Shabira (16)

7 2 0
                                    

Jangan pernah berhubungan dengan seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya.
- Shabira -

•••••

"Mas..." tanyaku sedikit pelan setelah menghampirinya.

"Iya?" jawabnya sambil melihat ke arah ku.

"Boleh kita bicara? Tapi tidak disini, bisa?" tanyaku yang masih memandanginya.

Ia pun menyetujuinya, kemudian kita pergi ke taman depan dan duduk dikursi halaman.

"Ada apa Ki?" tanya dia setelah kita saling diam.

"Sebelumnya Kia minta maaf, tapi kalau boleh jujur, Kia ngerasa Mas itu masih kepikiran sama... mantan," kataku sedikit hati-hati.

Dia diam, tidak melihat ke arahku lagi. Aku menunggu jawabannya.

"Maaf ya, Ki." Hanya itu yang dia katakan dengan posisi masih melihat lurus ke depan.

"Gak apa-apa." Kataku dengan tertunduk lesu.

"Aku juga gak bisa maksa hati Mas 'kan?" lanjutku dengan masih tertunduk.

"Tapi seharusnya Mas tahu, kalau aku gak suka sama orang yang belum selesai dengan masa lalunya." Jedaku.

"Mas juga tahu, aku pernah gagal. Mas juga pernah bilang jangan pernah hidup dimasa lalu lagi. Tapi, Mas sendiri apa, masih menyimpan masa lalu itu dihati Mas 'kan?" tanyaku dengan menatapnya.

"Gak gitu," jawabnya.

"Ya terus apa? Dengan sikap Mas kaya gitu aja aku udah tahu. Apalagi setelah kejadian Tante kamu yang ngebahas mantan kamu." Cerocosku.

"Ya udah dengerin dulu, saya kan belum ngomong." Potongnya.

Aku diam, tidak melihatnya lagi. Kemudian dia menjelaskan tentang sang mantannya itu.

"Sebelumnya, saya melihat dia seminggu lalu. Dia dateng, nyamperin saya dan ngejelasin alasannya pergi serta membatalkan lamaran kita dulu." Lanjutnya.

"Saya sebenarnya menolak untuk bicara sama dia. Tapi dia maksa, karena terus-terusan teriak di depan umum.

"Saya bukannya memikirkan tentang dia ataupun belum lupa. Tapi ada hal yang belum saya selesaikan dengannya." Katanya yang mungkin bicara jujur.

"Kalau gitu, tunda aja pernikahan kita. Selesaikan dulu masalah kamu dengan dia. Aku tidak mau punya hubungan dengan laki-laki yang belum selesai dengan mantannya. Lebih baik kita intropeksi diri deh, apa yang salah dengan hubungan ini. Aku gak mau hidup dengan penuh bayang-bayang masa lalu." Kataku dengan masih tak menatapnya.

"Jangan pernah memutuskan sesuatu kalau saya tidak menyetujui itu." Elaknya.

"Za, saya lagi ngomong. Bisa gak kalau bicara itu dilihat orangnya?" tanyanya mulai emosi.

"Ya terus harus apa Mas? Apa aku harus diam melihat Mas masih berhubungan dibelakang aku dengan wanita lain? Atau, apa aku harus menerima, melihat calon suamiku yang masih menyimpan rasa dengan mantannya?" ucapku dengan menatapnya tajam yang mulai tersulut emosi.

"Saya udah gak cinta sama dia Zakia, gak ada wanita lain yang saya cinta, hanya kamu." Jawabnya gombal.

"Haha, cinta ya? Hanya aku? Lalu apa dengan pikiran kamu yang masih memikirkan wanita lain?" tanyaku sambil tersenyum miring seperti menyindir.

"Ya itu beda Za, saya butuh waktu."

"Waktu? Butuh berapa lama? Aku kasih waktu untuk sendiri tadi gak mau, sekarang bilangnya butuh waktu. Oke, aku nunggu kamu untuk itu." Potongku.

SHABIRA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang