Kondisi Shinichi semakin membaik. Namun yang lebih menggembirakan, kondisi Shiho jauh lebih baik. Matanya sudah normal dan dapat melihat semua warna dengan lengkap. Ia juga bisa bicara dan saraf-saraf bicaranya juga memberikan impuls terhadap saraf pendengaran. Ia bisa mendengar tanpa alat bantu dengar lagi. Semua inderanya sudah mampu menyampaikan informasi ke saraf otaknya. Masih ada hal baik dibalik musibah ini.
"Makanlah, aku sudah memotongnya kecil-kecil untukmu," kata Shiho sambil menyuapi Shinichi potongan apel kecil dengan garpu.
Lalu gantian Shinichi meraih garpu itu dan menyuapi Shiho juga, "kau juga harus makan buah, kau kan sedang hamil,"
Shiho tersenyum.
"Lagipula aku tak mau kau kelelahan karena mengurusku," kata Shinichi sambil menggenggam tangan Shiho.
"Aku baik-baik saja,"
"Oh ya, karena sekarang kau sudah dapat bicara, aku jadi leluasa untuk bertanya,"
"Kau mau tanya apa?"
"Kenapa kau pergi 5 tahun lalu? Kenapa kau pergi hanya karena perkataan Ran?"
"Karena aku juga wanita dan aku mengerti perasaannya. Aku tak mau kehadiranku membebani pikirannya, dia mencintaimu,"
"Kau memikirkan perasaan Ran tapi tak mengerti perasaanku?" sungut Shinichi.
"Kau kan pacarnya waktu itu,"
"Tapi aku juga sedih kehilangan partner,"
"Aku tahu kau pasti sedih, tapi aku pikir waktu akan menyembuhkannya. Kau dan Ran-San toh sepasang kekasih,"
"Tapi ternyata aku tak bisa," sahut Shinichi, "bodohnya aku, kita harus berpisah dulu baru aku menyadari aku tak bisa hidup tanpamu,"
"Shinichi..."
"Andai kau tahu betapa 5 tahun itu sangat menyiksa. Aku putus asa dan nyaris gila karena tidak dapat menemukanmu. Setiap melihat wanita yang mirip denganmu, jantungku selalu berdebar-debar sebelum berujung kekecewaan,"
Shiho memandangnya prihatin, "gomene... aku tak pernah memperhitungkan dampaknya padamu begitu aku pergi..."
"Apa kau ada merindukan aku selama 5 tahun itu?"
"Tak absen sehari pun... Aku selalu merindukanmu,"
"Jangan pergi lagi Shiho," Shinichi merajuk, "aku tak mau tahu, pokoknya siapapun yang bicara membujuk-bujuk atau mempengaruhimu untuk pergi dariku. Jangan pernah percaya! Kali ini aku bisa mati kalau kau tinggal lagi,"
"Ah... lihat siapa yang bicara. Kemarin kau yang hampir pergi dariku!" gerutu Shiho, "kau tidak tahu apa? Aku takut setengah mati!"
"Hai hai..." Shinichi menarik Shiho dalam dekapannya, "aku juga minta maaf telah membuatmu takut. Aku pun tak mau mati, aku masih ingin melihatmu dan bayi kita. Aku mencintaimu Shiho,"
Shiho mendongak menatapnya, "aku lebih mencintaimu tantei-san,"
Mereka pun berciuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning Of You
FanficPlot fanficnya yang ringan-ringan aja dulu. Belum sanggup bikin yang berbau kuat thrillernya karena masih Kram Otak. Have a nice weekend!