Renjun berdehem lalu diapun mulai menjauh sedikit dari tubuh jaemin dan hanya memegang kedua tangan itu bahkan mengontrol debaran pada jantungnya begitu pula dengan jaemin yang tetap berwajah datar.
"Coba sedikit demi sedikit saja. Tidak perlu takut jatuh, karena ada aku." Ucap renjun tapi jaemin hanya diam saja dan melakukan apa yang diperintahkan oleh renjun. Renjun menuntun jaemin yang berusaha menggerakkan kakinya dengan wajah antusiasnya walaupun hanya beberapa langkah dan jaemin langsung kehilangan keseimbangannya hingga keduanya terjatuh di karpet berbulu milik jaemin dengan posisi jaemin yang mengukung renjun dan mereka saling bertatapan.
"Apa yang terjadi padamu Jung Jaemin? Jangan sampai menyukainya. Kau tidak ingat kalau semua submissive sama saja. Jangan menyukainya Jung Jaemin." Batin jaemin.
"Ada apa dengan jantungku? Kenapa dia berdebat sangat keras sekali? Apa terjadi sesuatu padaku?" Batin renjun.
At. Bandara.
Terlihat jeno sedang menunggu hyungnya di tempat kedatangan hingga dia melihat hyungnya itu dan melambai padanya dan hyungnya langsung mendekat.
"Hanya kau?"
"Hmm, Hyung tau sendiri kalau Daddy pasti ada di perusahaan sekarang dan sungchan sedang sekolah kalau mommy sedang dirumah."
"Bagaimana dengan jaemin? Apa masih sama?"
"Hmm, masih sama seperti terakhir kali hyung."
"Kapan dia akan memutuskan keluar dari kamarnya itu?"
"Ntahlah Hyung."
"Apa dia masih mengusir semua dokter yang akan membantunya?"
"Hmm, tapi ada satu dokter yang tahan dengannya."
"Benarkah?"
"Hmm, bahkan tidak perduli dengan jaemin yang mengusirnya."
"Aku salut dengannya "
"Hyung benar, aku juga sama. Dan yang lebih mengejutkan dia adalah anak dari sahabat mommy dan Daddy."
"Aaa, baguslah kalau begitu, Hyung yakin mommy pasti punya maksud lain."
"Maksud Hyung?" Bingung jeno.
"Nanti kau juga akan tau, ayo kita segera pulang, aku sangat merindukan mommy dan ingin bertemu dengan jaemin."
"Aaa, oke."
Kembali lagi ke mansion keluarga Jung, lebih tepatnya kamar jaemin. Jaemin lantas langsung duduk begitu pula dengan renjun yang wajahnya sudah merona sekali.
"Kita latihan lagi, tadi itu sudah pencapaian yang bagus jaemin." Ucap renjun lalu diapun berdiri dan membantu jaemin berdiri dengan kakinya.
"Aku sudah tidak mau." Datar jaemin lalu diapun duduk di kursi rodanya.
"Aaa, baiklah. Tapi, itu sudah merupakan kemajuan yang sangat baik sekali. Bagaimana kalau kita latihannya di luar saja, agar kau bisa terkena udara segar?" Ucap renjun.
"Aku tidak berniat keluar." Ucap jaemin datar.
"Ayolah jaemin. Kau harus keluar, apa kau tidak bosan di kamar ini? Ayolah, sebentar saja. Lagian, aku masih harus berada di mansion ini hingga jam 21:00 nanti."
"Kalau begitu pulanglah." Ucap jaemin datar.
"Tidak akan. Ah, aku punya ide. Bagaimana jika kita melakukan suit saja yang kalah menuruti semua perkataan yang menang. Oke?" Ucap renjun tersenyum sedangkan jaemin hanya menatap dengan wajah datarnya.
"Saya tidak tertarik." Ucap jaemin datar.
"Ayolah, atau kalau begitu bayar aku saja 25 kali lipat, maka aku tidak akan datang kemari lagi " ketus renjun walaupun dia juga sangat takut kalau jaemin menyanggupinya.
"Baiklah, berikan nomor rekening mu segera." Ucap jaemin memegang ponselnya dan renjun langsung mengambil ponsel jaemin lalu melemparnya ke atas tempat tidur.
"Kenapa?" Datar jaemin.
"Jangan lakukan itu. Ayolah Jung Jaemin, aku tidak akan bisa masuk ke rumah sakit lagi jika tidak membuatmu sembuh dalam 6 bulan." Ucap renjun memohon.
"Apa maksudmu?"
"Aku ini dokter bedah jaemin-ssi. Aku terkena hukuman dan aku harus menjadi seperti sekarang ini. Jadi, tolong bantu aku. Hmm?" Ucap renjun dengan sedikit agyeo. Tapi, jaemin tidak merubah wajahnya sama sekali.
"Jaemin, aku mohon." Ucap renjun sembari menangkupkan kedua tangannya. Jaemin hanya membuang nafas beratnya lalu diapun menganggukkan kepalanya.
"Yeayy makasih jaemin." Senang Renjun bahkan sampai memeluk jaemin yang duduk di kursi rodanya. Jaemin cukup terkejut tapi dia berhasil tetap menjaga ekspresi wajahnya itu.
"Aaa, mianhe " Ucap renjun yang sadar dengan apa yang dia lakukan dan diapun langsung tersenyum canggung.
At. Hospital.
Haechan hanya merenggut saja di kantin rumah sakit itu, karena tidak ada renjun mulai hari ini. Benar-benar membuatnya sangat malas sekali. Bahkan untuk mengecek pasien.
Hingga Yangyang mendekat pada sahabatnya itu.
"Ada apa dengan wajahmu?"
"Aku merasa aneh karena renjun tidak disini. Lagian kenapa bunda Doy malah menghukumnya? Pasien itu selamat bukan kemarin." Kesal Haechan.
"Kau tau lah bundaku seperti apa Haechan." Ucap Yangyang.
"Karena bundamu aku jadi tidak bersemangat." Ucap Haechan.
"Jangan begitu Haechan. Lagian kita masih bisa bertemu renjun dia akhir pekan bukan? Ini bukan berarti renjun akan menikah dan pergi jauh dari kita." Ucap Yangyang.
"Kau benar juga." Ucap Haechan mengangguk tanda setuju.
🔄🔄🔄
![](https://img.wattpad.com/cover/316141511-288-k827927.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakamoto To Be Jung (jaemren)
FanficNakamoto Renjun seorang dokter yang terpaksa harus menikah dengan seorang anak konglomerat bernama Jung Jaemin, yang memiliki kekurangan yaitu kelumpuhan pada kakinya karena kecelakaan 5 tahun yang lalu. akankah renjun berhasil membatu jaemin berjal...