Bian selesai rapat saat jam menunjuk pukul setengah empat sore. Semua persiapan untuk mulai syuting program acara baru saluran Citra TV selesai. Semua persiapan dari A sampai dengan Z telah didiskusikan secara matang. Pihak-pihak yang terlibat juga sudah paham akan tugas mereka masing-masing. Sejauh ini tidak ada kendala berarti. Bian harap semuanya bisa lancar sampai hari penayangan episode perdana. Bian merasa lega bebannya berkurang sedikit.
Saking sibuknya ia hari ini, janjinya untuk menjemput Moa di klinik hewan harus ia serahkan kepada orang lain. Devi, sekretarisnya ia suruh untuk menjemput Moa karena tidak mungkin Bian menyuruh Aswari. Perempuan itu mana mau mendengarkannya setelah apa yang terjadi tadi pagi. Bian mengusir perempuan itu dari kamarnya secara tidak hormat. Aswari pasti marah sekali.
Dan kebetulan sekali Devi bilang kucingnya juga sedang sakit dan dirawat di klinik yang sama dengan Moa. Bian dengan berat hati mengamanahkan si gemas kesayangan kepada sekretarisnya.
Namun berita yang Bian dengar sejam kemudian sedikit mengejutkan. Evan memberitahunya bahwa Devi bertemu istrinya saat hendak menjemput Moa di klinik hewan. Aswari? Menjemput Moa? Si gila kerja seorang Aswari tidak masuk kantor demi seekor kucing? Masa sih? Perempuan itu tumben sekali berinisiatif.
Evan lalu menambahkan kalau Devi tidak bisa langsung kembali ke kantor karena Aswari mengajaknya minum kopi lebih dulu. Bian tersenyum simpul. Penyihir itu. Tentu saja Bian tidak punya alasan untuk menegur Devi lalai dalam bekerja, karena penyebabnya adalah istrinya sendiri. Tidak apa, Bian tidak masalah. Yang ada Bian jadi kasihan kepada Devi karena harus bertemu istrinya, terlebih menghabiskan berjam-jam mengobrol dengan perempuan jahat itu. Pasti mentalnya tertekan bukan main.
Notifikasi dari Instagram muncul di layar ponsel Bian. Aswarina Priambudi baru saja mengunggah sebuah foto. Bian tanpa sadar menekan bilik pemberitahuan itu.
Aswari mengunggah foto sedang bersama Moa di sebuah kafe. Caption-nya berbunyi 'Moa with Mami. Special Q time. Love you sweetie.' tidak lupa tanda hati dan emoticon kucing di akhir kalimat. Bian tersenyum tipis sambil men-tap dua kali foto Aswari tanpa sadar. Itu hobi Bian sejak lama, memberi like pada semua postingan milik Aswari. Padahal keduanya tadi pagi bertengkar.
"Van, jadwal gue hari ini kelar kan?" Bian bertanya pada Evan yang duduk di kursi kerja miliknya.
"Masih ada satu jadwal lagi, makan malam sama kru produksi SWTV perayaan selesai syuting FTV yang-"
"Bisa gue skip nggak? Gue harus pulang cepet soalnya. Ada yang darurat di rumah." Bian memotong penjelasan Evan. Benar, ada hal yang darurat di rumah, Bian harus segera bertemu Moa. Pria itu kangen sekali dengan kucingnya dan harus pulang sekarang juga.
Evan mengangguk cepat. Kalau bosnya itu harus sekali pulang cepat dan ada yang darurat di rumah pasti ini berhubungan dengan istrinya, Aswari. Ada huru hara apa lagi pasutri satu ini?
"Boleh kok. Bisa diwakilkan." Evan menjawab. "Buruan pulang katanya darurat," suruhnya kemudian. Evan takut Aswari di rumah sedang mengamuk menunggu Bian tak kunjung pulang.
"Oke, Van. Thanks."
Dalam hati Bian sudah bisa membayangkan Moa akan menyambutnya dengan suara meow meow-nya yang sangat imut.
"Moa, Papi datang." Bian bergumam pada dirinya sendiri.
***
Rumah dua lantai di depannya terlihat agak berbeda. Yang berbeda hanya satu, Range Rover hitam milik si penyihir sudah parkir di halaman, mengingat hari masih sore. Biasanya mustahil mobil itu ada di rumah jam segini.
Bian berlari masuk ke rumah setelah keluar dari Tesla miliknya. Pak Agus, sopirnya masih sibuk memarkirkan mobil di halaman agar bisa bersebelahan dengan mobil milik nyonya rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WITCH OF MINE [TAMAT-LENGKAP]
Romansa"Kalau sama kamu sakit, tapi kalau nggak sama kamu jauh lebih sakit lagi." Bian Sastrowardoyo-putra bungsu dari keluarga konglomerat Sastrowardoyo-menikah dengan Aswarina Priambudi dua tahun lalu. Aswari adalah perempuan tegas dan mandiri dengan har...