MY YOU
_
Sebuah liburan yang Taehyung janjikan membuat Luna setengah memohon untuk mendapat selembar kertas yang dibubuhi tanda tangan sebagai persetujuan cutinya.
Luna hampir menarik jepit rambut yang menancap dikulit kepalanya. Bukannya persetujuan yang ia dapat Luna malah dimarahi oleh Eonni. "Ada keperluan apa Luna? Kau tidak akan ku izinkan mengambil cuti selama 8hari kerja. Apa-apaan? Bagaimana kalau 3hari?"
Luna tidak berani menyamaratakan tatapan matanya dengan Eonni, dia terlalu takut saat itu. Sambil terus tertunduk Luna masih berusaha meminta persetujuan itu. "Jangan 3hari aku mohon. 5hari bagaimana?"Luna masih terus berusaha menawar.
Raut wajah Eonni berubah seperti harimau yang siap menerkam seonggok daging premium didepannya. "4hari kalau kau tidak setuju, tidak aku izinkan sama sekali. Terserah keputusan ada ditanganmu. Mau atau tidak cuti selama 4hari atau tidak sama sekali"tegasnya seraya melipat kertas permohonan cuti Luna.
"B-Baiklah iya tidak masalah 4hari"
Mereka keluar gedung hampir bersamaan. "Terima kasih Eonni, aku pulang duluan"
Luna menyandarkan dirinya pada dinding gedung lalu menunduk sedikit kecewa, "Padahal cuti itu hak kami kenapa susah sekali giliran kita mau mengambil hak itu."gerutunya
Ia ingat akan satu hal lalu segera merogoh saku celananya, mengambil ponsel dan menghubungi Taehyung.
Nada sambung telah terhubung namun tidak ada jawaban disana, mungkin Taehyung sedang sibuk, Luna memutuskan untuk mengirim sebuah pesan.
"Sayang, aku sudah mendapat izin untuk cuti, tapi cuma 4hari ;( "
***
Hari dimana waktu untuk berlibur mereka sudah tiba, Taehyung dan Luna tidak mau membuang sedikit waktu pun, mereka sudah memutuskan untuk terbang ke Pulau Jeju pada pagi ini. "Berhubung waktu kita hanya sebentar kau tidak kecewa kan meski aku ajak ke Pulau Jeju, nanti kapan-kapan kita pasti pergi lebih jauh, ke luar negeri misalnya.
"Sayang...."
Luna terus menunduk, mendadak perutnya mual, Luna begitu khawatir pasalnya baru kali ini Luna naik pesawat. Bahkan naik wahana ditaman bermain yang tingginya tidak seberapa Luna benar-benar tidak bisa. "Aku takut ketinggian. Aku mual, kata orang-orang pesawat sering turbulensi, benar tidak aku menyebutnya?"
Taehyung tertawa mendengar ucapan kekasihnya dan menggenggam tangan Luna yang basah untuk ia keringkan dengan telapak tangannya. "Ada aku, apa gunanya aku, jika tidak bisa melindungimu? Saat terjadi guncangan diatas nanti kau hanya perlu memejamkan matamu, menjatuhkan kepalamu dipundakku lalu biarkan aku menenangkanmu dengan memegang erat tanganmu. Kau tau dulu aku pernah menyetel ponsel dengan mode pesawat lalu aku menerbangkannya dari lantai 2, aku pikir ponselku akan terbang"
Senyum Luna mengembang, walau dia masih ketakutan. "Norak sekali aku!"
Dua jam perjalanan dari Seoul menuju Pulau Jeju, ternyata naik pesawat tidak seburuk yang Luna bayangkan. Ia malah sangat antusias memotret langit dan awan yang bersih diatas sana.
Taehyung dan Luna bergegas menuju penginapan yang telah Taehyung sewa selama beberapa hari. Jaraknya tidak cukup jauh dari bandara hanya sekitar 30 sampai 35 menit, mereka sudah sampai pada sebuah penginapan bernuansa alam yang tidak mungkin ditemui di Seoul. Dimana mereka bisa melihat laut lepas dengan membuka jendela kamarnya saja.
Keduanya diantar untuk masuk kedalam kamar mereka oleh seorang yang biasa disebut bellboy, Taehyung berjalan dengan sangat santai sementara Luna ia kikuk, ia takut jika ada yang mengenalinya. Rasanya yang artis disini Luna bukan Taehyung. Bahkan Luna melepas genggaman tangannya dengan Taehyung. "Santai saja sayang, disini semua privasi kita dijaga. Aku sudah menginap bersama keluarga disini dan para member. Kau lihat beritanya tidak bocor sama sekali, bahkan Namjoon hyeong membawa kekasihnya bergabung bersama kami. Santai sayang, kau sering sekali takut pada hal yang tidak akan terjadi"
Menaiki lift, menelusuri lorong akhirnya mereka tiba pada sebuah kamar suite, yang mewah dan nyaman. Luna membuka mulutnya lebar-lebar menggambarkan satu ketakjuban. "Seperti yang ada dilukisan-lukisan". Sementara Taehyung berkeliling mengecek kamar dan menata koper mereka.
"Langitnya dan lautnya seperti menyatu, warnanya selaras"takjub Luna berkali-kali.
"Kau mau makan dulu sayang, tiba-tiba aku ingin ramyeon. Kau mau?"ucap Taehyung sambil menyambungkan kabel pengisi daya pada ponselnya.
"Nanti saja, aku mau menikmati pemandangan ini dulu sebentar"jawabnya sambil berjalan keluar dan memegang pagar pembatas yang ada pada balkon kamarnya, menikmati semilir angin.
Taehyung menghampiri dan memeluk Luna dari belakang lalu mengunci wanitanya agar tetap berada didalam kungkungannnya, mencium sedikit helai rambut Luna yang terurai berwarna serupa buah plum.
"Ah geli sayang..."ceracau Luna
"Lelah tidak? Kalau tidak lelah aku ajak kau berolahraga, katanya baik olahraga didalam kamar hotel"bisik Taehyung yang tanpa permisi sudah menggendong Luna untuk ia jatuhkan diatas ranjang.
🔞
"Aku mau minta hadiahku yang sudah pernah kau janjikan tempo hari, kau cukup mencengkram bagian manapun dari tubuhku yang kau mau. Tapi jangan minta aku untuk berhenti melakukannya"bisik Taehyung tepat didepan rungu Luna.
Darahnya mengalir deras, jantungnya seperti akan terjun ke palung mendengar bisik Taehyung yang begitu hangat pada rungu Luna, membuatnya menarik garis lengkung kurva pada bibirnya. Pertanda ia siap dan pasrah pada apa saja yang akan kekasihnya lakukan.
🔞
Seperti biasa LuV, kita ke Karya Karsa dulu ya untuk kelanjutan chap ini.
Kalian bisa cari disana YOU GONNA BE HAPPY CHAP 28.
Sampai ketemu disana LuV..
❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU GONNA BE HAPPY! | TAEHYUNG ✔️ SUDAH TERBIT
Fanfiction[Idol Life] [Sebagian chap diprivate follow dulu baru bisa baca] Jika bermimpi adalah satu-satunya cara agar aku bisa bersamamu, maka aku tidak akan pernah membuka mataku. You make me happy in a different way "Cinta itu indah, kalau tidak indah nama...