19

1.6K 211 9
                                    

Keduanya telah pulang dan kembali ke rumah masing-masing, jaemin hanya diam saat taeyong bertanya perihal renjun, dia memilih memasuki kamarnya dengan lift. Sedangkan renjun yang baru saja sampai langsung ditatap oleh adiknya.

"Kakimu kenapa di perban Gege?"

"Aku tidak sengaja terjatuh saat di han-gang, tapi aku baik-baik saja, hanya pincang sedikit saja."

"Bagaimana bisa Gege? Bukannya Gege selalu berhati-hati?" Ucap ningning bingung.

"Gege hanya sedang tak beruntung saja." Ucqp renjun yang terpaksa berbohong.

Disaat bersamaan, yuwin, chanbaek, kinjo dan Raiden sampai lalu merekapun langsung melihat renjun dengan kaki di perban, kalau sampai kedua kakak renjun tahu pasti lebih hebo lagi, bersyukur mereka sedang bekerja.

"Apa yang terjadi injunie? Kenapa kakimu?" Cemas winwin pada anaknya itu.

"Injunie hanya kurang hati-hati ma." Ucap renjun.

"Hoshi? Apa perlu otusan mengatakan pada Doyoung agar kau libur dan tak perlu membantu jaemin dulu?"

"Jangan otusan. Aku tak mau hukumanku bertambah lama. Lagian jaemin sudah lebih baik, dia bisa berdiri aku yakin dia bisa sembuh. Lagian ini hanya luka kecil." Ucap renjun tersenyum..

"Injunie? Bagaimana tanggapanmu soal perjodohan nak?" Ucap Baekhyun.

"Perjodohan? Kenapa nai nai tiba-tiba bertanya soal itu?" Bingung ningning.

"Nai nai berencana menjodohkan renjun ge ya?" Curiga shotaro.

"Nai nai?"

"Hoshi, kami memang berniat menjodohkanmu. Ini sebagai penerus wasiat keluarga." Ucap yuta memulai pembicaraan.

"Kenapa harus renjun ge otusan? Kenapa tidak Lucas ge atau dejun ge saja. Mereka lebih tua." Ucap shotaro

"Iya, aku setuju dengan shotaro ge." Ucap ningning.

"Karena ini perjanjian saat renjun terlahir shotaro, ningning. Dan kami setuju."Ucap Raiden.

"Siapa yang akan dijodohkan denganku?" Ucap renjun menatap chanbaek, yuwin, Raiden dan kinjo secara bergantian.

"Apa kau akan menerima semua ini?" Ucap yuta.

"Ya, aku akan melakukannya. Apa aku bisa tahu siapa?" Ucap renjun.

"Jung Jaemin." Ucap Chanyeol. Renjun sedikit kaget lalu diapun melihat yuta dan winwin yang menganggukkan kepalanya.

"Itu benar nak, mereka meminta kalian menikah lebih cepat. Apa kau bersedia?"

"Apa setelah menikah aku akan tinggal disana otusan? Mama?"

"Hmm, karena kau harus mengikuti suamimu nak. Tapi, kalian bisa tinggal sendiri jika jaemin sudah sembuh dan visa berjalan lagi. Setidaknya kalau kalian tinggal disana kami tak akan cemas nak." Ucap yuta.

"Aku bisa saja menerima tapi bagaimana dengan jaemin? Kami hanya sebatas dokter dan pasien."

"Intinya kau menerima renjun, kau tahu ini mungkin yang terbaik bagi kamu."

"Baiklah, aku akan menerimanya. Tapi, tolong jangan campuri urusanku dan jaemin kedepannya. Apapun yang terjadi diantara kami."

"Pasti sayang." Ucap winwin tersenyum lalu diapun mengelus kepala anaknya yang tidak lama lagi pasti akan menikah sesegera mungkin.










Kembali lagi ke mansion utama keluarga Jung, jaemin berada di dalam kamarnya dan rak lama diapun melihat pintu kamarnya terbuka dan memperlihatkan kakak sulungnya.

"Bagaimana kejutannya jaemin? Kau ternyata masih hidup ya?" Jaemin hanya berwajah datar.

"Lain kali jangan melakukan itu dengan membahayakan orang lain Hyung, ini urusanmu dan aku.jangan pernah menyentuh siapapun."

