dalam sekejap Adeline sudah datang dengan langkah tergesa-gesa kearah mereka. Zhongli sedikit membisu tatkala melihat ekspresi terkejut Adeline dihadapannya. Adeline tau dia selalu tau siapa sebenarnya pria ini, seketika wajahnya pucat lantaran dia mengenali pria dihadapannya. ini adalah Viscount Dainsleif!.
bagaimana bisa?. mengapa Viscount Dainsleif bisa mendapatkan luka berdarah di matanya.
Adeline bersama Zhongli sudah menunduk dan mencova memeriksa Dainsleaf meski Dainsleif mencoba mengusir mereka dengan tangannya dengan kejam. "Jangan sentuh, saat ini tubuhku dipenuhi Erosi. panggilkan pengguna Vision sekitar untuk mengangkat tubuhku".
Adeline mengangguk lalu dengan sopan berdiri dan menggeluarkan sesuatu dari balik saku roknya. sesuatu berwarna kehijuan terlihat memancar dari tangannya. Zhongli menyipitkan mata lalu mencoba mengamati benda apa itu. Zhongli melihat Adeline dengan mudahnya menaruh benda berwarna hijau itu ke telinganya.
"099 secepatnya strip 002. secepatnya pergi kesini, gerbang Liuli.
meski darah terus mengalir dimata Dainsleaf tidak sekalipun mendesis karna kesakitan. baginya luka semacam ini mungkin tidak ada apa-apanya. melihat darahnya saja sudah membuat Zhongli sedikit takut dan juga panik apa yang harus dia lakukan. bagaimana pun pria ini harus segera dirawat. Zhongli berharap bantuan akan segera tiba.
situasi sedikit kacau anehnya menarik perhatian orang lain. begitu Zhongli mencoba berbicara lagi pada Dainsleif suara ringan terdengar. "Apakah itu kamu yang membuat suara keras barusan?. tidakkah kamu tau bahwa kamu tidak bisa bersuara keras. itu sunggur kasar hm".
Zhongli menoleh kearah pria itu. dia menatapnya dengan heran. melihat pihak lain datang mendekatinya membuat Zhongli melunakkan ekspresinya. dengan lembut Zhongli berkata. "Maaf, saya lupa sebelumnya.... Juga saya pikir saya bisa memanggil bantuan".
"Nama saya Kaeya". dia lebih tinggih dari Adeline yang berdiri disamping Zhongli. saat dia berbicara, dia memberikan senyum ramah dan mengalihkan pandangan ke arah Pria yang terluka beberapa langkah di depannya. "Jangan takut, itu akan baik-baik saja, Adeline sudah memanggil bantuan dengan akasa".
Akasa?. benda yang digunakan Adeline itu Akasa?!. ah jadi akasa itu adalah alat komunikator.
Zhongli menjadi tenang. lalu dengan sopan dia meminta maaf pada Kaeya.
"Apa kamu seorang siswa Liuli pavilion yang baru?, mengapa aksen bicaramu tidak benar?".
"ya, saya baru masuk sekolah kemarin". Zhongli tersenyum.
"Apakah kamu Tuan Zhongli? anak yang dibawa Earl Childe?". Kaeya merespon dengan cepat.
"kamu mengenalku? ". Zhongli menatap Kaeya dengan rasa ingin tau.
namun Kaeya tidak menjawab melainkan hanya tersenyum. tatapannya berpindah kearah Dainsleif yang terlihat kesakitan. Kaeya dengan mudah mengambil salah satu tangan Dainsleif dan berjalan memapahnya. Dainsleif yang melihat siapa pria yang membawanya tidak mengatakan apapun.
Zhongli terpaksa mengubur semua pertanyaan di hatinya. meski dia penasaran mengapa pria bernama Kaeya bisa mengenalinya. dengan gelengan di kepala Zhongli menepis pikiran itu. yang terpenting pria bersurai kuning itu harus dibantu dulu.
Kaeya sudah mempah Dainsleif dan berjalan memasuki villa lainnya. Zhongli melihat mereka hanya melangkah sebanyak 5 kali lalu dua orang pria dewasa sudah datang menghampiri. dibawah instruksi kaeya kedua pria itu mengangguk lalu menggantikam Kaeya dan membawa bahu Dainsleaif dan memapahnya masuk ke dalam. dan kaeya terus mengikutinya dari belakang.
"Taun Zhongli..". ucap Adeline ringan. Zhongli segera membalikan badan dan menatapnya.
"ya, nyonya Adeline?".
"kamu seharusnya tidak berbicara atau dekat dengan pria tadi... itu adalah Tuan Kaeya". Adeline menatap mata Zhongli dengan serius. "kamu masih anak-anak, dan dia sudah dewasa, ini berbahaya. lagipula dia bukan berasal dari sekolah ini". dengan mudah adeline mengenggam tangan Zhongki kecil dan menariknya masuk ke dalam villa. "Ayo pergi, biarkan pelayan yang menangani semuanya".
ketika Zhongli ditarik oleh Adeline untuk masuk kedalam. sosok Kaeya yang mengikuti Dainsleif muncul kembali dan menatap punggung mereka. namun belum lama Kaeya menetap sosok lain berwarna merah sudah muncul disampingnya. Ada tawa aneh dari mulut Kaeya dan cibiran dari sosok lain yang jelas semua ini tidak bisa disaksikan oleh Zhongli.
"Kamu tidak boleh melakukan hal berbahaya seperti berbicara pada orang asing Tuan Zhongli". Adeline menegur Zhongli begitu sampai di kamarnya. untuk menghukumnya Zhongli tidak diizinkan keluar kamar malam ini hingga besok pagi. dia akan dibiarkan tinggal bersama Dr Baizhu.
jadi setelah makan malam Zhongli diarkan berbaring diatas kasurnya sambil makan Roti, dia ditemani oleh Dr Baizhu. saat ini Zhongli sedang merenung.
Baizhu sedang sibuk meracik obat sambil sesekali menasehatinya. "lain kali jangan gegabah, atau kamu bisa mencariku".
Tepat ketika Zhongli selesai makan roti dan minum segelas air. sebuah penglihatan muncul di kepalanya.
itu adalah pemandangan kota yang luarbiasa megah. dia bisa melihat ada patung seven statue seorang pria muda bersayap memegang pedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[My Pet is a God]
FanficZhongli menemukan sebuah novel berjudul Genshin Gods story. di novel itu diceritakan tentang perjalanan Aether mencari kembarannya hingga menemui berbagai konflik bahkan dihadapkan pada War para Dewa dengan Celestia. yang mengejutkan Zhongli adalah...