Hari berlalu begitu cepat, Taehyung kembali menjalani rutinitasnya. setelah melakukan pekerjaan untuk menemani Zoel dalam perjalanan tugas sekolahnya.
Pukul 11.23 Taehyung menunggu kawan-kawannya yang akan mengerjakan tugas kelompok. Termenung dengan laptop yang terbuka di kantin, seseorang menghampirinya dengan memberikan sebuah buku catatan.
"Napa lu?"
Terkejut dengan sapaan orang itu, Taehyung melirik untuk memastikan siapa yang saat ini datang. Membuang nafas lega, dia bergeser tempat duduk agar kawannya itu bisa duduk di meja yang sama dengannya.
"Ga fokus gua, aneh banget dah."
"Mikirin tugas?" Tanya Jimin.
"Iya, masih nyari topik pembahasan buat kelompok gua sama yang lain."
"Kopi dah, stress kali jadi kurang fokus gitu." Ucapannya lagi, menenangkan Taehyung yang terlihat banyak beban pikiran.
Eunwoo dan jaehyun datang, dia membawa tas juga buku-buku yang katanya akan dia pinjam dari perpustakaan kampus. Kedua bocah itu membawa beberapa kotak makan siang, percayalah ini bukan untuk dirinya sendiri.
"Asu tenan cok, aku ngenteni koe yo malah di tinggal. Su asu."
Dumel Jaehyun, meletakkan makanan tadi di atas meja Taehyung juga Jimin yang kini tengah duduk.
"Kenapa ih, kunaon ai sia marah marah kitu." Jimin kini menjawab, namun lagi-lagi itu terdengar seperti peperangan bahasa daerah.
Taehyung membuang nafas lelah, inilah situasi yang setiap hari dia rasakan. Memiliki teman dari beragam suku, inilah yang akhirnya Taehyung dapat selama beberapa tahun bersama kawan-kawannya itu.
"Lu nyuruh gua ambil makanan gopud di depan gedung ya anjing. Lu malah ngadem di sini, asu tenan walah jancok."
Jaehyun lagi-lagi mengumpat, mahasiswa lain yang ada di kantin itu tentu melirik ke arah meja mereka. Taehyung menarik lengan Jaehyun untuk duduk, tentu saja dia tidak nyaman saat seluruh pasang mata kini menatap pada meja mereka.
"Ssssttt, malu anjing di liatin orang." Ucap laki-laki itu.
"Malu-malu, temen lu tuh malu-maluin." Jawab Jaehyun lagi.
Sungguh dia kesal. Jimin memintanya untuk menunggu di gedung depan dengan matahari yang terik, agar ojek online yang mengantarkan makanan mereka bisa menemukan keberadaan Jaehyun dengan mudah.
Nyatanya, Jimin justru menyusul Taehyung di kantin dengan meneduh dan memesan segelas es teh tanpa ada rasa bersalah.
Sial, laki-laki ini ingin sekali Jaehyun bunuh jika negaranya bukan negara hukum. Bocah biadab, semoga kakinya bengkak dan tidak bisa buang air besar. Sumpah serapah laki-laki itu.
"Temen lu tuh, bangsat gua nungguin sampe gosong taunya makanan masih di buat." Rengek Jaehyun pada Taehyung.
"Udah sih, udah kejadian lagian." Eunwoo berusaha menengahi.
Jimin hanya tersenyum geli. Menahan gelak tawanya, yang melihat kelucuan Jaehyun saat mengamuk dengan bahasa Jawa yang dia punya. Benar, itu sungguh mengasyikkan bagi laki-laki itu.
"Eh kentut, gua bilang kan lu tunggu ntar pas ojolnya udah jalan kemari." Ucap Jimin.
"Ih goblog si anjing, kata lu tadi ojolnya udah jalan ya nyet."
"Sssstttt, ini mau ribut apa gimana si anjing? Malu noh di liatin ih." Gerutu Taehyung, yang kian pusing setelah kedatangan kawan-kawannya ini.
"Udah, sekarang makan deh biar nanti nugas ga laper. Dah diem, makan-makan." Timpal Eunwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Lecturer
FanfictionPak Jungkook, laki-laki berusia matang yang mengajar fakultas design fashion di sebuah universitas ternama di kotanya. terkesan dingin dan tegas, Jungkook tetap menyandang gelar dosen favorit karena memiliki wajah yang tampan. Tidak berlaku untuk se...