Kaeya tersenyum miring kearah Childe. "Jika kamu menyerahkan anak itu kepada Gereja tidak hanya saya akan melakukan yang terbaik untuk memberkatinya, tapi juga membantunya beresonansi dengan Blessing pendant. Suatu hari anak itu akan mendambakan kekuatan iman di hatinya dan kamu tidak akan bisa menahannya disisimu".
"Earl Childe, Posesif adalah penyakit, kamu memanggilnya hewan peliharaan untuk memuaskan rasa kepemilikanmu, jika saja aku menemukan anak itu lebih dulu...".
Childe hanya tersenyum dingin menatap Kaeya, namun tatapan matanya sangat tajam seolah ingin membunuhnya. Dan Kaeya hanya bisa mengehentikan keinginan nya dan kini menatap ke arah Zhongli kecil.
"Sayang sekali saya tidak bisa membawa mu melayani disisi Tuhan, Zhongli. Suatu hari nanti, kita akan bertemu di Gereja Cahaya".
"Maaf Tuan Uskup.....". Zhongli tidak menjawab tapi menundukan kepalanya dan tersenyum. "Saya hanya bisa bertemu anda jika Tuan Childe mengijikannya".
Childe tersenyum dan mengelus kepada Zhongli. "anak baik".
Ekspresi Kaeya menjadi gelap. Dia mengerutkan kening dan menatap kearah Childe dengan ekspresi acuh tak acuh. "Semoga Dewa Cahaya selalu menerangi jalanmu".
Childe membalasnya dengan skeptis dan mengantar Kaeya ke pintu keluar. Tatapan Childe kini berpindah kearah sosok jauh di belakang Zhongli, itu adalah Beidou bersama Barbara.
Childe malah menarik tangan Zhongli dan membawanya dalam pelukannya lalu berkata. "Beidou, kamu harus membawa Barbara ke sekolah. masalah ijin tinggal dan uang tidak masalah hanya saja kamu harus berjanji padaku bahwa gadis kecil itu tidak akan menyebabkan masalah".
Ekspresi Beidou terkejut dan dia tersenyum. "Oke, Childe. Aku berjanji".
Puas mendengar jawabannya Childe dengan mudah berjalan keluar sambil membawa Zhongli di pelukannya dan dia berbisik lembut ditelinga bocah cantik itu "Zhongli kecil...".
Zhongli menatap wajah Childe dengan ekspresi bingung.
"Maukah kamu melihat sekolah Dawn winery.?". Childe memandangnya dan berkata. " jika kamu tertarik kamu bisa tinggal disana selama satu malam, saya tau anda suka berteman dengan banyak orang, dan saya tidak akan membatasi anda".
"Tuan....". Zhongli tersenyum cerah sambil menatapnya lembut. "Ya, saya mau melihatnya".
Satu jam kemudian suara hentakan kaki kuda dan roda kereta terdengar. Zhongli menjadi tertarik dan mencoba melihatnya, segera dia sadar begitu melihat lencana yang terukir di pintu kereta bahwa itu adalah kereta milik Sekolahnya yakni Liuli pavilion School.
Kereta itu jelas datang atas permintaan Earl Childe dan itu adalah kereta yang akan membawa Beidou dan Barbara. Barbara terlihat enggan dan mencoba menarik tangan Zhongli. Zhongli tersenyum lembut dan berusaha meyakinkannya.
Sedangkan kereta untuk Zhongli masih belum tiba karna terjebak tumpukan salju di jalan. Jadi Zhongli hanya bisa dengan patuh menunggu sambil memainkan pin maset permata birunya. Meskipun matanya menatap permata biru itu, pikiran Zhongli saat ini masih berkeliaran.
Tidak lama, Zhongli menyadari keretanya telah tiba dan dia ikut masuk ke dalam. Dia ditemani pelayannya yaitu Hillie yang menjelaskan pengaturannya selama tinggal di Dawn winery. Zhongli tidak keberatan malah dia berkata bahwa dia tidak ingin diperlakukan istimewa hanya karna dia seperti bangsawan. Dia ingin menikmati fasilitas sama seperti anak biasa. Hillier terkejut namun dia menahan ekspresinya dan diam-diam menghubungi nyonya Adeline untuk melaporkan beritanya.
