Lima Tahun Kemudian...
Setelah lulus kuliah, Shinichi membuka agensi detektifnya secara resmi. Ia sukses besar karena berhasil menyelesaikan berbagai kasus. Ia banyak merekrut staf admin dan para detektif muda berbakat. Namun dalam lubuk hatinya, ia sedih. Kesuksesan itu tidak diikuti oleh keberhasilannya dalam menemukan Shiho. Shinichi tak tahu lagi harus mencari ke mana. Kepolisian, FBI, MI6 hingga CIA sudah mencarinya. Tapi Shiho seperti hilang tertelan bumi. Tak ada pula kabar ia masih hidup atau tidak.
"Yang ini bagus juga. Aku jadi bingung mau ala barat atau Jepang..." gumam Ran sambil membolak balik katalognya.
Siang itu di sebuah kafe, Sonoko, Ran dan Shinichi sedang makan siang bersama. Sementara dua wanita itu sedang sibuk memilih-milih pakaian untuk pernikahan Ran dan Shinichi. Sebaliknya, Shinichi malah sibuk dengan ponselnya.
"Dua-duanya saja Ran. Resepsi ala barat dan resepsi ala Jepang. Sekali seumur hidup ini," ujar Sonoko memberi ide.
"Boleh juga ya. Bagaimana menurutmu Shinichi?" Ran beralih pada Shinichi.
Shinichi masih asik mengetik di ponselnya.
"Shinichi? Shinichi!"
"Oi? Kenapa Ran?"
"Aku bertanya, kalau dua kali resepsi bagaimana? Ala barat dan ala Jepang?" tanya Ran.
"Oh ya terserah kau saja, aku ikut apa katamu saja," kata Shinichi lanjut mengetik di ponselnya.
"Duh, kau itu cuek sekali. Serius menikah gak sih?" oceh Sonoko.
"Serius serius. Ya cewek-cewek yang atur saja, aku tahu beres," ujar Shinichi sambil merapikan barang-barangnya.
"Kau mau kemana?" tanya Ran.
"Kembali ke kantor, ada yang harus kuurus,"
"Lho? Katanya kasus yang terbaru sudah selesai,"
"Ada seorang saksi yang kemungkinan melihat Shiho,"
"Shiho? Kau masih mencari Shiho?" tanya Sonoko.
"Iya, memang kenapa?"
"Ah tidak kenapa-kenapa," sahut Sonoko menahan diri.
"Sampai nanti," Shinichi keluar dari kafe.
Ran mendesah, "sudah lima tahun dan masih begitu. Apa kuberi tahu saja ya dimana Shiho,"
"Jangan Ran! Kau sudah mau menikah! Bisa batal nanti,"
"Habis Shinichi begitu terus,"
"Nanti dia juga lupa,"
"Sudah 5 tahun Sonoko. Aku kira tanpa Shiho-Chan di sisinya, dia perlahan akan lupa. Tapi lihatlah, dia masih belum menyerah mencari. Dia tak lagi seperti Shinichi yang dulu. Perhatiannya lebih mudah beralih. Dia tak lagi fokus padaku. Aku sering merasa, dia tidak enak hati saja, jadi kadang masih menyahut sekenanya. Aku seperti boneka berbicara sendiri,"
"Sabar saja. Nanti setelah menikah dan punya anak, dia jadi semakin sibuk hingga tak punya waktu lagi untuk memikirkan Shiho,"
"Semoga saja begitu,"
***
Shinichi membuka kamar yang pernah ditempati Shiho. Ia duduk termenung di ranjang Shiho sambil menggenggam gantungan boneka Higo di tangannya. Satu-satunya barang yang ketinggalan dibawa Shiho.
"Shin-Chan..." Yukiko masuk dan melihat Shinichi di sana, ia ikut duduk di sisinya.
Shinichi memejamkan mata sembari menggeleng, "hanya wanita yang mirip Shiho tapi bukan Shiho..."
Sudah lima tahun dan selalu begitu. Ia tak pernah melewatkan laporan sekecil apapun bila ada saksi yang pernah melihat wanita mirip Shiho. Tapi semuanya hanya wanita yang mirip, bukan Shiho sungguhan.
Yukiko merangkul pundak putranya, "mungkin kelak kita akan lebih beruntung..."
"Lima tahun... kemana dia bisa pergi... Aku Kudo Shinichi detektif hebat ini, sama sekali tidak bisa melacaknya..."
"Kau jangan lupa, dia juga ilmuwan yang cerdas,"
"Okasan..."
"Uhm?"
"Aku merindukannya..."
"Okasan juga rindu sekali padanya,"
"Dia partnerku, sekaligus teman berantemku. Aku merindukan tsunderenya..." mata Shinichi berkaca-kaca mengenang Shiho.
"Shinichi..."
Shinichi menghela napas berat, "bagaimana kira-kira keadaannya? Apakah dadanya masih suka nyeri? Apakah dia masih suka batuk? Ya Tuhan..." perlahan airmatanya mengalir.
Yukiko juga ikut menangis.
"Kadang aku berpikir... Aku salah apa sampai Shiho pergi..."
"Kau tidak salah Shin-Chan. Shiho hanya tidak ingin merepotkan kita semua..."
Shinichi memeluk boneka Higo itu erat-erat, entah kenapa sepertinya penyakit nyeri dada Shiho pindah ke dadanya, "aku ingin bertemu dengannya Okasan... aku sungguh ingin melihatnya baik-baik saja..."
"Oh Shin-Chan..." Yukiko memeluknya dan mereka menangis bersama.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning Of You
FanfictionPlot fanficnya yang ringan-ringan aja dulu. Belum sanggup bikin yang berbau kuat thrillernya karena masih Kram Otak. Have a nice weekend!