Bab 23.

2K 297 59
                                    

Seminggu berlalu, Jungkook siang ini tengah beristirahat di ruangan dosen tempatnya mengajar. Namjoon dan Seokjin mengetahui masalah yang tengah memanas kini, dan menanyakan hal itu langsung pada Seojoon juga Jungkook selaku kedua belah pihak terkait.

Terlihat ruang dosen sangat sunyi, dingin yang mereka rasakan bukan hanya dari pendingin ruangan. Jungkook dan Seojoon yang tidak bertegur sapa, membuat Namjoon dan Seokjin turut terdiam dalam ruangan itu.

Makan makanannya masing-masing, Jungkook melirik ke arah pintu yang kini terketuk oleh seseorang di luar sana.

"Masuk!"

Suara pintu terbuka, mahasiswa yang Jungkook persilahkan masuk kini berjalan ke arah mereka.

Uhuk, uhuk, uhuk.

Tersedak, Jungkook menatap kedatangan seseorang yang begitu dia kenal. Wanita yang tak muda lagi itu kini menggenggam lengan anaknya, seorang remaja putra yang kini tersenyum pada semua dosen yang ada dalam ruangan tersebut.

"Siang Pak/Bu." Sapanya, dengan suara yang begitu Jungkook rindukan.

Taehyung membungkuk singkat, di persilahkan duduk pada meja tamu yang ada. Semua yang ada di sana menatap ke arahnya, tidak terkecuali Jungkook dan Seojoon kini.

"Taehyung? Wah akhirnya ketemu lagi ya?" Sapa Seokjin, kini menyambut ibu juga mahasiswanya itu.

"Pak ini Ibu saya, kami kemari untuk berpamitan. Ibu mau ucapin terimakasih banyak, karena selama saya berkuliah di sini amat di perlakuan dengan baik." Ucap laki-laki itu, yang lagi-lagi mengundang kesedihan.

Seokjin berbincang singkat, ini dan itu sekedar basa-basi. Hari ini Taehyung datang sekedar untuk menyampaikan surat pengunduran diri dari universitas tempatnya berkuliah.

Keputusan yang dia buat sudah bulat, Taehyung memberikan beberapa berkas yang di perlukan sebagai syarat kepergiannya.

Sorot matanya selalu menolak menatap Jungkook yang kini hanya diam di depan mejanya. Laki-laki itu tidak menghampiri, bahkan sekedar menyapa seperti yang juga Seojoon lakukan.

Taehyung paham, dia merasa betul jika Jungkook kini tengah menatap keberadaannya. Namun dia merasa asing, setelah seminggu tidak berkomunikasi atau sekedar bertatap muka.

"Terimakasih banyak Pak, maaf jika selama putra saya berkuliah di sini sempat melakukan kesalahan. Harap di maafkan ya Bapak, juga Ibu dosen sekalian." Ucap Ibu Taehyung, pada Seokjin juga sesekali melirik dosen yang lain.

Seokjin mengangguk, begitu juga sambutan senyuman dosen yang lain. Tampak seperti akan berpamitan, kini adalah momen Taehyung dan Ibunya menyalami seisi ruangan itu.

Dosen lain tampak berdiri dari mejanya, dan menyambut uluran tangan Ibu dan anak tersebut yang kini hendak pergi kembali. Begitu juga Jungkook, dia menerima jabatan tangan Ibu Taehyung juga sang kekasih yang hingga saat ini masih mendiaminya.

"Bu, kalo boleh tau alasan Taehyung berhenti kuliah apa?" Tanya laki-laki itu, yang membuat seluruh ruangan melirik ke arahnya termasuk Taehyung.

Jungkook masih menggenggam lengan Ibu Taehyung, menanti jawaban wanita tua itu dengan alasan putranya yang kini ada di hadapan Jungkook.

"Saya yang sudah tidak muda lagi Pak, Taehyung khawatir saya sendiri di Surabaya." Jelasnya, dengan senyuman hangat.

"Ah begitu, baik semoga kalian berdua sehat selalu." Jawab Jungkook, melepaskan jabatan tangan itu.

"Terimakasih Pak, permisi." Ucap wanita paruh baya itu.

Setelah Ibu Taehyung berlalu, kini akhirnya Jungkook meraih lengan Taehyung untuk sekedar bersalaman. Sorot mata keduanya bertemu, terukir senyuman palsu laki-laki itu yang membuat hati Jungkook kian tak karuan.

Favorite Lecturer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang