Pria itu menoleh ke arah mandor, lalu berkata. "Anak ini sangat menarik, bisakah kamu menjual budak ini padaku?".
Mandor itu tertegun sejenak, sambil berkata. "Tuan, ini hanya budak kecil, tidak ada gunanya menghabiskan uang, saya bisa memberikannya langsung pada anda".
"Saya tidak suka memiliki hutang budi". Pria itu menjawab dengan santai. "Berapa harganya?".
Mandor itu berkata dengan wajah yang pahit. " sepuluh ribu mora".
Pria itu mengangguk dan berkata. "Ayo berjalan ke luar". Lalu pria itu menatap petugas di belakangnya. "Bawa anak kecil itu ke dalam kereta".
Setelah 3 jam berjalan keluar dari area pertambangan, mereka hampir tiba di daerah pinggiran Chasm. Pria itu mengamati sekelilingnya dan menemukan kereta. Sementara Zhongli sendiri masih gugup karna dia baru saja dijual, jadi dia mencoba menghilangkan hawa keberadaannya.
"Jangan gugup". ucap pria itu dengan nada pelan. "Ikut aku masuk ke dalam, mari kita bicara".
Zhongli menuruti perkataan pria itu lalu ikut masuk ke dalam kereta. Interior dalam kereta sangat mewah. Ada kerpet lembut berwarna merah di dalam di tambah hiasan ornamen juga bantalan kursi yang empuk. Melihatnya membuat Zhongli merasa nyaman. Hanya saja interior ini tidak sesuai dengan dirinya yang kotor.
Zhongli memilih duduk berhadapan dengan pria itu. Mereka saling bertatapan. Namun Zhongli mencoba mengabaikan pria itu dengan duduk di dekat pintu kereta dan menatap ke langit diluar jendela.
"Postur dudukmu... Kamu selalu melihat kearah luar menatap langit, apa kamu ingin melarikan diri?".
Zhongli terdiam, lalu mengangguk.
"Kenapa?". Pria itu bertanya sambil tersenyum. "Kamu harus tau.... Kamu tidak akan bisa bertahan hidup diluar selama 3 hari jika kamu melarikan diri".
Zhongli terdiam dan menurunkan matanya, dia tidak menjawab.
"Ingin bebas?". Pria itu menurunkan tangannya lalu mengetuk meja dengan jarinya. "sayangnya kabar buruknya kontrak indentitas anda sekarang berada di bawah nama saya".
Melihat ekspresi kusut Zhongli membuat pria itu tersenyum.
"Ada kabar buruk lagi, aku tidak butuh pelayan atau seorang pelayan semacam bawahan, apa yang bisa kamu lakukan untukku?".
Zhongli masih terdiam.
"Ini benar-benar menarik..... Sepertinya kamu mengatakan dengan jijik padaku dihatimu, mengapa kamu tidak mengatakan apapun sekarang? Bicaralah dengan keras biarkan aku mendengarnya ini perintah".
"Itu akan menghinamu Tuan". Zhongli menundukan kepalanya dan berkata dengan tenang. Matanya menatap ke arah karpet merah dibawah. "Saya tidak memiliki apa-apa ditubuh saya, mungkin hanya emosi dan perasaan yang layak saya berikan pada anda".
"Kalau itu kesetiaan... Aku bisa mendedikasikannya untukmu, hanya kesetiaanku". Zhongli menatap pria depannya. " Apakah kamu membutuhkannya Tuan?".
"Emosi dan perasaan?, aku tidak membutuhkan hal seperti itu". Pria itu tersenyum menghina. " Emosi manusia.... tidak berharga".
Zhongli merasa tegang.
Pria itu tersenyum ringan. "Tapi caramu terlihat kotor, mengingatkanku pada Barbara yang bermain di tumpukan salju dan lumpur".
Pria itu mengambil kue mini tart itu dengan tangannya lalu mengarahkannya ke mulutnya. " Ayo buka mulutmu".
Zhongli terdiam sesaat lalu membuka mulutnya, dia menerima suapan itu dan mengunyahnya. Manis. Kue yang diberikan pria itu sangat manis dan meleleh dimulutnya.
"ini sangat pintar". Puji pria itu. " Aku membutuhkan hewan peliharaan yang pintar". Setelah menyuapi Zhongli pria itu menarik tangannya lalu menyekanya dengan sapu tangan.
Pria itu mengeraskan suaranya laku berkata pada kusir. "Pergi ke Luili Pavilion School".
Lalu pria itu menatap Zhongli.
"Childe" ucapnya dengan lembut. "Namamu Zhongli benar?, mulai hari ini aku akan memberikan hak istimewa padamu untuk menjadi hewan peliharaan saya".Astaga aku menjadi hewan peliharaan seorang boss besar. Apakah dunia dalam novel ini juga suka memelihara seorang anak sebagai peliharaan?. batin Zhongli.
Childe kembali berkata. "Identitasmu masih sama dengan Barbara, jadi jangan mengharapkan hal lain". Setelah
Zhongli terdiam.
Ketika mereka turun dari kereta matahari sudah berada di tengah. Dan kusir berkata dengan hormat. " Tuan, Luili Pavilion School ada disini".
Sekolah Luili pavilion memiliki tiga vila dan lima lantai yang indah. Pendiri sekolah itu adalah Tun Lu dan segel namanya tercetak jelas di pingiran gerbang dekat pintu masuk.
Childe menggandeng tangan Zhongli dan membawanya masuk ke sebuah vila dengan dekorasi putih abu-abu di atapnya.
Di halaman rumput di kedua sisi dipangkas sedemikian rupa dan menjadi hiasan di sepanjang jalan. Dihalaman yang luas itu ada air mancur ditengahnya, lalu beberapa anak-anak berlarian dan bermain bola dengan senyuman diwajah mereka.
Melihat pakaian kotornya, Zhongli merasa dia berada di tempat yang salah. Namun dia segera menggelengkan kepala kecilnya. Sementara Childe yang memperhatikan ekspresi halus Zhongli, membuat dirinya ingin tertawa, anak ini sangat lucu, pikirnya.
Childe membawa Zhongli hingga ke pintu di villa. Baru saja mereka sampai pintu villa itu terbuka otomatis. Kemudian ada beberapa suara masuk ke pendengaran Zhongli. "Selamat siang, Tuan Childe warga kekaisaran kelas 3". Pelayan itu tersenyum dan menunduk dengan hormat.
" Siapa yang ingin anda cari Tuan?".
Childe hanya tersenyum tipis lalu mendorong tangan Zhongli kecil kedepan. Para pelayan yang melihat kehadiran Zhongli kecil langsung mengangguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/319123903-288-k260238.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[My Pet is a God]
FanfictionZhongli menemukan sebuah novel berjudul Genshin Gods story. di novel itu diceritakan tentang perjalanan Aether mencari kembarannya hingga menemui berbagai konflik bahkan dihadapkan pada War para Dewa dengan Celestia. yang mengejutkan Zhongli adalah...