"Kenapa? Kau menyukainya bukan? Apa perlu aku membuatnya menderita?"

"Aku peringatkan padamu Hyung, jangan pernah bawa orang lain dalam masalah ini. Sampai kau melakukannya aku tak akan tinggal diam." Datar jaemin.

"Aku sangat takut kalau begitu, tapi ingat ini Jung Jaemin. Bagaimanapun caranya kau harus menolak apapun permintaan Kakek apalagi jika itu mengenai perusahaan karena kau tak pantas. Kau hanya pria lumpuh yang bahkan di selingkuhi kekasihnya." Ucap Mark dan jaemin hanya diam saja lalu markpun pergi dengan tertawa mengejek. Setelah kepergian Mark, jaemin mengepalkan tangannya menahan amarahnya saat ini.

Ting!

Jay.

Presdir Na, semuanya memang ulah Mark Jung, dan saya sudah menangkap orang yang bekerja sama dengannya. Kau ingin bagaimana?

Tetap sekap dia. Saat waktunya tiba saya sendiri yang akan memberikan pelajaran padanya. Kau mengerti?

Baik Presdir.

Jangan biarkan dia mati, karena dia adalah bukti akurat.

Baik Presdir.

Jaemin menyimpan ponselnya dan tak lama diapun mendengar ketukan pintu kamarnya dan diapun langsung membuka pintu kamar itu, dia dapat melihat jaeyong, yunho-changmin dan Jaejoong didepan kamarnya.

"Bisa kami masuk jaem?" Ucap taeyong dan jaemin hanya menganggukkan kepalanya lalu mereka berlima masuk kedalam kamar jaemin tak lupa menutup pintu kamar itu. Jaemin hanya menatap datar kelimanya tanpa ada niatan untuk bertanya soal apapun itu.

"Jaemin, halbojie dan halmonie dulu telah membuat perjanjian saat kelahiranmu dan jeno. Perjanjian dengan sahabat kami, kinjo, Raiden, Chanyeol dan Baekhyun. Kalau salah satu cucu kembar kami akan dijodohkan dengan salah satu cucunya. Dan saat umurmu juga jeno sekitar 8 bulan, kami mempertemukan kalian dan kami meletakkan salah satu cucu mereka, renjun di tengah-tengah lalu meletakkan jeno di kiri dan kau di kanan, kami memberikan jarak 2 meter dan yang merangkak kearah renjun adalah kau. Kau bahkan memegang tangannya dulu, ini fotonya." Ucap Yunho lalu Changmin memberikan foto itu pada jaemin.

Jaemin melihat datar foto itu lalu menatap dengan tatapan datar pada semuanya.

"Kami sepakat menjodohkanmu dengan renjun. Pernikahan harus dilakukan seceparnya karena memang sudah masuk waktunya, bahkan sudah sangat telat. Kami terpaksa menahan semua ini karena kau terpukul setelah kecelakaan yang membuatmu seperti sekarang ini. Juga patah hati yang kau rasakan. Jadi, sekarang kau juga sudah mulai terbuka kembali bukan? Kau mau ya menerima pernikahan ini." Ucap Jaejoong.

"Jaemin, renjun anak yang baik. Kau mau ya nak, biarkan dia menjadi istrimu dan menantu keluarga ini." Ucap taeyong menatap anaknya itu. Jaemin hanya diam saja. Jika dia menerima maka dia akan membuat renjun berada dalam bahaya dia tak mungkin melakukan itu.

"Jaem?" Ucap jaehyun menatap anaknya itu.

"Berikan aku waktu." Datarnya.

"Baiklah, setidaknya kau tidak langsung menolaknya nak. Kalau begitu kau istirahatlah." Ucap taeyong lalu mereka berlima keluar, dan jaeminpun melihat foto itu, dia dapat melihat dua bayi polos yang sangat bahagia saat itu bahkan senyumnya sangat lebar begitu pula dengan senyum sih kecil renjun yang terlihat jauh lebih menggemaskan saat itu.

"Apa aku harus menerima atau menolakmu? Aku tak mau kau berada dalam bahaya jika bersama denganku, dan aku tidak bodoh untuk menyadari kalau debaran di jantungku adalah karena aku jatuh cinta padamu." Monolognya.
































🔄🔄🔄

Nakamoto To Be Jung (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang