"Okasan membuatkan kunci baru, supaya bisa masuk dan tetap bisa membersihkan rumah ini," kata Shinichi yang hari itu membawa Shiho ke rumah keluarga Miyano, "Okasan masih membersihkannya sebulan sekali karena takut sewaktu-waktu kau pulang,"
Shiho mengangguk mengerti. Sebulan setelah operasi gene editing di matanya, sesuai dugaan dokter, ia mulai bisa melihat warna. Tapi yang baru terlihat adalah warna kuning dan warna merah. Dikarenakan sudah bisa melihat, Shinichi dan Shiho sekarang dapat menggunakan bahasa isyarat. Dua orang genius ini menguasainya tentu. Bahkan mereka juga menguasai bahasa bibir.
Tiba-tiba Shiho menggenggam tangan Shinichi seperti ingin minta sesuatu.
"Kau mau apa Shiho?" tanya Shinichi mengerti maksudnya.
Shiho menggerakkan bibirnya pelan-pelan.
Aku ingin menginap di sini malam ini. Satu malam saja...
"Kau mau menginap di sini satu malam?" Shinichi memastikan.
Shiho mengangguk.
"Kau ingin mengenang keluargamu ya?"
Shiho mengangguk lagi.
"Baiklah, aku akan menemanimu. Aku beritahu Okasan dulu,"
Sisa hari itu akhirnya Shinichi dan Shiho belanja bahan makanan. Mereka memasak bersama di dapur. Masakan sederhana untuk makan malam berdua. Lalu malam harinya, Shinichi menggelar dua kasur lipat di kamar bekas Atsushi dan Elena dulu.
"Idemu bagus juga," gumam Shinichi sambil memeluk Shiho di bawah selimut.
Shiho mendongak memandangnya.
"Kita berdua masak bersama dan sekarang tidur bersama, tanpa gangguan Okasan dan Otosan. Rasanya sudah seperti suami-istri sungguhan,"
Shiho tersenyum.
"Tapi kalau dipikir-pikir, sebenarnya kita sudah seperti orang tua gak sih?"
Shiho mengernyit tak mengerti.
"Dulu sewaktu kita mengecil, kita berpetualang dengan Ayumi, Genta dan Mitsuhiko. Kita orang dewasa yang terus menerus menjaga mereka. Sudah seperti orang tua bukan?"
Shiho terkekeh sependapat.
"Mereka sekarang semakin pintar, suatu hari aku akan merekrut mereka ke Kudo Agency,"
Shiho mengangguk.
Shinichi mengecup bibir Shiho dalam dan lama, "bagaimana kalau kita jadi orang tua sungguhan?" bisiknya.
Eh? Shiho mengerjap memandangnya.
Shinichi mengulum bibirnya. Perlahan ia melepaskan alat bantu dengar itu dari telinga Shiho agar tidak mengganggu. Shiho membiarkan Shinichi mencumbunya. Tanpa alat bantu dengar, Shiho memang tidak dapat mendengar apa-apa, namun itu bukanlah halangan. Shinichi menciumnya, menyalurkan kasih sayangnya, membuktikannya melalui sentuhan-sentuhannya sehingga Shiho tidak perlu meragukannya.
Shiho terisak bahagia ketika ia mencapai klimaksnya bersama Shinichi. Tanpa busana, mereka saling berdekapan satu sama lain tak ingin lepas. Shiho akhirnya bisa menambah kenangan tentang dirinya di rumah warisan orang tuanya.
Otosan... Okasan... Onee-Chan... Aku sudah menemukannya... orang yang kusukai... batin Shiho sebelum jatuh terlelap.
***
"Aku melihatnya baru saja pergi dari rumah itu," kata seorang ajudan kepada bosnya.
"Hmm..."
"Rumah itu adalah rumah bekas Klinik Miyano. Sekarang tampaknya Kudo Shinichi mengencani Miyano Shiho alih-alih Mouri Ran," lapor ajudan lagi.
"Mau siapapun yang dia kencani aku tak peduli. Yang penting wanita itu adalah kelemahannya sekarang..."
"Wanita itu sepertinya tuna rungu. Dia tidak bisa bicara dan mengenakan alat bantu dengar..."
Bos pria terkekeh senang, "bahkan itu lebih baik,"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning Of You
FanfictionPlot fanficnya yang ringan-ringan aja dulu. Belum sanggup bikin yang berbau kuat thrillernya karena masih Kram Otak. Have a nice weekend!