"...oh?, dia bilang dia tidak membutuhkannya?". Childe menaikan sebelah alisnya.
"ya, Hillie melaporkannya, dia bilang karna Zhongli ingin merasakan bersekolah seperti anak biasa. Tapi kenapa kamu mengirimkannya kesana Tuan?".
Childe tersenyum kecil lalu menyandarkan tubuhnya diatas sofa. "Saya mau melihat.... bagaimana sikapnya setelah terbiasa makan pai madu kini harus makan roti hitam".
Adeline : "?".
Childe mengabaikan Adeline dan memejamkan mata. Saat ini sebuah sketsa tergambar di benaknya. Itu adalah gambaran Archon geo yang memerintah daratan Liyue. Childe tidak bisa melihat wajah Archon geo. dia hanya bisa melihat jubah putih dan untaian rambut di pungungnya. Apakah Archon geo sungguh peduli?.
Setelah tinggal selama lebih dari sebulan, Zhongli tidak membenci dirinya sendiri karna menjadi hewan peliharaan. Dia juga tidak merasa rendah diri pada bangsawan lainnya. Dia bahkan merasa kasihan pada nasib Barbara.
Jadi.... Childe ingin agar dia melihat bagaimana menghadapi Bangsawan yang memperlakukan orang rendahan disana. Apakah Zhongli akan memperlakukan rakyat jelata yang selalu di pandang rendah sama seperti dia menghadapi Barbara?.
Apakah Archon geo sungguh melihat manusia secara setara?.
....
"Berapa lama lagi kamu ingin melanjutkan ilusimu, Xiao".
Bahkan jika namanya dipanggil, Xiao tidak membalas melainkan terus menebas angin dengan topeng wajah dan spear miliknya. Jika diperhatikan saat ini Xiao lebih seperti menari diatas jurang.
Melihat Xiao mengungkapkan kesenangan dan keputusasan orang lain dengan cara berdansa, sesosok pria lain kemudian berkata dengan kejam. "Morax sudah mati".
"Enyahlah". Xiao menghunus spear miliknya dan menusuk sesosok pria di hadapannya tanpa ampun.
Sosok itu menghindar dengan cepat lalu muncul kembali tepat dibelakang Xiao. Sebuah spear pihak lain menusuk dan berhasil dihentikan Xiao, dengan ayunan ganas kedua spear itu bertabrakan dan
saling mendominasi satu sama lain.Mungkin karena topeng di wajah Xiao benar-benar menjengkelkan atau karna tindakan kekanakan Xiao, sosok pria itu terus memprovokasinya. "Xiao, kamu selalu seperti ini. Sosok itu mengibaskan spear nya dan memaksa Xiao terdorong ke belakang hingga jatuh ke dalam jurang. Sosok itu jelas sengaja melakukannya dan kini dia berada tepat dihadapannya. Dengan nada merendahkan bayangan itu berkata. "Sudah jelas bahwa Morax sudah mati, jadi apa yang kamu tunggu?".
Xiao terluka mendengar kata-kata dingin bayangan itu, dia menyembunyikan gerakannya untuk sementara, lalu hanya sekejap mata disaat berikutnya dia diam-diam mengangkat spearnya dan menusuk leher pria itu.
"Apakah kamu marah karna tidak bisa menerimanya?. Atau apakah kamu terlalu putus rasa karna gagal melindungi Dewa mu?".
KAMU SEDANG MEMBACA
[My Pet is a God]
FanfictionZhongli menemukan sebuah novel berjudul Genshin Gods story. di novel itu diceritakan tentang perjalanan Aether mencari kembarannya hingga menemui berbagai konflik bahkan dihadapkan pada War para Dewa dengan Celestia. yang mengejutkan Zhongli adalah...