Setahun kemudian, hari pertama liburan musim panas
Tadashi bangun pagi-pagi sekali, bahkan sebelum alarm di ponselnya menyala. Pemuda bermata sipit itu menuruni tangga ranjang bertingkat, lalu membuka tirai kamar asramanya. Sinar matahari pagi menerobos masuk ke dalam ruangan. Seorang pemuda bertubuh gempal dengan rambut ikal yang sedang berbaring di ranjang bawah mengerang, kemudian berbalik menghadap tembok bercat putih dan menarik selimut.
"Reyes, tutup kembali tirainya!" protes pemuda itu.
Tadashi menoleh, kemudian terkekeh. "Ayolah, Baker! Sekarang hari pertama liburan musim panas! Kau tidak bersiap untuk pulang?"
"Aku belum memutuskan mau pulang ke rumah ibuku atau apartemen ayahku," jawab teman sekamar Tadashi cuek.
"Pulang saja ke tempat di mana kau bisa makan enak."
Pemuda dengan nama belakang Baker itu berbalik badan menghadap Tadashi, kemudian terbahak. "Kau benar-benar genius!"
Tadashi mengambil handuk yang tergantung di besi ranjangnya. "Aku akan mandi dan bersiap pulang ke New York bersama pacarku. Pastikan kau mengunci pintu kamar jika kau ingin kembali ke rumah ibumu!"
Pemuda gempal itu kembali menarik selimut dan menjawab malas. "Yeaaah ... whatever."
*****
Satu jam kemudian, Tadashi sudah berdiam di seberang apartemen Evelyn, duduk di bangku pengemudi mobilnya. Setelah lulus SMA, Evelyn dan sang ibu memutuskan untuk tinggal di New Haven, sehingga gadis itu tidak perlu menetap di asrama khusus mahasiswa Yale seperti Tadashi.
Pemuda itu menoleh pada bangunan bertingkat di seberang jalan. Pintu apartemen belum terbuka dan Evelyn tidak kunjung terlihat batang hidungnya. Tadashi sudah mengiriminya pesan beberapa saat lalu, tetapi gadis itu tidak kunjung menjawab. Terakhir kali, gadis itu mengatakan bahwa dirinya baru saja terbangun dan akan bersiap-siap terlebih dulu. Karena bosan, Tadashi menopang siku pada kaca jendela mobil, lalu menggulir Instagram untuk membunuh waktu.
"Tidak mungkin ia masih mandi, kan?" Tadashi bermonolog.
"Mungkin ia sedang mencatok rambutnya."
Tadashi melotot, mendongak ke arah spion pengemudi setelah mendengar suara. Di sana, ia melihat dirinya yang sedang tersenyum, hanya saja rambutnya berwarna keperakan.
"Sudah kubilang untuk tidak tiba-tiba berbicara, 'kan? Kau ingin aku terkena serangan jantung?" keluh Tadashi.
"Ayolah, sudah lebih dari setahun aku selalu berada di sisimu, dan kau masih belum terbiasa?" cibir Takeshi dalam pantulan kaca.
"Kau sempat menghilang delapan bulan setelah Wendigo itu tewas, lalu tiba-tiba kau muncul di cermin kamar mandi asramaku dan mengatakan 'halo'. Kita sudah sepakat soal 'menampakkan diri tiba-tiba ketika aku sedang sendirian'!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Walker [END]
Fantasy🏆 The Wattys Winner 2022 (Wild Card) 🏆 Wattpad Ambassadors ID's Pick 2024 🏆 Reading List WIA Indonesia Periode 3 Konon, seorang dream walker hanya terlahir satu di setiap generasi. Selama ini, Tadashi Reyes menyangka kemampuannya yang langka ada...