"Kenapa kau mendadak ingin ketemu Ran-San?" tanya Shiho di sebuah kafe suatu siang.
"Bagaimana keadaanmu Shiho-Chan?" tanya Ran.
"Aku baik-baik saja,"
"Syukurlah,"
"Jadi kau ingin bicara apa?" tanya Shiho lagi.
"Ano... Kenapa Jodie-Sensei tiba-tiba datang ke Jepang? Apakah untuk menemuimu?"
"Eh, sepertinya begitu,"
"Apa dia menawarimu untuk bergabung dengan FBI?"
Shiho mengerjap, "bagaimana kau tahu?"
"Ah, aku hanya menebak saja kok,"
"Yah... dia memang menawariku bergabung..." Shiho mengakui.
"Lalu bagaimana? Kau menerima tawarannya?"
Shiho mengedikkan bahu, "aku masih mempertimbangkannya,"
"Kurasa akan sangat bagus kalau Shiho-Chan bergabung dengan FBI. Organisasi itu kan keren sekali," ujar Ran.
"Yah... bukan masalah kerennya. Tapi aku memiliki beberapa pertimbangan sendiri,"
"Oh begitu,"
"Kenapa? Kau mendadak tertarik pada hal ini? Apa ada sesuatu?" tebak Shiho melihat sorot mata Ran yang tampak cemas.
Ran menggenggam erat tas tangannya, "Anooo...."
"Ada apa Ran-San? Katakan saja,"
"Aku... Gomene Shiho... Tapi aku merasa... Shinichi sangat perhatian padamu,"
Shiho terdiam.
"Aku hanya wanita biasa, tidak sepintar dan secantik Shiho-Chan. Aku takkan mampu menandingimu,"
"Shinichi mencintaimu,"
"Tapi mungkin Shinichi tidak sadar bila suatu hari dia bisa menyukaimu, atau mungkin dia sudah menyukaimu. Selama... kau berada di sisinya..." Ran menggigit bibirnya.
"Kau seharusnya percaya kepadanya,"
"Bukan aku tidak percaya padanya... Bukan aku tidak menyukai Shiho-Chan... Tapi cobalah Shiho mengerti posisiku... Ya aku memang insecure... Aku bukan apa-apa dibandingkan Shiho-Chan. Dengan kau terus menerus berada di sisinya, dia akan selalu bergantung padamu. Perlahan-lahan aku akan tersingkir... Dia akan jatuh cinta padamu..."
"Jadi karena itu kau ingin agar aku menerima tawaran Jodie-Sensei?"
Ran mengangguk, "Eh,"
"Kau tak perlu khawatir, aku memang mulai mempertimbangkan untuk menerima tawaran Jodie-Sensei,"
Ran memandangnya, "benarkah?"
"Tapi tolong kau rahasiakan dulu. Nanti aku akan meminta Jodie-Sensei pura-pura tidak tahu. Jika kehilangan jejakku sama sekali, Kudo-Kun takkan mencariku lagi,"
Ran mengangguk, "baiklah, aku akan merahasiakannya,"
***
"Wuaaah... memang siapa yang ulang tahun?" tanya Shinichi melongo memandangi meja makan yang penuh makanan.
"Ah sudah pulang Shin-Chan!" sambut Yukiko, "hari ini Shiho-Chan membantu okasan di dapur. Semua makanan kesukaan Shinichi, bahkan Shiho membuatkan kue lemon juga,"
"Hooo... asik..."
"Kau mandi dulu sana," pinta Yukiko.
"Haiii..."
Akhirnya mereka makan malam bersama. Karena banyaknya makanan, Profesor Agasa pun juga diundang untuk makan di rumah keluarga Kudo.
"Kau biasanya melarangku Shiho-Kun. Benar kali ini boleh makan?" tanya Profesor Agasa.
"Hai hai... sesekali cheating day boleh lah..." kata Shiho sembari mengambilkan lauk ke piring Profesor Agasa.
"Asiiik..." Profesor Agasa senangnya bukan main.
"Oi Oi... suasana hatimu sedang bagus hari ini ya..." goda Shinichi.
Shiho menyipit menatapnya, "kenapa? Tidak boleh?"
"Eh sudah-sudah Shin-Chan! Jangan bikin berantem terus!" lerai Yukiko.
Shiho juga mengambilkan sayur untuk Yukiko, "arigatou Yukiko-San. Selama ini kau baik sekali padaku. Kau sudah seperti Okasan. Aku benar-benar merasa punya keluarga di sini,"
"Hmmm... Kau bicara apa Shiho-Chan. Kau juga sudah kuanggap putriku sendiri. Oh aku sungguh senang sekali jika memiliki putri yang manis seperti dirimu!" celetuk Yukiko sambil memeluk Shiho erat-erat karena gemas.
Shiho terkekeh geli.
"Otosan, kenapa dulu tidak bikin satu lagi anak cewek?" tanya Shinichi pada Yusaku.
"Duh, kalau bikin anak cewek nanti jadinya mirip Yukiko. Mending aku adopsi yang seperti Shiho-Chan sajalah, biar tidak tambah pusing hehehe..." kelakar Yusaku.
"Awas ya Yu-Chan!" hardik Yukiko.
Semua tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning Of You
FanficPlot fanficnya yang ringan-ringan aja dulu. Belum sanggup bikin yang berbau kuat thrillernya karena masih Kram Otak. Have a nice weekend!