Jam sembilan pagi Aswari sudah duduk di kursi kerjanya. Membereskan semua keributan yang telah dibuatnya di pesta pernikahan Valerie. Meminta maaf kepada si pengantin baru karena Aswari terlah berulah seenaknya. Untung saja Valerie perempuan baik hati yang pemaaf. Tidak lupa Aswari menonaktifkan notifikasi akun media sosialnya. Jadi begini rasanya dihujat netizen se-Indonesia karena menjadi antagonis dari artis papan atas. Citra baik Aswari hancur dalam semalam. Tapi Aswari tidak akan meminta maaf kepada Cantika karena telah menamparnya. Persetan meminta maaf, Aswari bahkan tidak merasa bersalah sedikit pun.
"Bian ternyata sebrengsek itu?" Ratna masih tidak bisa percaya. Aswari sudah menceritakan semua kepadanya pagi ini. Suami sahabatnya yang selalu dipujinya ternyata jelmaan sampah. Ratna menangis mewakili Aswari.
"Udah, Wak. Jangan dibahas lagi. Lo bisa ikutan gila nanti. Capek yang ada." Aswari mencoba menghilangkan topik Bian dari perbincangan mereka. Ratna ternyata lebih histeris dibandingkan dirinya.
Aswari beruntung kontroversinya hanya tersebar di media sosial. Bian meski bajingan begitu, calon mantan suaminya itu berhasil memboikot seluruh saluran televisi nasional dan swasta agar tidak menyiarkan beritanya. Dan kakak iparnya pun sudah berjanji tidak akan menerbitkan dalam bentuk cetak. Aswari meski marah tetap merasa beruntung.
Sejak semalam dewan direksi mengecam Aswari karena telah bertindak seenaknya dan membuat citra perusahaan menjadi buruk. Nilai saham sempat turun subuh tadi, nasib baik grafiknya tidak terjun bebas. Aswari bisa gantung diri jika perusahaannya ikut hancur bersamaan dengannya. Hatinya hancur. Citra baiknya hancur. Pernikahannya hancur. Nilai sahamnya hancur. Kombinasi yang sangat sempurna.
Setelah pembicaraan yang berujung keributan (lagi) dini hari tadi, Aswari dan Bian tidak saling bicara. Sepertinya keputusan untuk berpisah dan mengakhiri hubungan mereka sudah final. Bian tidak protes. Aswari pun tidak ingin menahan Bian. Meski pilihan untuk lanjut dan pisah sama-sama berat, pisah mungkin akan lebih cepat.
Aswari teringat beberapa bulan lalu ia menangis saat Bian menyinggung tentang perceraian. Apapun yang terjadi Aswari tidak mau Bian meninggalkannya. Anehnya, sekarang Aswari sedang mengisi formulir pengajuan gugatan cerai. Hidup memang penuh kejutan.
"Lo beneran mau pisah aja sama Bian?" Ratna mengamati Aswari yang ragu-ragu menuliskan namanya di selembar kertas.
"Gue gila nggak sih kalo masih ngarepin Bian?" Aswari meletakkan penanya.
"Iya, gila." Ratna menjawab. Pertanyaan yang mudah dan tidak perlu berpikir lama. "Bian itu red flag yang dikasih nyawa."
"Merah warna favorit gue."
"Lu itu lebih ke buta warna, Wak."
Ucapan Ratna benar. Aswari jadi mengasihani diri sendiri. Ternyata dia termasuk bulol yang dikatakan orang-orang. Sudah budak cinta, tolol lagi. Parahnya orang yang disukainya Bian, si bendera merah berjalan.
"Meskipun Bian secara resmi nggak selingkuh, tapi tu laki udah berlebihan banget nge-treat si Cantika. Baik ke anaknya oke lah, adiknya, tapi ke emaknya kan big nay." Ratna memberikan pendapatnya. Meski jones dia ahli dalam memberi nasihat percintaan.
Aswari setuju dengan Ratna. Meski mertuanya, Kusuma, yang menimbulkan semua huru-hara ini, tapi Bian juga yang berperan memperkeruh situasi.
Aswari menyandar kursi. Semuanya buntu. Aswari lelah. Mengantuk. Sudah dua hari dia tidak tidur. Setiap dirinya dan Bian habis bertengkar, malamnya pasti Aswari tidak bisa tidur. Ditambah lagi kini masalahnya datang dari berbagai penjuru arah. Aswari stres. Aswari tertekan. Aswari capek setengah mati.
Menjadi janda?
Aswari tidak bisa membayangkan bagaimana nanti saat status istri miliknya digantikan dengan status janda. Bian bangsat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WITCH OF MINE [TAMAT-LENGKAP]
Romansa"Kalau sama kamu sakit, tapi kalau nggak sama kamu jauh lebih sakit lagi." Bian Sastrowardoyo-putra bungsu dari keluarga konglomerat Sastrowardoyo-menikah dengan Aswarina Priambudi dua tahun lalu. Aswari adalah perempuan tegas dan mandiri dengan har...