Sebuah tubuh menghantam lantai berkarpet dengan bunyi gedebuk yang lembut dan teredam, matanya berkabut seperti mata ikan mati. Mayat lain yang mengalami nasib serupa berserakan di ruangan mewah itu. Satu-satunya orang yang hidup di ruangan itu adalah seorang pria berambut hitam cantik, dan temannya yang berambut biru. Pria dengan rambut hitam pekat terlihat mengenakan kacamata berdiri di tengah ruangan dengan punggung menghadap temannya yang mengenakan kostum seorang dokter sambil memainkan cairan dalam tabung di tangan nya.
"Dottore, untuk keseribu kalinya, berhentilah mengikutiku kemana-mana saat aku sedang melakukan pekerjaanku." Pantalone berkata dengan suaranya yang monoton, tapi siapa pun yang mengenalnya lebih baik akan menyadari nada jengkel dalam suaranya yang datar.
"Tapi aku bosan~~," jawab pria itu dengan suara nyanyiannya yang seram. "Lagipula, aku tidak pernah bosan melihatmu beraksi."
“Jika kamu bosan, sebaiknya kamu pergi ke Kota Liyue.” Pantalone berkata datar, tidak mau repot-repot menyapanya dengan benar.
“Kehidupan metropolitan tidak menarik minat saya.” Dottore cemberut tidak puas.
“Saya tidak sedang berbicara tentang kota.” Pantalone menjelaskan. “Sesuatu yang menarik sedang terjadi di sana.”
"Dan bagaimana kamu tahu?"
Pantalone berputar perlahan dan anggun, untuk pertama kalinya menatap lurus ke mata Dottore dengan matanya yang sedalam lubang hitam. Namun, ada cahaya pengertian di mata yang tampaknya mati itu.
"Aku hanya tahu ."
Dari cara Pantalone menyampaikan kata-katanya, Dottore kemudian mengetahui bahwa kata-katanya lebih dari dapat dipercaya. Dalam beberapa jam berikutnya, Dottore sudah menaiki kereta menuju kota metropolitan Liyue.
...
Kereta yang dinaiki Childe dan Zhongli punya akhirnya tiba di Liuili pavilion school. Nyonya Adeline menyambut mereka begitu tiba di gerbang sekolah. Childe hanya mengangguk malu mengantar Zhongli masuk ke dalam. Sementara dia sendiri akan berbicara dengan Adeline.
Sebelum berpisah Childe berpesan agar Zhongli duduk manis di kamar nya. Setelah dirasa cukup Childe pun meninggalkan Zhongli dan berjalan menuju ruangan Nyonya Adeline.
Di kantor nya Childe mengatakan niat nya. Dia ingin agar Zhongli tinggal di Liuili dengan aman dan jauh dari jangkauan knight ataupun gereja. Adeline memahami maksud Childe dan mengatakan dia akan melakukan yang berbaik untuk menjaga Zhongli namun dia tidak bisa menjamin tentang keberadaan Pantalone atau pun Dottore.
Childe yang Mendengar hal itu mengerutkan kening. Dia tau kedua orang itu pasti akan membuat masalah. Childe berkata selama Zhongli tidak bertemu mereka dia akan melakukan apapun untuk mencegahnya.
Sementara itu di tempat Zhongli saat ini dia malah berada di sebuah taman. Dia tidak menuruti perkataan Earl Childe dengan duduk manis di kamar. Zhongli merasa itu sangat membosankan. Jadi disinilah dia di sebuah taman yang agak luas sedang mencoba melatih kemampuan barunya yakni mencoba mengendalikan elemen.
Saat ini di sebuah taman, saat ini terlihat sedang sepi karna sekarang sedang jam 7 malam. Jadi Zhongli bisa dengan puas berlatih kemampuan nya dalam mengendalikan kekuatan elemen. Sebelumnya dia bisa beresonasi dengan elemen cahaya jadi Zhongli tertarik ingin mencoba nya kembali.
Saat mencoba membayangkan kekuatan cahaya, Zhongli merasakan perasaan ilahi dan segera jejak Cahaya muncul di telapak tangan nya. Zhongli segera tersenyum begitu melihat nya. Sepertinya dia memang bisa terhubung dengan warisan cahaya.
Sebelumnya Zhongli juga merasa dia bisa merasakan energi alam jadi dengan cerdik Zhongli menutup mata dan membayangkan kekuatan alam di tangan nya. Begitu Zhongli membuka mata dia melihat jejak elemen kehijauan di tangan nya. Dan sebuah pola elemen dendro muncul. Zhongli terkesima dan lagi-lagi senyuman terukir di bibirnya.
