mendapatkan hukuman ini." Ucap renjun apa adanya.

"Memang seperti yuta Hyung " gumam winwin pelan sembari tersenyum..

"Mama bicara sesuatu?" Ucap renjun bingung sembari melihat ibunya.

"Tidak. Kau istirahatlah kalau begitu, nanti malam kita akan makan malam di rumah sahabat Mama dan otusan. Mengerti?" Ucap winwin.

"Aaa, baiklah." Ucap renjun lalu diapun langsung membawa tas dan berkas kesehatan jaemin kedalam kamarnya. Winwin hanya menggelengkan kepalanya melihat anak ketiganya itu.  Lalu diapun menghubungi yuta.

"Hoshi sudah pulang?"

"Sudah Hyung. Kurasa jaehyun dan taeyong Hyung juga sudah memintanya."

"Benarkah?"

"Hmm. Renjun akan jadi dokter terapi selama 6 bulan dan merawat Jung Jaemin. Aku cukup salut pada mereka berdua. Tapi, apa mungkin anak kita bisa membantu menyembuhkan anak mereka. Sedangkan kau saja menceritakan kalau jaemin tidak pernah keluar dari kamarnya. Aku rasa akan sulit Hyung."

"Aku juga merasakan seperti itu. Lagian kau tenang saja, kalau taeyong tidak berhasil membuat anak mereka yang mengurung diri itu keluar dari kamar, maka renjun tidak akan menjadi dokternya. Itu adalah taruhannya."

"Aaa, baiklah. Aku mengerti." Ucap winwin.

"Baiklah. Aku akan pulang tepat waktu."

"Hmmm."

Setelah panggilan selesai, winwin langsung pergi untuk menyirami tanaman di halaman belakang mansion itu.





























______________________
























Malam telah tiba, disinilah sekarang yuwin dan anak mereka di kediaman taeyong dan mereka telah berada di meja makan bahkan melihat jaemin yang mendekat bersama dengan jeno yang mendorong kursi rodanya. Jaemin cukup kaget karena ini bukan hanya makan malam keluarganya saja.

"Tumben Hyung mau keluar." Ucap sungchan ketus.

"Sungchan. Jaga kata-kata mu." Ucap jeno pada adik bungsunya itu.

"Jaem. Ini adalah sahabat Mommy dan Daddy, yuta otusan, Mama win, dan anak mereka, itu Nakamoto Lucas anak sulung mereka, yang ini Nakamoto De Jun, itu kau sudah tau bukan? Dan yang ini Nakamoto Shotaro anak bungsu mereka." Ucap taeyong tapi jaemin hanya diam saja dengan wajah datarnya. Berbeda dengan taro yang sangat kaget karena ternyata ayah dan ibunya bersahabat dengan orang yang ditabraknya di sekolah hari ini.

"Aku akan kembali." Ucap jaemin datar lalu diapun pergi dengan kursi rodanya membuat semua keluarga Nakamoto kaget tapi tidak keluarga Jung.

"Saya akan memberikan makan malamnya." Ucap renjun.

"Sudahlah tidak perlu. Kau mungkin dokternya ge, tapi jam kerja mu sudah habis." Ucap sungchan ketus.

"Memang. Tapi, dia tetap pasien saya mau bagaimanapun. Saya permisi." Ucap renjun membawa makan malam untuknya dan jaemin menuju lantai dua mansion itu dimana kamar jaemin berada.

Ting!

Pintu lift terbuka dan renjunpun langsung mendekat pada pintu kamar jaemin.

Tok...tok...tok....

"Jaemin-ssi. Ini aku dok— Anio renjun. Apa aku boleh masuk?"

Tapi renjun sama sekali tidak mendapatkan jawaban apapun, dan diapun langsung membuka pintu kamar itu lalu disambut dengan cahaya remang kamar itu dari lampu tidur.

"Kamar ini memang seperti rumah hantu." Ucap renjun lalu meletakkan nampan makanan itu diatas meja dan menyalahkan lampu kamar itu. Jaemin lantas berbalik dengan kursi rodanya dan wajah datarnya.

"Keluarlah. Kenapa kau sangat mengganggu sekali?" Datarnya.

"Aku tidak berniat mengganggumu. Tapi, aku adalah doktermu sampai 6 bulan kedepan. Aku akan membantumu sembuh. Dan aku sangat yakin kalau kau pasti akan sembuh. Jadi, kurangi kadar pikiran negatif mu itu." Ucap renjun lalu mendekat dan memberikan makan malam jaemin.

"Aku tidak minta makan bukan? Bawa kembali." Datar jaemin.

"Aaa, baiklah. Aku akan menyuapimu. Ayo aaaa." Ucap renjun menyendokkan makanan dan mendekatkan pada mulut jaemin. Jaemin benar-benar sangat terganggu karena ntah kenapa orang yang ada dihadapannya ini tidak bisa dia anggap tidak ada sama sekali.

"Aku tidak mau." Datar jaemin.

"Kalau kau tidak makan, maka bayar aku 10 kali lipat. Makan." Datar renjun. Jaemin lantas mengambil piring makanannya dari renjun dan mengambil sendok makannya itu lalu menyuapi dirinya sendiri. Sedangkan renjun hanya tersenyum lalu memakan makanannya.

"Aku akan datang jam 08 pagi dan pulang pukul 21:00 jadi mohon kerja samanya." Ucap renjun.

"Akukan sudah bilang tifak mau." Datar jaemin.

"Aku tidak terima penolakan." Ucap renjun. Dan beberapa menit kemudian. Keduanya selesai makan, lalu renjunpun memberikan minum pada jaemin dan mengambil piring kotor itu.

"Sekarang waktunya minum obat. Mana obatmu?" Ucap renjun.

"Aku tidak pernah meminumnya. Obat itu tidak akan memberikan dampak besar." Ucap jaemin datar.

"Baiklah, aku akan memintakan obat di rumah sakit untukmu." Ucap renjun sembari mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan pada somi. Agar besok dia hanya perlu mengambil obatnya saja. Setelahnya diapun memasukkan kembali ponselnya kedalam mantelnya. Lalu renjunpun menunduk dan mendekatkan kepalanya ke dada jaemin hanya untuk mendengarkan detak jantung pasiennya itu. Karena dia tidak bawa stetoskop sama sekali. Jaemin kaget tapi dia hanya bertahan dengan wajah datarnya itu.

"Baiklah, kondisimu sangat baik. Aku akan mulai terapinya besok. Jadi jadilah anak baik Jung Jaemin." Ucap renjun tersenyum lalu diapun langsung keluar dengan membawa piring kotor keduanya. Sedangkan jaemin hanya menatap pintu kamarnya yang kembali tertutup dan mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.

"Carikan aku data Nakamoto Renjun keseluruhannya dan antarkan sendiri padaku besok."










































🔄🔄🔄

Nakamoto To Be Jung (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang