"Maaf atas kekasaran kami tuan...". Ucap Mocco dan Hillie bersamaan. Zhongli mendengar perkataan itu segera mengangkat wajahnya. " Um, ya".
Mocco semakin takut Zhongli alias tuan barunya itu semakin kecewa jadi dengan tulus dia mencoba menarik Hillie dan memperlakukan Zhongli lebih halus.
"Tuan, Kami akan mengantar mu ke kelas mohon ikuti kami".
" Ya"
Zhongli mengerti lalu bangkit dari sofa dan berjalan mengikuti kedua pelayan itu. Mereka keluar dari kamar dan berjalan lurus menelusuri koridor.
Ketika Zhongli akan memasuki pintu kelas dia melihat beberapa anak kecil mencoba menyapanya.
"Pagi yang indah namun keindahan ini tidak sebanding denganmu rekan, maafkan kekasaranku karna menghentikanmu dari memasuki pintu ini, sebelumnya saya ingin tau, bisakah rekan ini memberikan namanya?".
"Ah, um selamat pagi, tidak masalah. Nama saya Zhongli... Maaf tuan saya sedang terburu-buru". Dengan sedikit hormat Zhongli mencoba menundukan kepala lalu melewati barisan orang yang berdiri di depannya tadi.
Dengan cepat Zhongli membuka pintu lalu masuk ke dalamnya, dia tidak sadar bahwa dia menyebabkan orang yang menyapanya tadi kebingungan.
"Huh, cara berbicara seperti apa itu?". Ucap seorang anak.
"Kedengarannya seperti aksen orang luar".
" Sepertinya kita kedatangan trman sekelas baru yang tidak diajari tata krama".
"Sungguh tidak sopan. ya kan, Ruu".
Ruu yang dimaksud hanya memandangi pintu yang kini tertutup setelah dimasuki Zhongli.
" Ruu!".
"Uh ya? Maaf temanku, fikiranku sedang mengambang entah kemana".
" Huft diriku mencoba memanggilmu namun kamu sepertinya tertarik pada teman baru itu".
"Ya dia terlihat seperi orang yang baik dan tulus".
" Astaga, apakah kamu yakin Ruu? Dengarkan aku wahai temanku kudengar anak itu bernama Zhongli dan dia dibawa oleh Earl Childe dan tinggal di lantai 3 untuk alasan yang tidak diketahui, bagaimana jika anak itu ternyata mengidap penyakit tertentu? Lihat aja kulit pucatnya itu dan betapa kurusnya dirinya".
Ruu mencoba berpikir lalu berkata. "Tapi temanku, bagaimana jika dia hanya memiliki sakit yang menyebabkan kulitnya pucat? Sungguh auranya tidak sembrono dan tindakannya barusan dia cukup lembut, mungkin dia memang belum diajari tata krama jadi jangan menilainya dengan remeh lagi".
" Ruu... Kamu membela anak itu... Apakah kita ini teman?".
"Maafkan kekasaranku temanku, dan kamu adalah temanku jangan bersedih biar bagaimanapun aku akam tetap membelamu jadi jangan berburuk sangka".
" Hmm baiklah saya mengerti kalau begitu sebaiknya kita juga masuk kelas Ruu jika tidak Tuan Swan akan marah".
"Baiklah".
Seperti yang diisyaratkan Mocco dan Hillie bangsawan itu elegan dan penuh rasa hormat. Tindakan mereka terukur dan mengandung kehalusan. Tata krama sudah terukir ke dalam tulang mereka semua yang dilakukan harus sesuai aturan dan dengan hormat. Biasanya jika sesdorang membuat kesalahan pelayan hanya akan mengingatkan dengan senyuman dan kode. Dan bangsawan akan menempatkan diri mereka kembali agar lebih baik.
Tapi sepertinya ini sulit dilakukan untuk anak seperti Zhongli. Dia hanyalah pemuda yang hidup di dunia Modern. Dia tidak pernah tau apa itu etiket bangsawan. Dia hanya tau table manner itupun sebatas dari dalam film. Saat ini dia gugup jadi wajahnya tersenyum kaku dan dia duduk layaknya robot.
