Hal-hal baik mulai berdatangan meski hal buruk masih terus menghantui jalan hidup Aswari. Siang ini perempuan super sibuk itu mendapatkan kabar dari Ratna—sekretarisnya—bahwa akuisisi manajemen hotel milik Sastrowardoyo Grup berhasil terlaksana dengan lancar dan sempurna. Sesuai dengan rencana Aswari. Padahal sebelumnya pihak mereka terus-terusan mengulur waktu dan mempersulit kesepakatan. Aneh, tiba-tiba saja semuanya tercapai begitu mudah. Namun Aswari tidak akan ambil pusing, karena dalam dunia bisnis apa saja bisa terjadi.
Penyihir itu akhirnya bisa bernapas lega. Balas dendamnya kepada Kusuma Sastrowardoyo sedikit demi sedikit membuahkan hasil. Kini sepertiga kekuasaan SW Grup telah jatuh ke tangannya. Lihat saja nanti, Aswari akan merebut semuanya. Tunggu saja tanggal mainnya. Dia akan berdiri di podium paling puncak dan memenangkan peperangan ini.
Satu jam lalu tim pengacaranya juga memberi kabar, bahwa berkas gugatan cerainya sudah masuk ke pengadilan dan akan segera diproses. Aswari agak sangsi, tumben sekali prosesnya cepat. Karena mengingat birokrasi di negara ini tidak sesederhana itu.
"Kok cepet banget sih diprosesnya, Wak?" protes Aswari kepada Ratna saat Aaron Wardhana melaporkan perkembangan gugatan cerainya satu jam lalu.
Ratna mengerutkan keningnya dalam-dalam. "Ya bagus dong prosesnya cepet. Kok lo malah nggak seneng?" Perempuan itu balik bertanya. Meski sebenarnya Ratna sudah tahu apa alasannya.
"Nggak nyangka akan secepet ini, Wak. Biasanya kan lama, minimal setengah tahun lah," tutur Aswari.
"Bilang aja lo nggak mau cerai. Makanya lo nggak seneng kan proses cerainya cepet? Ngaku?"
Aswari buang muka. Dia malah mengalihkan isu dengan membahas menu makan siang apa yang enak dan baik untuk perkembangan bayinya di dalam perut. Ratna mencibir namun tetap memberikan beberapa rekomendasi menu makan siang yang bernutrisi tinggi dan rasanya enak.
"Oh iya, satu lagi, hampir kelupaan," timpal Aswari di sela-sela percakapannya mengenai makanan-makanan lezat. "Jangan sampai media tau berita perceraian gue sama Bian. Bisa gempar satu negara. Oke, Wak?"
Ratna mengangguk. Itu sudah dia laksanakan sejak jauh-jauh hari. Dia tidak sebodoh itu. Gaji besarnya kan harus sepadan dengan kerja cerdasnya.
"Nggak perlu khawatir. Udah gue bungkam semuanya." Ratna sangat percaya diri.
Sebelum topik pembicaraan mereka berganti lagi membahas makanan. Ratna menyela dengan menyodorkan topik baru. "Jadi mau kapan lo ngasih tau Bian soal anak kalian ini?"
Aswari yang mendengar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kalo gue nggak bilang jahat nggak sih?"
"Yang begituan perlu ditanyain? Serius, Wak?" Ratna menatap Aswari dengan tatapan 'Lo bercanda kan?'.
"Kalo ngasih taunya pas udah cerai aja boleh nggak sih?" Aswari mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja.
"Lo nggak serius kan?"
"Atau nggak usah kasih tau sekalian?"
"Ngadi-ngadi lo!" Ratna hampir menggebrak meja. "Terus kalo anak lo udah lahir, Bian tau itu, dia curiga kalo itu anaknya dia, terus dia nanya ke lo itu anak siapa, lo mau jawab apa?"
"Gimana kalo gue jawab ke Bian, kalo itu bukan anak dia? Gue bilang aja gue hamil karena abis berenang di water park, gitu?"
Ratna kelihatan sekali hampir mengumpat.
"Ngelawak lo?"
"Wak... jujur gue bingung gimana caranya mau bilang ke Bian. Gue nggak tau dia di mana, dia lagi apa, ngapain, gimana caranya ketemu dia, gimana ngomongnya ke dia. Gue binguuuuuung," ucap Aswari. Memang terlihat sangat bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WITCH OF MINE [TAMAT-LENGKAP]
Romance"Kalau sama kamu sakit, tapi kalau nggak sama kamu jauh lebih sakit lagi." Bian Sastrowardoyo-putra bungsu dari keluarga konglomerat Sastrowardoyo-menikah dengan Aswarina Priambudi dua tahun lalu. Aswari adalah perempuan tegas dan mandiri dengan har...