Chapter 16

1.9K 122 0
                                        


"Aku telah mempelajari catatanmu Miyano-San. Aku dan tim dokter cukup terkejut dengan teknik gene editing," kata dokter.

Saat itu Shinichi sedang mengantar Shiho cek rutin.

"Aku juga sudah mempelajari, kau menerapkan teknik ini dengan baik untuk pangan dan ternak selama di Pulau Tristan," tambah dokter.

Shiho mengangguk.

"Memangnya ada apa dengan teknik itu Sensei?" tanya Shinichi.

"Jadi begini. Bila menunggu donor mata, akan memakan waktu lama, karena antriannya panjang dan jarang sekali orang yang meninggal bersedia mendonorkan matanya. Aku dan tim dokter ingin menerapkan teknik gene editing untuk mata Miyano San. Mengganti DNA mata yang rusak dengan DNA yang baru,"

"Dengan teknik itu, Shiho jadi bisa melihat?" tanya Shinichi.

"Diharapkan begitu, namun belum ada yang pernah mencoba teknik ini pada manusia. Resikonya cukup besar. Aku mengembalikan keputusannya kepada Miyano-San," kata dokter.

Shiho mengulurkan tangan kanannya. Shinichi memberikan kertas dan pulpen untuknya menulis. Shiho mengungkapkan ia bersedia mencoba rekayasa DNA tersebut dan berani menanggung resikonya.

"Kau yakin Shiho?" tanya Shinichi.

Shiho mengangguk mantap.

"Baiklah kalau begitu, kami akan mempersiapkan prosedurnya," kata dokter.

***

Perlu waktu tiga bulan bagi tim dokter untuk mempersiapkan prosedur operasi dengan teknik gene editing tersebut. Dikarenakan ini merupakan teknik yang baru bagi mereka. Mereka telah mempelajari catatan dan jurnal-jurnal Shiho. Mereka bertekad menjadikan operasi ini berhasil, selain demi kesembuhan Shiho juga sebagai terobosan baru untuk ilmu pengetahuan. Ketelitian orang Jepang mungkin yang paling tidak ada duanya di dunia, segala kemungkinan kesalahan terkecil pun sudah diprediksikan. Mereka mengatur scenario operasi sedemikian rupa dan bertekad tidak akan melakukan kesalahan sama sekali.

Keluarga Kudo menunggu dengan cemas di luar ruang operasi. Shinichi tak henti-hentinya mondar-mandir. Bila operasi ini berhasil, mereka rencana melakukannya secara bertahap pada indera pendengaran dan indera bicara Shiho agar ia bisa sembuh total.

Kurang lebih lima jam kemudian operasi tersebut selesai dan Shiho dibawa ke kamar perawatan kembali. Matanya diperban dan baru boleh dibuka setelah kurang lebih tiga minggu. Penantian itu bagaikan tiga abad rasanya.

"Buka matamu pelan-pelan Miyano-San," pinta dokter.

Penerangan di kamar sudah diredupkan dan jendela sudah ditutup dengan gorden, agar mata Shiho tidak kaget dengan cahaya.

Lambat-lambat Shiho membuka matanya yang memliki bulu mata lentik. Ia mengernyit sedikit sembari menutup mata dengan telapak tangannya.

"Kenapa Shiho? Sakit?" tanya Shinichi cemas.

Yusaku dan Yukiko juga menunggu dengan gelisah.

Shiho mengerjap memandang Shinichi, matanya berkaca-kaca oleh air mata, tapi ia mengernyit. Masih ada sesuatu yang kurang.

"Bagaimana Miyano-San? Bisa melihat?" tanya dokter.

Perlahan Shiho mengangguk.

Keluarga Kudo tampak lega.

Namun Shiho buru-buru menuliskan sesuatu di telapak tangan Shinichi.

Hitam-Putih.

"Hitam-putih? Maksudnya, kau tidak bisa melihat warna?" tanya Shinichi memandang Shiho.

Shiho mengangguk.

"Kenapa begini Sensei?" tanya Shinichi pada dokter.

"Kami akan mengobservasinya lagi, tapi dugaan sementara, DNA bawaan Miyano-San masih beradaptasi dengan DNA baru dari protein Cas 9. Kita lihat saja ke depan, apakah perlahan-lahan akan muncul warna. Jika tidak, kami akan kembali usahakan jalan keluarnya," jelas dokter.

Shinichi menatap Shiho, "sabar ya Shiho," pintanya.

Shiho menggeleng seraya tersenyum menenangkan Shinichi kemudian menyentuh wajahnya. Bagi Shiho, walaupun hitam putih, tapi itu sudah cukup. Setidaknya ia bisa melihat wajah pria yang sangat dicintainya. Kemudian Shiho memandang Yukiko dan Yusaku di sana.

"Shiho-Chan," Yukiko menghampirinya.

Shiho menyentuh wajah Yukiko, ia juga merindukan melihat wanita cantik ini.

Yukiko terharu kemudian memeluk Shiho, "oh Shiho-Chan,"

"Setidaknya masih ada sedikit kemajuan daripada tidak sama sekali," ujar Yusaku bijak.

"Eh," Shinichi mengangguk.

"Hakase juga pasti akan senang dengan berita ini," timpal Yusaku.

The Meaning Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang