Bian menyalakan korek api. Menyulut sebatang rokok yang terselip di antara jarinya. Satu tangannya memegang botol wine. Diteguknya anggur merah itu langsung dari wadahnya.
Lima menit lalu pengacaranya baru pergi dari apartemennya. Menyampaikan bahwa pengacara istrinya sudah selesai menyiapkan gugatan cerai atas pernikahan mereka. Jika Bian setuju, semua prosesnya akan dipercepat untuk masuk ke pengadilan.
"Fuck."
Bian menghembuskan asap rokok ke udara. Menyandar pembatas balkon menatap langit luas di atas sana yang tetap cerah meski hatinya diselimuti awan mendung. Semesta tidak perlu merasa repot-repot mengasihani Bian. Ganjaran setimpal untuknya karena memilih hidup sebagai bajingan.
Apartemen lama miliknya masih layak huni. Di tempat ini dulu dia dan Aswari tinggal selama setahun sebelum akhirnya menikah dan pindah ke rumah utama. Brengsek memang, karena mengajak pacarnya tinggal seatap padahal belum sah.
Kemeja putih yang sudah kusut di semua sisi lengannya tergelung sampai siku. Bian terlihat awut-awutan. Wajahnya pun tidak bercahaya. Percayalah Bian belum mencukur kumis dan jenggotnya sejak seminggu lalu. Ternyata hidup akan sehampa ini tanpa penyihir yang biasa meramaikan harinya. Bian merindukan omelan Aswari dan juga cakaran kucingnya.
Bian menenggak wine kembali. Mabuk-mabukan di siang bolong seperti ini belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Tahu apa yang membuat Bian lebih gila?
Kabar hubungannya dengan Aswari yang retak, rusak, dan diambang kehancuran sudah terdengar sampai ke teman-temannya. Bahkan kabar dirinya yang hendak bercerai sudah sampai ke telinga mereka. Orang-orang yang besar mulut, Bian yakin Ricky Widjaya di balik semua ini. Menyebarkan berita perpisahannya dengan Aswari pasti sangat menyenangkan untuk pria itu.
Tadi pagi saat Bian bangun tidur, satu temannya menelepon. Menanyakan apa benar dia akan bercerai dengan Aswari. Belum sempat Bian menjawab temannya sudah berkata lagi, bahwa setelah Bian resmi bercerai, apakah boleh jika Aswari diperistrinya. Son of a bitch, hanya itu yang Bian ucapkan sebelum menutup telepon.
Yang lebih membuat kesal lagi grup chat yang berisikan kolega kerjanya, menyinggung bahwa mereka tertarik merebutkan Aswari jika nantinya resmi lepas dari Bian. Mereka akan berjuang mati-matian mendapatkan hati Aswari dan menjadi suami baru perempuan itu. Bian mengetik 'Ciao adios, Motherfucker' lalu keluar dari grup chat.
Belum resmi bercerai Bian sudah emosi setengah mati jika ada pria lain yang menginginkan Aswari selain dirinya. Jika nanti resmi bercerai dan Aswari sudah bukan miliknya lagi, bagaimana Bian akan menghadapi rasa marah kepada setiap pria yang mendekati perempuan itu? Bian sudah menyesal lebih dulu sebelum palu hakim diketuk tiga kali.
Apa Aswari memiliki niatan untuk menikah lagi jika mereka bercerai nanti?
Apa Ricky Widjaya akan menjadi suami Aswari dan menggantikan Bian?
Atau ada pria lain yang berhasil menaklukkan hati Aswari dan menikahinya kemudian mereka hidup bahagia selamanya?
Bian mengusap wajahnya. Luka memar di pipinya mulai pudar. Meski tetap terasa ngilu saat tidak sengaja tersentuh tangannya.
"Useless prick just die," gumam Bian pada dirinya sendiri. Menghabiskan isi botol wine dalam sekali teguk. Kekosongan ini. Kehampaan ini. Harus Bian apakan semua rasa sesal di dadanya?
Hidup akan bagaimana ke depannya ketika Bian hanya seorang diri?
Haruskah Bian berlari pulang dan bersujud di bawah kaki Aswari meminta ampun agar mereka batal bercerai?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WITCH OF MINE [TAMAT-LENGKAP]
Romance"Kalau sama kamu sakit, tapi kalau nggak sama kamu jauh lebih sakit lagi." Bian Sastrowardoyo-putra bungsu dari keluarga konglomerat Sastrowardoyo-menikah dengan Aswarina Priambudi dua tahun lalu. Aswari adalah perempuan tegas dan mandiri dengan har...