Chapter 18

1.9K 107 1
                                        


"Ini berkas-berkasnya Kudo-San," salah seorang staff di Kudo Agency menyerahkan sebuah map kepada Shinichi.

Shinichi melihat map itu dengan sorot mata tajam penuh kemenangan.

"Dugaan Anda benar, Kudo-San. Semua transaksi ini adalah bukti pencucian uang Matsumoto. Proyek yang dia agung-agungkan saat kampanye hanyalah kedok untuk melakukan korupsi," jelas staffnya.

"Baik, ini cukup untuk menyeretnya ke penjara," kata Shinichi sambil menutup map tersebut.

Mendadak ponselnya berbunyi, dari Yukiko.

"Ada apa Okasan?" tanya Shinichi.

"Shin-Chan! Okasan sedang mengajak Shiho jalan-jalan ke taman, mendadak saja dia hilang saat Okasan sedang belikan okonomiyaki," kata Yukiko panik di seberang sana.

Shinichi sontak berdiri, "Apa? Sudah cek CCTV taman?"

"Sudah, dia dibawa oleh seorang pria bermantel. Tak kelihatan wajahnya. Lencana detektifnya jatuh di tempat terakhir dia duduk,"

"Cih! Sial! Aku akan menghubungi Inspektur Megure!" Shinichi memutuskan sambungan dan baru saja ia ingin menelpon polisi namun sudah keburu ada panggilan baru. Nomor tidak dikenal. Firasat Shinichi tidak enak.

"Aku sudah mendapatkan Miyano Shiho," kata suara berat seorang pria di seberang sana.

"Jangan coba-coba kau sakiti dia," geram Shinichi.

"Aku tidak dapat menjanjikan itu,"

"Apa maumu?!"

"Serahkan semua bukti transaksi tersebut,"

"Dimana?"

"Aku akan memberitahu rutenya, ada beberapa tempat pergantian yang harus kau lewati. Jika kau menghubungi polisi, dia akan mati mengenaskan,"

Sambungan terputus.

Shinichi memukul meja kerjanya dengan kesal.

"Terjadi sesuatu Kudo-San?" tanya staffnya.

"Mereka menculik Shiho,"

Staffnya tampak tercengang, "lalu bagaimana?"

"Jika dalam dua jam aku tidak kembali, segera hubungi polisi. Aku akan membawa transmitter dari Hakase,"

"Baik Kudo-San,"

***

Setelah melalui beberapa kali perhentian dan bolak-balik ganti kendaraan, akhirnya Shinichi sampai di tempat itu. Sebuah gedung tidak terurus yang tadinya akan dibangun wisma atlet. Proyek Matsumoto yang mangkrak.

"Kudo Shinichi," Matsumoto menyambutnya dengan dingin dan berbahaya.

"Di mana Shiho?" tanya Shinichi sama dinginnya.

Beberapa ajudan menyeret Shiho ke depan.

"Shiho!" Shinichi sedikit lega melihatnya baik-baik saja.

"Aduh... maafkan ajudanku yang terlalu berlebihan. Seharusnya dia tidak perlu dilakban, toh dia bisu kan," ujar Matsumoto sinis.

Shinichi muak mendengarnya.

"Buka saja lakbannya!" perintah Matsumoto.

Salah satu ajudan membuka lakban di mulut Shiho.

"Nah lihat, aku sudah berbaik hati kan?"

Cih! Shiho meludahi ajudan yang membuka lakbannya.

Ajudan tersinggung dan ingin menamparnya.

"Ehhh! Awas kau!" ancam Matsumoto dan ajudan mengurungkan niatnya, "dia tidak boleh diutak-atik tanpa perintahku. Lagi kau tidak kasihan apa sama wanita yang sedang hamil muda ini?"

Shinichi tersentak, "hamil?"

"Loh? Kau yang bikin tidak tahu? Dia dengan ibumu baru sana dari rumah sakit sebelum duduk di taman itu,"

Shinichi mencari pembenaran di wajah Shiho. Wanita itu menangis seraya mengangguk, mengiyakan pernyataan Matsumoto.

Terdengar suara kokangan pistol yang diarahkan ke perut Shiho.

"Kau!" Shinichi tampak geram.

"Aku selalu suka pertanyaan ini. Pilih ibunya? Atau anaknya?"

Shinichi tak berkutik.

"Geledah dan ikat dia!"

Para ajudan menggeledah Shinichi. Menyita semua handphone dan bukti-bukti pencucian uang Matsumoto. Kemudian mengikatnya di kursi.

"Beri dia sedikit pelajaran," Matsumoto memerintahkan.

Para ajudan mulai bergantian memukuli Shinichi.

Shiho menangis dan menggeliat-geliat ingin melepaskan diri melihat itu semua. Tidak tega pria yang dicintainya disiksa.

"Time out!" seru Matsumoto.

Shinichi terengah-engah. Bibirnya berdarah. Darah segar juga mengalir dari pelipis hingga ke wajahnya.

"Itu akibatnya bila kau terlalu percaya diri," cemooh Matsumoto

Shinichi hanya terkekeh mengejek, "kau bunuh aku juga tak ada gunanya,"

Matsumoto mengernyit, "apa?"

"Matsumoto-San! Lihat ini!" salah seorang ajudan menunjukkan layar handphonenya kepada Matsumoto yang menayangkan siaran berita.

"Breaking News hari ini. Matsumoto diduga terlibat kasus pencucian uang terkait proyek wisma atlet yang mangkrak. Hari ini kepolisian pusat mendapatkan sejumlah dokumen yang merupakan bukti-bukti transaksinya. Inspektur Megure mengungkapkan kepolisian memang bekerja sama dengan Kudo Agency dalam mengungkap kasus ini..."

"Keparat!" Matsumoto yang murka mengkokang pistolnya dan menembak dua kali ke tubuh Shinichi. Shiho hanya bisa menangis menggeliat-geliat, tak ada suara teriakan yang keluar.

Kemudian terdengar suara helikopter di atas sana. Tidak hanya satu, melainkan ada beberapa. Matsumoto dan ajudannya tampak kaget dan panik. Mereka telah terkepung.

"Cepat pergi dari sini!" teriak Matsumoto.

Mereka lari kocar-kacir, namun satu per satu pasukan polisi meluncur turun dengan lincah dari helikopter menggunakan tali. Terjadi adu tembak di antara dua kelompok itu. Lalu terdengar bunyi sirine, bala bantuan berdatangan untuk mengepung Matsumoto. Mereka akhirnya berhasil dibekuk oleh kepolisian Jepang.

Shiho melepaskan ikatan Shinichi dan memeriksa kondisinya.

"Shiho..." panggil Shinichi terengah-engah, tubuhnya sudah bersimbah darah.

Shiho banjir air mata saat menangkup wajah Shinichi dengan kedua tangannya.

"Gomene... Shiho... Tak bisa... melihat bayi... kita..." Shinichi pun tak sadarkan diri.

Shiho menangis memeluknya.

Tim medis datang membawa tandu dan segera melarikan Shinichi ke rumah sakit.

The Meaning Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang