Beberapa hari kemudian, jam makan siang, Tadashi dan Robert duduk di bangku kafetaria Red Valley High School. Di hadapan mereka, terdapat roti isi tuna dengan vegetable mix, serta sekarton kecil susu full cream. Kafetaria siang ini tidak terlalu ramai, Sebagian murid yang menikmati makan siang sudah kembali ke kelas maupun ruangan klub ekstrakurikuler masing-masing, berhubung waktu istirahat sudah hampir berakhir.
Ketika sedang mengunyah sandwich-nya, ujung mata Robert menangkap presensi seorang gadis berambut hitam sebahu yang sedang berjalan sambil membawa nampan. Tanpa banyak berpikir, pemuda itu berteriak, "Hai, Ev!"
Gadis yang bernama Evelyn itu menoleh, lalu membalas sapaan pemuda itu. "Hai, Robert!"
"Jam istirahat sudah hampir berakhir dan kau baru mengambil makan siang?" tanya Robert.
"Ah, itu karena aku sibuk membuat catatan setelah kelas selesai. Ketika aku mengunjungi meja klub debat, ternyata semuanya sudah terisi penuh," jawab gadis itu, sedikit kecewa.
Bola mata Robert mengarah ke bangku kosong di seberangnya. "Kalau begitu bergabunglah bersama kami!"
"Sure," jawab Evelyn singkat. Gadis itu berjalan mendekat dan duduk di hadapan mereka.
Mendadak, kupu-kupu yang semula tertidur di perut Tadashi bangun dan menggelitik dinding lambungnya. Mengetahui bahwa pujaan hatinya kini duduk tepat di seberangnya saat makan siang, dirinya menjadi gugup tidak karuan. Beruntung, pemuda beretnik Asia-Kaukasia itu masih pandai menutupinya. Terkadang dirinya bertanya-tanya, bagaimana caranya ia bisa bersikap natural di depan Evelyn, persis seperti yang Robert lakukan saat ini?
Ketika Evelyn sibuk menyuap vegetable mix miliknya, Robert menendang kaki Tadashi. Pemuda berambut hitam itu melirik sahabatnya. Hanya dari mata, Tadashi dapat membaca kode-kode yang diberikan Robert. Kira-kira, sahabatnya itu berkata semacam 'Itu Evelyn. Ajak dia bicara!' Namun, Tadashi balik menatapnya nyalang sambil menggeleng kecil, membuat Robert frustrasi setengah mati.
"Apa kau masih aktif di klub debat?" Pada akhirnya, Robert-lah yang harus berinisiatif membuka percakapan.
"Tidak terlalu. Dulu, aku selalu mengikuti perlombaan tanpa absen. Namun, kini pelatih kami lebih banyak mengirimkan murid tingkat pertama dan kedua untuk dijadikan peserta. Kami, para senior, hanya bertugas untuk membimbing mereka." Evelyn bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Walker [END]
Fantasy🏆 The Wattys Winner 2022 (Wild Card) 🏆 Wattpad Ambassadors ID's Pick 2024 🏆 Reading List WIA Indonesia Periode 3 Konon, seorang dream walker hanya terlahir satu di setiap generasi. Selama ini, Tadashi Reyes menyangka kemampuannya yang langka ada...