Ketiga remaja itu sampai di rumah dosen yang selama ini menjadi buah bibir di kampus mereka. Wah, rumah yang terbilang mewah dan cukup besar untuk seukuran dosen muda seperti Jungkook. Fasilitas yang tidak main-main, rumah ini terkesan modern dan tidak tertinggal zaman.
Pukul 13.05 Taehyung sampai. Menyiapkan barang-barang untuk kerpoknya bersama Nadia dan Eunwoo, Taehyung tidak lupa untuk menjemput putra asuh sekaligus murid lesnya yang tidak lain adalah Zoel di sore hari.
Mengurus sesaat bocah itu, Taehyung memastikan semua tugasnya mengurus Zoel selesai sebelum dia menyambi kerja kelompoknya kini.
Eunwoo sudah beberapa kali membaca buku yang Seojoon maksud, namun hingga saat ini belum ada satupun topik yang bisa mereka ambil sebagai materi kerja kelompoknya.
"Eh anjing, udah hampir 4 jam kita cuma baca aja. Ga nemu materi apa-apa buat tugas yang mau kita bikin anjir." Gerutu Nadia, menggaruk kepalanya yang terasa sangat panas itu.
"Udah sore lagi anjing, udah gelap gini kita masih bulak-balik baca doang." Timpal Taehyung, yang sudah pasrah dengan tugasnya kali ini.
"Sabar anjir, belum apa-apa udah nyerah." Eunwoo berusaha mencari materi tugas mereka dengan baik, perlahan tapi pasti laki-laki itu menulis judul tugas yang akan mereka buat.
Taehyung dan Nadia mulai berdiskusi, mencari penjelasan materi itu lebih detail agar mempermudah mereka saat persentasi nanti.
Dari a hingga z, dengan sabar dan teliti ketiganya buat. Tidak bosan membuka buku lain, atau mencari lagi pada laman pencarian online untuk penjelasan yang sekiranya belum mereka temukan.
Di karenakan ada Eunwoo dalam kelompoknya, Taehyung sedikit banyak bisa bernafas lebih lega. Laki-laki itu selalu taat dalam mengerjakan tugas, selain dia yang juga taat dalam beragama.
Moto yang Eunwoo punya untuk menyelesaikan tugas sebelum deadline, agar bisa bersantai seperti di pinggir pantai itu nyata adanya.
Dia bukan mahasiswa yang sering bermasalah dengan nilai, tugas, dosen atau sebagainya seperti Taehyung. Itulah alasan mengapa dia bersyukur, jika di bandingkan dengan kelompok Jimin juga kawan-kawannya yang lain.
Mau jadi apa dia di sana? Berada dalam satu kelompok yang jelas-jelas sama bobroknya.
Hanya ada Abil dan Jaehyun yang masih sedikit waras jika di bandingkan dengan Jimin dan Mingyu, karena hari ini laki-laki itu izin tidak hadir, maka kelompok Mingyu di tentukan oleh dosen mereka Pak Seojoon.
"Ini kalo misal nilainya ga sesuai ekspektasi, jangan sedih. Kita udah lakuin yang terbaik." Ucap Nadia, dengan tatapan yang tertuju pada Eunwoo.
Laki-laki itu sontak mengangguk, dia meminta Nadia untuk mencari beberapa materi dari buku lain. Sedangkan tugas Taehyung, sejak tadi hanya mengambilkan apa yang kawan-kawannya perlukan.
*Real beban kawan😭
"Mas Taehyung, makan malam sama teman-temannya mau di masakin apa?"
"Hah? Gausah bi, temen-temen saya cuma numpang kerja kelompok aja di sini."
"Iya mas, Bapak udah wa saya tadi. Katanya sekalian buat makan malem aja, takut Bapak kemalaman." Ucap Mbak Darmi.
Taehyung, Nadia, Eunwoo sontak membulatkan mata. Fokusnya teralihkan, dengan menatap satu sama lain untuk memastikan apa yang baru saja mereka dengar.
Benar kan? Jungkook tidak semenyebalkan itu, dia tidak seburuk apa yang Taehyung kira juga sebagian mahasiswa. Wajar saja jika dia menjadi Favorite Lecturer di kampusnya! Jungkook adalah devinisi laki-laki dengan paket komplit yang mereka temukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Lecturer
FanfictionPak Jungkook, laki-laki berusia matang yang mengajar fakultas design fashion di sebuah universitas ternama di kotanya. terkesan dingin dan tegas, Jungkook tetap menyandang gelar dosen favorit karena memiliki wajah yang tampan. Tidak berlaku untuk se...