Puas dengan keberhasilan nya memunculkan dua elemen kali ini Zhongli fokus dan membayangkan elemen lain. Sejak pertama kali berhasil menanggapi elemen cahaya Zhongli merasa bahwa bukan elemen cahaya yang dia kuasai melainkan geo. Ini murni firasat miliknya. Dia merasa elemen geolah yang dia kuasai.
Jadi dengan perlahan Zhongli meniadakan elemen alam dan bersungguh-sungguh mencoba mengeluarkan elemen geo. Zhongli kembali menutup mata dan membayangkan bebatuan dan logam mineral muncul ditangan nya.
Yang tidak Disadari Zhongli adalah ketika dia fokus membayangkan elemen geo sekelompok treasure horder nampak mencoba mengepung nya. Mereka terlihat bersembunyi dalam kegelapan dan mencoba untuk menculik bocah ajaib itu. Hanya tinggal menunggu waktu sampai Zhongli tertangkap karna kurang perhatiannya pada sekitarnya.
...
Xiao tidak yakin kemana tujuan dia. Tepatnya, dia tidak secara sadar memikirkan ke mana harus pergi, tapi secara tidak sadar dia telah mendeteksi elemen geo yang sangat familiar di dekatnya. Dia berasumsi karena Venti memberitahunya bahwa dewa nya saat ini bersama Childe, itu berarti dia akan menemukan dewa nya jika dia menemukan Childe. Dan Childe berada di suatu tempat di balik pepohonan itu.
Sambil terus berlari, Xiao mengerutkan kening saat memikirkan Childe dan dewa nya.
...
Karna kurang waspada Zhongli terluka akibat serangan panah. Zhongli bingung mengapa sindikat treasure horder berada di taman Liuili pavilion school yang dijaga ketat. Tapi bukan itu masalah nya saat ini yang perlu dia perhatikan adalah bagaimana bisa melarikan diri dan melaporkan treasure horder ini pada Nyonya Adeline. Yang terbaik dia bisa meminta pertolongan pada tuan nya Childe.
Sejujurnya, dari segi kekuatan, Zhongli sebenarnya jauh lebih lemah dibandingkan Sekelompok treasure horder dan Zhongli sangat menyadari hal itu.
Saat Zhongli mulai dengan serius memikirkan gagasan untuk bertarung atau melarikan diri, dan saat treasure horder hendak melancarkan serangan skala penuh terhadap Zhongli, semak-semak bergetar tanpa henti dan tak lama kemudian pihak ketiga menemukan medan perang mereka.
Kedua pihak segera dan dengan suara bulat mengarahkan perhatian mereka pada si penyusup. Betapa terkejutnya Zhongli mengenali pihak ketiga itu dalam sekejap. Matanya sedikit melebar. Untungnya treasure horder sedang sibuk mempertimbangkan situasi saat ini, kalau tidak, Zhongli akan lengah karna masih memanipulasi elemen geo di tangan nya dan itu bisa mengorbankan nyawanya.
Pihak ketiga—yang tidak lain muncul adalah seorang adeptus muda Xiao. Dia mengira akan melihat dewa nya di sana karna dia merasakan elemen geo disini. Dengan senjata terangkat milik treasure horder, dan posisi bertahan anak itu dia bisa menebak dalam sekejap bahwa mereka sedang bertarung disini. Yang mengejutkan nya adalah dia melihat di salah satu tangan anak itu ada luka.
Melihat anak itu terluka insting Xiao menjadi tajam dan rasa ingin melindungi meningkat. "Ternyata kamu adalah dewa ku. My Lord tolong izinkan aku melindungi dan menghancurkan semua musuh itu untukmu".
Zhongli terkejut Mendengar perkataan Xiao dan dengan eskpresi tidak percaya dia berkata "Tidak, Tunggu dulu!, Xiao kamu salah paham aku bukan dewa mu!".
Terlambat. Xiao sudah menukik ke arah treasure horder di depan nya. Spear hijau diacungkan seperti pisau daging yang siap mencabik-cabik musuhnya. Baik treasure horder maupun Zhongli tidak mengantisipasi perubahan drastis yang akan dilakukan Xiao.
KAMU SEDANG MEMBACA
[My Pet is a God]
Fiksi PenggemarZhongli menemukan sebuah novel berjudul Genshin Gods story. di novel itu diceritakan tentang perjalanan Aether mencari kembarannya hingga menemui berbagai konflik bahkan dihadapkan pada War para Dewa dengan Celestia. yang mengejutkan Zhongli adalah...