40

177 14 3
                                    

TOKYO - JAPAN ( 1 )..

***

Tokyo, menjadi kota yang dipilih Bibi She untuk mengembangkan diri Luna. Dikota ini juga toko pastry terbesar Bibi She berada. 

Jepang adalah negara yang identik dengan makanan mentah, jadi jarang sekali ditemui toko pastry disana. Maka beberapa tahun lalu Bibi She mempunyai ide untuk membangun beberapa toko pastry yang hingga saat ini dan laku keras karena minim pesaing.

"Luna, kesini Nak"

Luna tergopoh menghampiri Bibi She sambil mengikat rambutnya tinggi-tinggi. "Ada apa Bi?"

Bibi She memberi beberapa lembar kertas yang di dalam lipatannya berisi informasi tentang beberapa Universitas terbaik di Jepang. Luna belum sepenuhnya mengerti apa yang dimaksud oleh Bibi She, namun ia tetap membuka lembaran demi lembaran yang ada di atas meja, membaca dan memahami isinya yang tertulis dalam bahasa Inggris.

"Kalau Bibi berikan pilihan di antara ketiga ini kau akan memilih yang mana?"

Luna masih membolak-balik kertas itu dengan wajah yang sedikit bertanya-tanya. "Yang ini..." Luna mengangkat salah satu kertas yang Bibi She beri.

"The University of Tokyo, setau ku ini kampusnya para peraih nobel dunia"decak kagum Luna, "Tapi Bi, bukankah aku kesini untuk bekerja?"

"Kau belum tau banyak tentang dunia bisnis Nak, jika kau mau kau bisa mengambil kuliah malam lalu disiang hari kau bisa bekerja di toko ku, lalu kau libur di hari Sabtu dan Minggu kau bisa berjalan-jalan di sini menikmati suasana yang tidak kau temukan di Korea atau bahkan kau bisa mencari laki-laki Jepang untuk kau bawa ke Korea.

Wajah Luna bersinar, matanya membulat, hatinya sungguh bahagia. "Bi, dulu aku berbuat kebaikan apa ya sampai aku seberuntung ini sekarang?"

"Ini adalah hadiah karena kau telah menjadi anak perempuan yang kuat. Sayang Ayahmu tidak dapat menyaksikan bahwa anak perempuan nya tumbuh sekuat dan sehebat ini sekarang"

"Bi..."suara Luna mulai parau, "Terima kasih, dulu tidak ada yang bisa aku banggakan dari diriku sendiri maupun keluargaku, suatu hari aku pernah merasa seperti seluruh alam semesta merundungku rasanya setiap pembuluh darah di jantungku sangat sakit, rasanya untuk bernafas pun aku tidak sanggup Bi.."

Bibi mendekap Luna layaknya menenangkan putri kecil yang kehilangan mainannya.

"Benar semua orang mempunyai situasi masing-masing, tidak masalah jatuh hancur dan gagal setiap hari pada saat seperti itu aku akan selalu mengatakan kau hebat. Kita adalah pemeran utama dalam hidup kita Luna kau tidak boleh menyerah dan harus terus bangkit sampai akhir. Jadilah orang dewasa yang luar biasa dengan begitu bukan hanya keluargamu yang bangga padamu tapi aku akan lebih bangga padamu"

***

Luna benar-benar memulai harinya dengan sibuk tidak ada waktu lagi untuk bersedih. Luna terbiasa bangun di pagi hari lalu membuat sarapan untuk dirinya dan Bibi She. Mengunyah sarapannya hingga tersedak bahkan Luna harus memakan sarapannya di dalam taxi. Luna datang setengah jam lebih awal, tepat di hari ini Bibi She memperkenalkan Luna sebagai pimpinan baru di salah satu toko pastry nya, beberapa karyawan dan chef  menyambut Luna dengan antusias.

"Minasan kon'nichiwa" ucap Luna setengah membungkuk dengan kedua tangan di depan perutnya.

"Kau tidak perlu berbahasa Jepang , mereka sama sepertimu berasal dari Kota Seoul"bisik Bibi She.

Luna mengangguk mengerti. "Syukurlah aku tidak pandai berbahasa Jepang"

"Bibi She siapa gadis ini cantik sekali, siapa namamu?"ucap salah seorang chef  tampan berwajah oriental.

YOU GONNA BE HAPPY! | TAEHYUNG ✔️ SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang