Sudah hampir 2 jam perjalanan, mereka masih belum sampai pada tempat tujuan. Tampak lalu lalang kendaraan padat di akhir pekan, belum lagi tujuan mereka ke arah puncak bukanlah pilihan yang mudah.
Taehyung tampak berusaha membuka matanya, dengan Zoel yang kini tertidur tepat di paha kanan Taehyung. Bus terasa amat dingin, Taehyung ingin mengecilkan pendingin itu namun tidak tahu di bagian mana letak tombolnya.
"Pak, Bapak kan belum sarapan."
"Iya."
"Makanannya kan udah di buatin sama Mbak Darmi. Di tas kecil Zoel, di makan dulu biar ga masuk angin."
Jungkook mengangguk. Mematikan musik yang dia play, seraya bangkit mengambil kotak makan itu.
Sepersekian detik, tatapan matanya terkunci dengan Miss Nana yang juga menatap ke arah Jungkook. Dia tidak bergeming, kembali duduk dengan membuka kotak bekalnya.
"Kamu udah makan, Taehyung?"
"Udah Pak, kan tadi sama Zoel."
"Makan lagi ga? Saya ga habis, ini terlalu banyak."
"Engga Pak, saya kenyang."
Jawab Taehyung, membuat Jungkook hanya mengangguk paham. Bagaimana bisa dia makan? Saat ini yang Taehyung rasakan hanyalah rasa kantuk. Berusaha sekuat tenaga untuk tetap membuka mata, dia melihat Jungkook yang kini sedang memakan sarapannya.
Entah apa yang terjadi, Taehyung sungguh tidak lagi mengingat apapun setelah ini. Dia menghilang dalam sepi, meski dia tahu dan sadar betul hembusan pendingin menerpa bulu matanya.
"Ini AC nya berapa pk ya? Pak supir, ini dingin banget muka saya perasaan."
Taehyung mengigau, tanpa sadar kata-kata itu terucap dengan mata yang memejam rapat. Jungkook yang tadi sedang mengunyah makanannya, melirik ke arah Taehyung yang tadi sempat meracau tak jelas.
"Taehyung?"
"....?"
Tidak ada jawaban apapun. Laki-laki itu benar-benar tertidur dengan racauan tak jelas yang bisa Jungkook dengar. Baru saja beberapa suap dia memakan bekal yang Mbak Darmi buat, laki-laki itu meraih botol minum yang sempat di berikan oleh staf bus yang bertugas.
Meletakkan kotak makan tadi kembali di sebuah paper bag yang Mbak Darmi berikan. Jungkook coba mencari tombol AC yang ada di kursinya. Mengarahkan pendingin itu ke arah lain, dan menatap kembali Taehyung juga putranya yang tertidur.
Jungkook hendak meraih botol minum yang dia pakai tadi. Belum sempat bangun, Taehyung benar-benar bersandar sesuai arahannya bahkan tanpa rasa ragu.
Bocah itu tidak sadar? Dia bahkan menyamankan posisinya saat ini pada bahu dosen sekaligus bosnya.
Mendapat bantal kursi juga selembar selimut berukuran sedang, Jungkook memakai bantal itu untuk menyandarkan kepalanya sendiri. Sedangkan selimut tadi, dia berikan untuk menutupi tubuh Zoel.
Lalu bagaimana dengan Taehyung? Laki-laki itu tampak berlindung di balik jaket panjang yang Jungkook pinjamkan.
Meninggalkan rombongan bus sekolah yang tengah melaju, di tempat lain Seokjin kini sedang berkumpul dengan Namjoon dan juga Seojoon.
Mereka berniat bermain golf sore ini, karena itu ketiganya sepakat untuk bertemu untuk sekedar berbincang santai.
"Ga sama Jungkook, ga apa-apa?"
"Ga apa-apa, lagian dia lagi sibuk ngurus anaknya." Jawab Namjoon, pada pertanyaan Seojoon.
"Yaudah, selesai gua cek gigi aja kali ya? Gua ada janji buat cek gigi juga hari ini" timpal Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Lecturer
FanfictionPak Jungkook, laki-laki berusia matang yang mengajar fakultas design fashion di sebuah universitas ternama di kotanya. terkesan dingin dan tegas, Jungkook tetap menyandang gelar dosen favorit karena memiliki wajah yang tampan. Tidak berlaku untuk se...