Saat pagi menjelang Aswari terbangun di atas kasur yang terasa asing. Setelah semalam bercinta dengan Bian di ruang tengah sampai lelah hampir mati, ia yakin Bian membawanya yang setengah sadar ke kamarnya.
Aswari meregangkan tubuhnya. Sial, satu badan rasanya sakit semua. Bayangkan, dia bekerja lembur di kantor sampai pulang larut malam. Di rumah pun ia harus lembur untuk memuaskan Bian yang sedang berada di puncak birahinya. Aswari sadar, Bian jadi sebuas ini karena dua bulan ia telantarkan. Tapi kalau terus-terusan seperti ini, badannya bisa remuk. Aswari juga enggan menolak, habisnya ia pun merasakan nikmatnya.
"Bi, udah pagi," ucap Aswari membangunkan suaminya.
"Hmm." Bian hanya bergumam pelan. Kedua tangan pria itu masih memeluk pinggang Aswari erat.
Di momen ini Bian terlihat sangat tampan di mata Aswari. Suaminya berada di sebelahnya saat ia bangun tidur sehabis bercinta semalam adalah pemandangan yang sangat indah untuk dipandang. Aswari bisa melihat sosok yang telah ia taklukkan karena goyangan mautnya. Apa Aswari bilang, Bian itu badan doang yang besar. Isi di dalamnya masih sama seperti yang Aswari kenal. Yah meski ada peningkatan dari segi teknik mekanik Bian yang membuat Aswari makin sulit menolak jika suaminya itu mengajaknya tempur.
"Bi, nanti telat masuk kantor." Aswari menepuk bahu Bian memaksanya untuk segera bangun.
"Biarin. Yang punya kantor kan aku." Bian kian erat mendekap tubuh Aswari. Aswari menggeliat di balik selimut, keduanya masih sama-sama telanjang.
"Bukan punya kamu. Itu masih punya ayah kamu." Aswari mengoreksi.
"Sama aja."
"Beda lah. Bisa jadi nantinya ayah kamu berubah pikiran dan SW Media diwariskan ke Bagas atau Bagus. Terus kamu nggak dikasih apa-apa."
Bian membuka matanya secepat kilat. Aswari kalau sudah pagi menyebalkannya kambuh. Penyihir itu hanya manis di malam hari saat mereka bercinta. Lalu saat matahari terbit si penyihir kembali ke wujud aslinya yang jahat.
Apa ini yang dimaksud Niki dalam lirik lagunya?
We fight all day, kiss all night
But I don't wanna break your heart
You keep yours, I'll keep mineI know
We know better, so we'd both better goBian menggeser tubuhnya ke samping. Menyambar robe yang tergantung tak jauh. Kehidupan pernikahannya yang paling melelahkan adalah saat ia mendengarkan perkataan Aswari yang kadang terlampau menjengkelkan didengar telinga.
Aswari diciptakan Tuhan tanpa filter di mulutnya. Maka dari itu Bian terbiasa dengan kalimat pedas. Tapi bukan berarti Bian bisa menerima. Pasalnya Aswari itu bukan hanya sekedar bicara. Perempuan itu di setiap kalimatnya selalu menyelipkan niat merendahkan dan menghina Bian sampai akal sehat laki-laki itu hancur. Aswari ingin posisinya lebih tinggi dari Bian. Dan Bian harus merangkak di bawah kaki perempuan itu. Namun sayangnya Bian tidak mau seperti itu. Bian punya harga diri. Ia punya dua kaki untuk berdiri di posisi yang sama tingginya ataupun lebih tinggi dari Aswari.
"Get out." Kali ini Bian yang mengusir Aswari dari kamarnya.
"Nggak mau. Aku mau lanjut tidur di sini sampe siang." Perempuan itu menolak. Dengan santainya menarik selimut menutupi seluruh badannya dan kembali memejamkan mata.
"How about work?"
"WAR Corporation itu punya aku sendiri. Terserah aku lah mau ngantor atau enggak. Nggak bakal ada yang berani marah-marah ke aku. Aku itu nggak kayak kamu yang masih jadi kacung ayah."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WITCH OF MINE [TAMAT-LENGKAP]
Romance"Kalau sama kamu sakit, tapi kalau nggak sama kamu jauh lebih sakit lagi." Bian Sastrowardoyo-putra bungsu dari keluarga konglomerat Sastrowardoyo-menikah dengan Aswarina Priambudi dua tahun lalu. Aswari adalah perempuan tegas dan mandiri dengan har...