Namun Zhongli mencoba menenangkan dirinya dan mencoba rileks. Jadi dia mencoba duduk biasa dan mengangkat cangkir dengan pelan. Meski di mata Tuan Swan pungungnya tidak luris dan jari kelingking nya tidak diangkat.
Tapi Swan mencoba memahaminya. Sebelumnya dia hampir saja akam marah namun amarah itu dia tahan lantaran melihat sesuatu mengilaukan dari telinganya. Itu adalah Blessing pendant. Konon satu-satu anting Archon yang tersedia di Teyvat. Memikirkan status Zhongli membuat Swan takut. Sepertinya anak ini dihargai Earl Childe.
Ruu kaget dia bertemu kembali dengan Zhongli. Kali ini dia melihat Zhongli makan dengan kikuk hidangan di depannya. Ruu tersenyum kecil mencoba menyapanya dan Zhongli menangkap isyaratnya lalu tersenyum balik dengan lembut. Lalu memototong steak di piringnya dan mengigitnya dalam satu suapan.
Ruu menatap Zhongli dalam diam. Dia pikir Zhongli adalah orang yang unik. Dia jelas memiliki sisi anggun namun etiketnya sangat buruk. Mungkin aksen dan cara bicaranya membuatnya dibenci namun melihat bagaimana dia tersenyum sopan dan tidak memiliki jejak kesombongan atau ironi membuat bangsawan lain tidak bisa membencinya terang-terangan. Ya dia memang unik.
Selain itu Ruu menyadari satu hal ada anting di telinganya. Ruu sudah diajari sebelumnya bahwa di dunia ini ada salah satu benda yang tidak,ternilai dan tidak,akan bisa kamu beli berapapun mahalnya. Itu adalah Blessing pendant jumlahnya ada 7 namun 5 lainnya menghilang dan satu hancur. Jadi tersisa satu buah dan itu dimiliki Earl Childe. Siapapun yang mengenakan atau memiliki anting ini bukan orang sembarangan yang bisa bangsawan singgung.
Ruu mengangguk dan dia berulang kali diberitahukan gambar anting itu, hanya saja siapa yang tau bahwa dia akan melihat anting itu kembali di telinga teman sekelasnya?.
Ketika duduk diruang makan, Zhongli sudah melihat beberapa teman sekelasnya. Dia baru saja tersenyum pada anak berambut hitam raven di depannya. Anak itu terlihat santai namun penuh rasa hormat.
Namun untuk teman lainnya... Mereka menatap zhongli sambil bertukat pandang pada teman disampingnya. Mereka menatap Zhongli dengan tatapan aneh. Namun Zhongli mencoba mengabaikan tatapan aneh dan rasa ingin tau mereka.
Kelas etiket dan makan pagi selesai. Kini mereka diberi waktu lima belas menit sebelum memasuki kelas musik.
Semua anak segera turun dari kursi dan menempati barisan kursi. Mereka memandang Zhongli dengan tatapan penasaran.
Salah satu anak berambut hitam mendekatinya dan bertanya. "Siapa namamu?, mengapa kamu memiliki Blessing pendant di telingamu? Apakah kamu adalah utusan penting?
"Zhongli". Dengan senyuman kembali berkata. " Nama kamu siapa?".
"Ruu Seirai".
"Ruu, ya... Soal Blessing apa yang kamu maksud itu anting yang kupakai?".
Ruu mengerutkan kening karna tidak terbiasa mendengar aksen bicara itu jadi dia membalas perkataan itu dengan mengangguk.
"Tuan Childe memberikannya padaku, jika kamu penasaran kamu bisa bertanya langsung pada Tuan Childe".
"Bertanya langsung?". Bingung Ruu.
"Ya".
"Ruu!, ayo kita harus pergi ke kelas".
Ruu mengangguk lalu melihat Zhongli dengan dingin. "Selamat tinggal Zhongli"
"Selamat tinggal". Zhongli tersenyum lembut".
KAMU SEDANG MEMBACA
[My Pet is a God]
أدب الهواةZhongli menemukan sebuah novel berjudul Genshin Gods story. di novel itu diceritakan tentang perjalanan Aether mencari kembarannya hingga menemui berbagai konflik bahkan dihadapkan pada War para Dewa dengan Celestia. yang mengejutkan Zhongli adalah...