"Miyano-San mengalami trauma thorax," Araide Sensei memberitahu setelah menangani Haibara dan melakukan diagnosis, "trauma thorax adalah cedera yang biasanya terjadi akibat hantaman benda tumpul ke dada. Setelah melakukan rontgen, kami menemukan ada dua tulang rusuk yang retak,"
"Gin..." gumam Shinichi murung, "Gin menendang Haibara di bagian dada cukup keras," ia memejamkan matanya berusaha menghenyakkan bayangan mengerikan yang ia lihat sendiri beberapa waktu lalu di markas BO.
"Lalu bagaimana Sensei? Apakah bisa sembuh?" tanya Yukiko cemas.
"Kami harus menanganinya dengan hati-hati agar tidak terjadi cedera paru-paru. Miyano-San masih muda, dengan dukungan dari semua pihak, ia masih bisa pulih meski agak lama. Kira-kira 6-12 bulan," lanjut Araide.
"Apa yang harus kami lakukan Sensei? Supaya Ai-Chan cepat pulih?" tanya Yukiko lagi.
"Saat ini gerakan dadanya tidak seimbang bila bernapas, karena itu emosi Miyano-San harus dijaga dengan baik. Bila dia tertekan, napasnya tidak stabil dan dapat menimbulkan nyeri ekstrim di dada. Ia juga akan kesulitan bernapas dan yang paling parah adalah batuk darah,"
Yukiko menutup mulutnya dengan tangan karena tidak tega.
Shinichi juga hanya terdiam sedih.
"Kami mengerti Sensei, kami akan menjaganya dengan baik," kata Yusaku bijak.
Di luar ruang perawatan Haibara dijaga dengan ketat oleh FBI, tidak sembarang orang yang boleh mengunjunginya. Keluarga Kudo juga melindunginya dengan ketat, melarang orang-orang yang bisa memancing emosi Haibara datang berkunjung. Pihak FBI yang boleh masuk pun hanya Jodie Starling, sisanya keluarga Kudo dan Profesor Agasa, bahkan Yusaku terpaksa melarang kunjungan keluarga Sera. Proses pemulihan Haibara adalah prioritas terpenting saat ini.
"Gomene Mary-San, tapi tenang saja, aku akan terus update perkembangannya padamu," gumam Yukiko mengakhiri pembicaraannya di telepon.
"Mary-San lagi?" tanya Shinichi yang menunggui Haibara di sisi pembaringannya.
"Eh," jawab Yukiko, "dia ingin tahu kondisi Ai-Chan. Dia juga mengerti apabila belum diijinkan berkunjung. Meski dia satu-satunya keluarga Ai-Chan yang tersisa, tapi Ai-Chan belum familiar dengan mereka. Ai-Chan hanya punya kita saat ini,"
"Eh, Okasan benar," Shinichi menyetujui.
Yukiko mengulurkan tangannya untuk membelai rambut Haibara penuh sayang. Haibara masih tidak sadarkan diri. Ia mengenakan masker oksigen, selang-selang infus dan alat monitor jantung.
"Saat Okasan membantu mengganti piyamanya..." kata Yukiko murung.
"Uhm?" Shinichi menatap ibunya.
"Dadanya biru, luka lebamnya parah sekali..." suara Yukiko bergetar, "apa salah Ai-Chan? Hingga pria itu harus membuatnya seperti ini?"
"Gin telah mendapatkan ganjarannya, ia bunuh diri saat sudah terkepung," kata Shinichi, "dan Haibara pasti akan segera sembuh. Lagipula memang saat ini sebaiknya dia tidur, karena itu Sensei terus membuatnya tidak sadar, sampai radang di dadanya membaik. Kalau Haibara sadar saat ini, ia bisa batuk-batuk darah nanti dan sulit untuk pulih,"
"Eh," Yukiko mengangguk mengerti seraya mengusap airmatanya.
"Okasan pasti lelah karena sudah menjaga Haibara semalaman. Pulang saja dulu istirahat. Gantian aku yang menjaganya di sini," pinta Shinichi.
"Kabari Okasan kalau butuh sesuatu,"
"Eh," Shinichi mengangguk.
Yukiko mengecup kening Haibara sebelum keluar dari kamar.
Shinichi memandang Haibara lalu mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Haibara dan mengaitkan jari-jari mereka. Ia ingin Haibara merasakan kehadirannya.
"Kata perawat di sini, genggaman tangan seperti ini akan membuat pasien lebih cepat sembuh," kata Shinichi pada Haibara, "kau harus sembuh Haibara, masih banyak yang sayang padamu. Kau takkan pernah sendirian dan kesepian...
"Mereka sudah tidak ada, kau aman. Kau tak perlu sembunyi lagi, kau tak perlu ketakutan lagi. Kau bisa hidup normal sekarang... Kau bisa menjalani hari-hari sesuai keinginanmu...
"Dan aku... walaupun mereka sudah tidak ada... aku tetap akan melindungimu... janjiku tidak pernah kadaluarsa..." Shinichi mengecup punggung tangan Haibara. Ia tidak tahu, di balik jendela, melalui celah-celah tirai, Ran melihatnya.
Shinichi... takkan pernah sama lagi... batin Ran sebelum berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning Of You
FanfictionPlot fanficnya yang ringan-ringan aja dulu. Belum sanggup bikin yang berbau kuat thrillernya karena masih Kram Otak. Have a nice weekend!