"Auuwww... senangnya.... Sudah lama sekali tidak berbelanja bersama kalian. Kegiatan wanita yang satu ini memang menyenangkan, apalagi mencari pernak-pernik untuk pernikahan. Aku selalu suka pernikahaaan..." kata Jodie Starling girang.
Saat itu Jodie Starling sedang berbelanja bersama Ran dan Sonoko di mall.
"Sudah berapa lama Sensei di Jepang?" tanya Ran.
"Baru semingguan," jawab Jodie.
"Sedang ada tugas di sini?" tanya Sonoko.
"Tidak, cuma liburan,"
"Ah yang benar? Sensei selalu bilang sedang liburan kalau ke Jepang. Tapi sebenarnya ada misi khusus," gerutu Sonoko.
"Begitu ya? Hahaha..." tawa Jodie girang.
"Anoo Sensei..." panggil Ran.
"Nani?"
"Bagaimana kabar Shiho?"
"Shiho?" Jodie menghela napas sedih, "belum ada kabar. Mary-San dan Shuichi sudah mati-matian mencarinya sampai kerjasama dengan CIA segala. Namun masih nihil,"
Ran dan Sonoko bertukar pandang bingung.
"Kenapa?" Jodie melihat perangai mereka.
"Lho, bukannya Shiho-Chan bergabung dengan FBI?" tanya Ran.
Jodie bingung, "info dari mana? Kalau gabung dengan FBI, ngapain aku susah-susah cari?"
"Tapi sebelum pergi, Shiho-Chan bilang dia akan gabung dengan FBI dan meminta Jodie-Sensei pura-pura tidak tahu kalau ditanya Shinichi,"
Jodie terperanjat, "tidak kok! Shiho sama sekali tidak gabung ke FBI,"
Ran dan Sonoko bertukar pandang ngeri, berarti Shiho benaran hilang.
"Apa benar begitu yang dibilang Shiho sebelum dia pergi?" tanya Jodie.
"Uhm," Ran mengangguk.
Mendadak langkah mereka bertiga terhenti saat melihat Shinichi di depan sana. Detektif muda itu memandang Ran dan Sonoko tidak senang.
"Shinichi-Kun? Kenapa kau di sini?" tanya Sonoko.
"Aku cuma mau jemput tadinya," kata Shinichi tanpa melepas pandangannya dari Ran.
"Shin... Shinichi..." Ran tergagap.
"Apa benar begitu?" tanya Shinichi.
Ran dan Sonoko terdiam.
"Shiho bilang padamu dia akan gabung ke FBI? Lalu meminta Jodie-Sensei pura-pura tidak tahu?" tanya Shinichi.
"E-eh..." Ran mengangguk gugup.
"Cool Guy, aku benar-benar tidak bohong lho! Shiho tidak di FBI!" kata Jodie.
"Aku percaya Sensei," Shinichi kembali memandang Ran, "bagaimana caranya Shiho bisa berkata begitu? Kau ada bicara apa pada Shiho sebelum dia menghilang?"
Ran menggigit bibirnya.
"Aku minta kejujuranmu Ran!" hardik Shinichi.
"Jangan kasar begitu Shinichi!" bela Sonoko.
"Jangan ikut campur! Ini urusanku dengan Ran!" bentak Shinichi.
Sonoko terdiam, ia tak pernah melihat Shinichi marah begitu.
"Aku... aku memang ada bicara pada Shiho-Chan... Aku memintanya menerima tawaran Jodie-Sensei untuk bergabung dengan FBI... Agar dia menjauhimu..."
Shinichi tampak geram, "bukankah aku memintamu berteman dengannya? Kenapa kau malah mengusirnya?!"
"Aku... aku..."
"Kau seharusnya tahu sifat Shiho. Kau minta begitu, dia akan menghilang dari semua orang, dia tidak akan pernah bergabung dengan FBI, MI6 atau apapun itu!"
"Aku minta maaf Shinichi!" isak Ran.
"Ran-Chan melakukannya karena kau lebih perhatian pada Shiho!" seru Sonoko.
"Astaga! Dia sakit! Dia cedera parah! Begitu saja kau tidak mengerti? Aku kira selama ini kau wanita yang pedulian dan baik hati. Aku... telah salah menilai..." Shinichi berlalu pergi.
"Shinichi!" Ran mengejarnya.
Sonoko dan Jodie ikut mengejar.
Kemudian langkah mereka terhenti di layar besar itu. Layar besar di sebuah gedung yang sedang menampilkan berita mengenai wabah ebola.
"Tidak banyak yang mengetahui, Pulau Tristan yang berada di sebelah selatan Samudera Atlantik ini tengah berjuang menghadapi wabah ebola. Pulau itu sangat terpencil, tidak dapat dijangkau pesawat, sinyal internet pun juga sangat buruk. Hanya ada satu perahu yang berlayar ke sana satu tahun sekali. Oleh sebab itu, wabah ini terlambat ditangani oleh pemerintah pusat.
"Tapi untungnya, ada seorang pendatang lima tahun lalu di Pulau Tristan. Seorang wanita ilmuwan turunan Inggris-Jepang bernama Miyano Shiho. Wanita ini membantu merawat penduduk setempat menghadapi wabah ebola. Bahkan ia telah berhasil menemukan obat untuk menyembuhkan wabah tersebut dan juga vaksin untuk membentuk antibody dalam menghadapi penyakit itu. Penduduk Pulau Tristan sangat menghormatinya, Profesor Miyano membantu merawat mereka tanpa imbalan. Dia bagai malaikat yang diutus Tuhan untuk membantu para Tristanian,
"Namun malang, akibat terlalu banyak menghadapi wabah dan bereksperimen, saat ini Profesor Miyano sendiri terjangkit virus ebola. Para penduduk Pulau Tristan meminta pemerintah pusat agar dapat mengevakuasi Profesor Miyano keluar dari sana. Sehubungan Profesor Miyano masih warga negara Jepang, kedutaan Jepang di Afrika sedang berkoordinasi untuk mencari keluarga Profesor Miyano untuk mengurus evakuasi..."
"Itu Shiho..." Jodie terperangah.
"Shiho... Itu dia! Shiho!" air mata Shinichi mengalir ketika akhirnya ia menemukan berita mengenai Shiho. Tanpa buang waktu ia segera menghubungi kedutaan Jepang untuk mengkonfirmasi sebagai keluarga Shiho yang akan mengurus evakuasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning Of You
FanfictionPlot fanficnya yang ringan-ringan aja dulu. Belum sanggup bikin yang berbau kuat thrillernya karena masih Kram Otak. Have a nice weekend!