12. No Sympathy For This Devil

17.4K 1.3K 23
                                    

Ini pertama kali dalam satu tahun terakhir Bian bisa tidur dengan sangat nyenyak. Mungkin efek samping dari makanan yang ia makan sebelum tidur. Atau efek dari perempuan yang kini masih terlelap di pelukannya. Dua hal itu berkolaborasi menciptakan kedamaian yang membuat Bian terlelap tanpa beban.

Bian mengecup pipi Aswari berkali-kali. Perempuan itu tidak melakukan protes. Bian yakin istrinya sudah bangun, hanya saja masih enggan untuk membuka mata dan menghadapi kenyataan bahwa pagi sudah datang dan segudang pekerjaan menantinya di kantor.

Pagi ini keduanya bangun masih dengan pakaian lengkap. Tidak ada kegiatan yang menggairahkan semalam. Semalam hanya ada pelukan hangat dan ciuman manis sebelum tidur.

"Morning kiss." Bian mengecup bibir Aswari. Istrinya itu masih tidak melakukan protes. Tandanya Aswari memberikan lampu hijau untuk Bian memperdalam ciumannya.

"Bi," panggil Aswari.

"What?"

"Your dick's hard." Aswari bisa merasakan sesuatu bangkit di bawah sana.

Bian santai dengan pernyataan perempuan itu. "I just woke up, and you know that's a natural thing i got hard in the morning."

Kali ini Aswari membuka matanya lebar-lebar, sisa kantuknya sepenuhnya hilang. Suara berat milik Bian di pagi hari sangat menggoda. Terlebih pria itu menjawab dengan suara rendah yang terlampau dekat di telinganya.

"Bi," panggil Aswari sekali lagi.

"Hm?"

"Wanna do it?" Aswari bertanya dengan wajah bangun tidurnya yang menurut Bian sangat seksi. Tidak ada make up tebal yang menutupi setiap inci wajah perempuan itu. "Satu ronde aja, kan semalem nggak. Mau?"

Jelas mau!

"Kalo kamu mau sampe sepuluh ronde juga nggak papa." Bian tanpa ditawari dua kali oleh Aswari langsung bergerak cepat.

"Emang kamu kuat?"

"Enggak sih. Tapi kalo kamu mau aku bisa usahakan."

"Aku juga nggak akan kuat sih."

Terdengar Bian tertawa. Aduh, manisnya.

Belum genap satu menit Aswari sudah dibuat telanjang bulat oleh suaminya. Bian kalau urusan yang begini gerak cepat sekali. Tidak perlu dikomando sudah mahir di luar kepala.

"Kamu kebanyakan nonton video porno, ya? Jadi agresif banget." Aswari bisa merasakan sentuhan tangan Bian di seluruh tubuhnya.

"Kemarin-kemarin iya sering nonton. Sekarang udah nggak." Bian menjawab jujur.

Aswari tertawa pelan. Bian kalau seperti ini menggemaskannya jadi double. Ingin Aswari gigit sampai puas.

"Bi, pakai pengaman." Aswari berkata ketika melihat Bian sudah bersiap dengan senjata miliknya. Tidak ada bosan-bosannya Aswari mengingatkan Bian untuk memakai pengaman. Safety first itu sangat penting jika tidak mau hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Cuma satu kali, nggak usah pakai. Nggak papa." Bian masih konsisten menolak seperti sebelum-sebelumnya.

Pala kau tidak papa!

Bian itu kalau sudah keras kepala mengenai satu hal susah sekali untuk dirubah. Salah satunya ini. Aswari ingin sekali mendorongnya sampai terjungkal dari ranjang. Tapi nanti mereka tidak jadi melakukannya. Aswari harus bersabar. Masih ada pilihan terakhir dengan pil daruratnya. Masih ada cara lain.

"Bi, do it faster." Aswari meminta disertai suara desahan miliknya.

"You like it rough, huh?"

THE WITCH OF MINE [TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang