14

1.8K 269 16
                                    

Renjun kembali dengan membawa nampan itu dan diapun langsung memberikan makan siang pada jaemin tanpa mengatakan apapun karena dia masih sangat malu dengan sikap agresif nya itu. Sedangkan jaemin hanya menatapnya.

"Kenapa?" Datar renjun dan jaemin hanya diam saja lalu diapun langsung makan makanannya sendiri, begitu pula dengan jaemin. Bahkan jaemin berusaha mengontrol detakan jantungnya yang sangat kencang dan tak normal pada renjun. Apalagi dia masih terbayang kecupan mendadak dari renjun tadi.

Sedangkan renjun hanya makan dengan jantung yang berdebar-debar dan tak bisa tenang, membuat wajahnya bahkan juga ikut memerah saat ini.

Drrtt....Drrtt....Drrtt....

Renjun lantas melihat ponselnya dimana tertera nama Yangyang.

"Iya Yangyang?"

"...."

"Operasi? Bukannya Haechan ada?"

"...."

"Ne?! Dia tak masuk?! Wae? Lagian ada dokter lain kok."

"..."

"Aku akan kesana."  Ucap renjun lalu diapun langsung meletakkan makan siangnya di atas meja dan menatap jaemin.

"Aku akan ke rumah sakit sebentar, karena aku ada operasi yang harus dilakukan saat ini." Ucap renjun lalu diapun langsung mengambil mantel dan tasnya. Tapi, dia lupa dengan ponselnya saat ini. Jaemin melihat ponsel itu tergeletak di meja dan diapun mendekat dengan kursi rodanya lalu mengambil ponsel itu dan melihat layar ponsel yang merupakan foto sang pemilik.

"Memang sangat teledor." Monolog jaemin.

Ceklek.

Jaemin langsung memasukkan ponsel itu kedalam sakunya. Dan menatap datar kearah pintu kamarnya.

"Ada apa?" Datar jaemin melihat kakak sulungnya itu.

"Sebenarnya aku ingin memperingatkan mu jaemin. Kau tau bukan, aku bisa melakukan apapun, ingat kan bagaimana aku bisa membuat kekasihmu berpaling dan kau seperti ini, aku bahkan bisa membuat doktermu itu berada dalam bahaya." Jaemin mengepalkan tangannya.

"Jadi kau harus usahakan kalau Jung halbojie dan Lee halbojie menjadikanku pemegang saham perusahaan mereka. Karena bagaimanapun, aku pantas untuk itu dibandingkan kau yang seperti ini." Ucap mark lalu diapun menepuk bahu jaemin dan pergi dari kamar itu. Jaemin benar-benar menahan amarahnya bahkan tanpa sadar diapun berdiri dan berjalan dengan normal hingga dia menatap tak percaya dirinya sendiri.

"A—aku bisa berjalan?" Kagetnya tapi dia langsung kembali duduk di kursi roda untuk melihat dulu apa yang akan dilakukan oleh kakak sulungnya itu.










At. Kim hospital.

Renjun langsung berjalan bahkan setengah berlari untuk menuju ruangan operasi yang ada dilantai 3 rumah sakit itu.

Ting!

Renjun melihat Yangyang menunggu diluar.

"Akhirnya kau sampai njun. Ayo." Ucap Yangyang lalu masuk kedalam ruang operasi bersama dengan Yangyang dan merekapun mulai melakukan operasi yang panjang itu.

Setelah 4 jam berlalu, akhirnya renjun dan Yangyang bisa tenang dan berada di kantin rumah sakit.

"Kenapa Haechan tak masuk?"

"Dia sedang sakit katanya."

"Ntah sakit ntah hanya alasannya saja."

"Kau cukup Taulah dia seperti apa, tapi bagaimana rasanya mengurus pasien Jung jaemin itu?"

"Memangnya apa yang bisa aku katakan?"

"Bisa apa saja kan?"

"Dia sangat mirip dengan otusanku. Dan merawatnya adalah hal paling menyebalkan menurutku." Kesal renjun.

"Wah."

"Apanya yang wah?" Ucap renjun menatap Yangyang.

"Karena setidaknya sekarang kau mengeluh soal pasienmu. Berarti dia berhasil mengganggumu."

"Maksudmu?"

"Apa kau jangan-jangan jatuh cinta padanya?"

"Tidak. Dan tak akan mungkin. Masih ada yang lebih baik juga."

"Iya juga sih. Tapi, siapa tau saja kan. Kau tak akan balik lagi?"

"Tunggu sebentar lagi saja. Ngapain juga cepat-cepat. Jam juga masih jam 18:00kst. Aku akan kembali setelah makan malam. Lalu mengecek keadaannya dan pulang."

"Aaa, kau benar juga. Kita akan makan malam apa?"

"Apa saja yang bisa dimakan." Ucap renjun.

"Baiklah, aku akan mentraktirmu." Ucao Yangyang lalu diapun memesankan makanan untuk mereka berdua. Sedangkan renjun hanya menunggu dalam diam dan menyentuh saku jas dokternya lalu diapun tak menemukan ponselnya hingga dia teringat dan menepuk jidatnya.

"Dasar teledor. Bagaimana mungkin kau meninggalkan ponselmu di kamarnya." Monolog renjun pada dirinya sendiri.







Kembali lagi ke mansion utama Jung, atau lebih tepatnya kamar jaemin.  Jaemin terlihat sedang melihat langit di balkon untuk pertama kalinya setelah 5 tahun.

Drrtt...Drrtt...Drrtt..

Jaemin mengeluarkan ponsel renjun di sakunya dan melihat nama yang tertera di ponsel itu. Lalu diapun mengangkatnya, tanpa bicara apapun.

"Ini bukan renjun. Ponselnya tertinggal."

"..."

Jaemin langsung mematikan ponsel itu dan diapun kembali melihat langit dan menutup matanya. Tapi saat matanya tertutup bayangan renjun muncul begitu saja hingga dia membuka matanya kembali.

"Aku rasa aku memang jatuh cinta padanya." Monolog jaemin juga memegang dada sebelah kirinya dimana debaran jantungnya sangat kuat sekali.






























🔄🔄🔄

Nakamoto To Be Jung (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang