Pagi hari ini, Taehyung sudah pergi ke tempatnya berkuliah. Bersama dengan Jimin, Eunwoo, Jaehyun, dan Mingyu, kelimanya mulai memasukinya kelas pagi yang di isi oleh mata kuliah Pak Namjoon.
Berjalan hingga 3 jam, Taehyung menahan matanya yang mengantuk agar tidak tertidur di dalam kelas saat itu. Pendingin ruangan yang begitu sejuk, membuat Taehyung sekuat tenaga menahan godaan untuk tertidur.
"Tae, liat buku catatan lu dong?" Bisik Jimin.
"Ga ada, lu pikir selama ini gua nyatet?"
"Si goblog, terus buat apa lu masuk kelas?" Tanya Jimin lagi.
"Absen, biar keliatan hadir."
"Cape banget gua punya temen kaya kalian." Keluh Jimin.
Taehyung melotot, mengerlingkan tatapannya ke arah lain dan mendiami Jimin. Apa katanya? Cape? Harusnya Taehyung yang cape karna tidak punya teman yang berguna saat ini.
"Eunwoo, lu punya catatan materi Pak Namjoon ga?" Rengek Taehyung, dengan mata yang berbinar.
Eunwoo memberikan buku catatannya, membiarkan Taehyung sedikit mempelajari hal itu sebelum mereka akan memulai kuis dadakan hari ini.
Di tempat lain, Jungkook yang juga tengah mengajar di kelas berbeda itu tengah menerangkan materinya. Membahas semua dari awal hingga akhir, dan mempersilahkan mahasiswa untuk mulai bertanya.
"Pak?"
"Iya, Ruby?"
"Pak, kriteria Bapak kaya gimana?"
Seisi ruang terdiam. Gadis yang sering tertangkap basah sedang memperhatikan dosen muda kampus mereka itu, dengan lantangnya bertanya hal seperti tadi di dalam kelas dengan mahasiswa yang tidak sedikit.
"By, stress ya lu?" Gerutu Nathalie, yang kini duduk tepat di sisi Ruby.
"Pak? Boleh jelasin kriteria Bapak?" Ulang Ruby, seolah tidak menghiraukan teguran kawannya saat ini.
Jungkook berdiri, bangkit dari kursinya seraya menutup alat tulis yang sejak tadi dia gunakan. Berhenti tepat di depan mejanya sendiri, Jungkook menyandarkan tubuhnya hingga terlihat sedikit lebih santai.
"Ini jam kelas, kamu ko main-main begitu? Ga sopan loh."
"Iya Pak, saya juga kan sama-sama mahasiswa kaya oknum t. Masa saya aja yang di tegur di sini?"
Kritisnya, seolah paham betul apa yang tengah terjadi akhir-akhir ini. Jika Jungkook merasa keberatan, seharusnya Jungkook juga menegur mahasiswa lain soal gosip yang mulai menyebar.
"Kalo saya bilang kriterianya kaya kamu, percaya ga?" Tanya Jungkook.
Ruby terdiam, dia berpikir sesaat sebelum menjawab pertanyaan dosennya itu. Sungguh? Benarkah yang Pak Jungkook katakan, atau hanya sedang mempermainkan pertanyaannya saja?
"Tolong jelasin Pak, saya butuh detailnya." Ucap Ruby.
"Untuk? Kenapa itu penting buat kamu?"
"Untuk memantaskan diri, biar Bapak suka sama saya."
Jungkook tersenyum miring. Membuang nafas kecil, seraya melirik ke arah jam tangan yang kini tengah dia pakai.
Sudah waktunya berganti jam pelajaran, Jungkook merapihkan semua barang-barangnya dan kembali menghapus beberapa penjelasan yang sudah dia tulis di papan tulis kelas itu.
"Pikirin itu nanti. Kuliah aja yang bener." Ucap Jungkook.
Berjalan keluar, dengan meninggalkan kelas itu yang kini terdengar suara gelak tawa. Lelucon seperti itu memang tidak sopan, namun masing-masing universitas memiliki batas bercandaan yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Lecturer
FanfictionPak Jungkook, laki-laki berusia matang yang mengajar fakultas design fashion di sebuah universitas ternama di kotanya. terkesan dingin dan tegas, Jungkook tetap menyandang gelar dosen favorit karena memiliki wajah yang tampan. Tidak berlaku untuk se...