Pilihan

1 2 0
                                    

H-7 kami masih sibuk mempersiapkan acara, menyebarkan undangan, catering, belum lagi kesibukan di kantor yang diberatkan dengan banyak tugas yang semakin menumpuk.

"Ki tolong ya, data yang dikirim lewat email suruh diperika. Terus jangan lupa laporannya harus sekarang ya!" Kata Agni saat ia kembali meeting.

"Oh ya, tugas projek kemarin juga suruh diperiksa lagi sama Pak Alvaro. Hera, laporannya yang ngerjain lo bukan?" Lanjutnya.

"Baik komandan," jawab kami sedikit lesu.

"Bel, lo tolong gue ya bue cek data mingguan kemarin. Nanti gue email selesai buat laporan." Ucapku saat ingat ada tugas yang belum terselesaikan.

"Oke. Eh btw, kita lembur lagi gak sih?" tanya dia sambil melihat jam, karena beberapa jam lagi harusnya pulang.

"Gue lembur kayanya. Apalagi lusa udah mau cuti." Jawabku, ditambah dengan Hera dan Agni yang ternyata ikut lembur juga.

"Oke, oke. Karena tugas gue deadlinenya besok pagi, jadi gue juga harus lembur." Kata Bella dengan pasrah, karena kami sebenarnya ingin sekali menolak untuk lembur.

"Semangat gaiss!" teriak Agni dibarengi dengan suara nada panggilan masuk ke hpku.

Sebelum menjawab telpon, kami juga kompak menjawab teriakan Agni.

"Iya, walaikumussalam Mas. Ada apa?" tanyaku setelah mengangkat telpon dan mendengar salamnya.

"Hari ini jangan lupa buat ngambil pesenan baju seragam di butik ya Za, nanti saya tunggu kamu selesai jam kantor." Jawabnya yang mengingatkan ku bahwa hari ini ternyata ada acara lain.

"Duh, Mas. Maaf ya, kayanya gak bisa deh. Aku lembur lagi soalnya." Jawabku.

"Oh ya udah, kalau gitu saya sendiri aja yang ngambil." Ucapnya.

"Eh tapi gak apa-apa? Ngerepotin gak?" tanyaku yang gak enak karena harusnya kami berdua yang mengurus ini semua.

"Gak apa-apa. Oh ya, ini terakhir kamu lembur ya. Saya gak mau kamu kecapean!" Perintahnya dengan nada cuek.

"Insyaa Allah ya, kan kamu sendiri yang ngasih aku kerjaan banyak. Makanya kurangin dikit ya kerjaannya." Kataku dengan memohon.

"Ck, dasar. Iya. Semangat ya kerjanya! Jangan sampai larut!" titahnya.

"Iya Mas, laporan diterima. Kamu hati-hati ya!" Jawabku.

"Iya, ya sudah saya ada meeting dulu. Assalamua'laikum." Pamitnya seraya menutup telpon setelah ku menjawab salam.

***

Setelah berkutat dengan laptop dan tumpukan laporan yang sudah diselesaikan, jam menunjukkan pukul 20.25 WIB kami memutuskan untuk mencari tempat makan yang lokasinya tidak jauh dari kantor.

"Pusing banget gue," keluh Hera setelah memesan makanan.

"Sama, pegel banget juga badan kaya remuk." Timpal Agni.

"Iya ya, kayanya enak deh kalau dipijit." Jawab Bella disetujui olehku.

Tak lama, waiters datang memberikan minum yang kami pesan.

"Tuh minum dulu, lo bukannya haus dari tadi." Ucap Agni kepada Bella yang menerima uluran air putih dari waiters.

"Tolong, jus gue." Kataku meminta kepada Agni.

Saat sibuk dengan kegiatan masing-masing, Hera yang melihat sekitar menyikut ku dengan sengaja.

"Ada apa sih Ra?" tanyaku yang terganggu karena usilnya.

SHABIRA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang