18

2K 242 7
                                    

Setelah selesai berlatih berjalan dalam beberapa menit sekarang keduanya tengah istirahat, sembari melihat kearah arus sungai Han yang sangat tenang itu, tanpa menyadari pergerakan dari seseorang yang memang menargetkan mereka sejak tadi. Bahkan Jaemin juga tak sadar soal itu.

"Aku senang karena bisa kemari disela-sela bekerja seperti saat ini. Karena sangat menyenangkan dan disini sangat menenangkan." Ucap renjun dan jaemin yang hanya mendengarkan tanpa menanggapi sama sekali. Hingga seseorang melewati mereka berdua dan mendorong kursi roda milik jaemin dan diapun langsung melarikan diri. Jaemin sangat kaget hingga dia tak bisa menghentikan kursi roda miliknya sendiri dan jatuh kedalam air itu.

Byur!

"Jaemin!" Teriak renjun kaget diapun melihat ke sekitarnya dimana tidak ada orang lain disekitar mereka dan berteriak juga percuma membuat renjun melangkahkan kakinya secara ragu-ragu dan ikut masuk untuk menyelamatkan na jaemin. Sedangkan ssih pelaku melihat dari jauh dan memberikan foto terkait pekerjaannya yang telah selesai.

Jaemin membuka matanya dan melihat renjun yang mendekat padanya dan berhasil mengambil tangannya tapi saat akan membawa keatas dia tak bisa melakukannya karena dia juga tak bisa berenang dan dia sekarang hanya melakukan dengan modal nekad nya saja. Hingga renjun merasa tak bisa melakukan apapun lagi dan diapun menutup matanya secara perlahan dengan pegangan pada tangan jaemin yang mengendor.

"Mama, otusan, semuanya maafkan renjun."

Jaemin yang menyadari hal itu, langsung mengambil tubuh yang lebih mungil itu dan diapun membawanya ke pinggir sungai itu dimana tak ada orang sama sekali, lalu diapun berusaha menyadarkan renjun, hingga renjun mengeluarkan air sungai yang masuk dan menatap buram jaemin.

"Jaemin? Kau bisa berja—" ucapannya terpotong karena dia kembali menutup mata, jaemin lantas mengeluarkan ponselnya yang untungnya tahan air itu lalu menghubungi asisten pribadinya.








At. hospital.

Jaemin sekarang tengah menunggu renjun sadar dengan menggunakan kursi roda baru dan infus ditangannya, bahkan Jay juga sudah tau kalau jaemin bisa berjalan tapi Jaemin memerintahkan padanya untuk diam saja dan mencari siapa yang menyuruh untuk melenyapkan nya.

Renjun membuka matanya secara perlahan dan menutupnya kembali karena cahaya yang memasuki indera penglihatannya lalu diapun membuka kembali setelah sudah bisa membiasakannya dan diapun melihat jaemin yang menunggunya.

"Kita dimana Jaemin?"

"Rumah sakit, dan saya sengaja tak membawa ketempat dimana kau bekerja. Karena tak ingin siapapun hebo. Karena kita hampir tenggelam bersama. Lagian kenapa kau nekad ikut menceburkan diri kalau tak bisa berenang sama sekali."

"Itu karena aku tak mungkin diam saja jaemin, tapi seingatku sebelum aku tidak sadar, aku melihat kau bisa berdiri."

"Kau gila? Bahkan aku tidak tau siapa yang membawa kita ke rumah sakit, bagaimana mungkin aku bisa berjalan saat aku juga tak sadar."

"Aaa, sepertinya aku berhalusinasi. Dan ini kalimat paling panjang yang aku dengarkan darimu." Jaemin hanya berwajah datar saja.

"Lalu kapan kita bisa pulang Jaemin?"

"Saat infus nya habis, dan mengenai mobilmu aku sudah mengatakan pada asistenku untuk mengambilnya dan memberikan kita baju baru nantinya. Setelah keluar dari rumah sakit ini, kau harus langsung pulang dan rahasiakan soal kejadian ini."

"Aku mengerti, tapi apa kau punya musuh jaemin? Tapi tak mungkin juga mengingat kau sudah tak keluar sejak 5 tahun yang lalu." Ucap renjun bertanya dan menjawab sendiri sedangkan jaemin hanya diam saja.

Jaemin memutuskan untuk pergi tapi renjun menahan tangannya.

"Ada apa?" Datarnya.

"Kenapa kakiku sedikit sakit jaemin?"

"Kakimu sepertinya terbentur batu , tapi tak ada yang buruk karena semuanya baik-baik saja. Paling kau hanya akan berjalan pincang beberapa hari."

"Aaa. Lalu kau akan kemana?"

"Kembali ke ruangan rawat ku. Istirahatlah." Ucap jaemin melepaskan tangan renjun.

"Tak bisakah kau tetap disini?" Jaemin hanya menatapnya saja dan renjun sudah tau kalau jawabannya adalah tidak.

"Baiklah, tidak perlu. Kau bisa kembali." Ucap renjun melepaskan pegangan tangannya pada jaemin.

"Aku akan tetap disini. Istirahatlah." Ucap jaemin lalu diapun mendekat ke arah meja dan mengambil ponselnya sedangkan renjun hanya tersenyum kecil melihat jaemin yang asyik dengan ponselnya.

"Dia sebenarnya sangat baik. Hanya saja tertutupi dengan sikapnya itu." Batin renjun.





























🔄🔄🔄

Nakamoto To Be Jung (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang