Setelah sepanjang perjalanan hanya di hiasi dengan keheningan, kini Jungkook telah memarkirkan mobilnya di depan gedung apartemen Taehyung. Masih terdiam di dalam mobil, Jungkook kini memainkan jari jemarinya di atas kemudi mobil itu.
"Pak, saya turun dulu. Makasih tumpangan-"
"Taehyung."
"Iya, Pak?"
Jungkook memutar tubuhnya, mencari barang bawaan yang sempat dia beli saat perjalanan pulang. Memberikan seikat bunga yang sebenarnya tidak terlalu besar, namun entah kenapa itu terlihat sangat indah di mata keduanya.
Srek!
Jungkook memberikan itu tepat di atas pangkuan Taehyung. Keduanya saling menatap, namun sorot mata Taehyung sungguh menyiratkan banyaknya tanda tanya.
"Buat kamu!" Ucap laki-laki itu.
Taehyung yang bingung, menatap pemberian laki-laki itu seraya mengambilnya. Memandang ikatan bunga yang begitu terlihat cantik, dan kembali menatap Jungkook untuk meminta kejelasan.
"Maaf Pak, ini buat apa ya? Saya kan belum waktunya wisuda."
"Katanya kamu butuh komitmen kan? Yaudah, mulai sekarang kamu jadi pacar saya."
"Hah? Saya? Maksudnya, kita pacaran mulai sekarang Pak?"
"Terserah. Nikah langsung juga boleh, bebas aja saya sih."
Taehyung menelan air liurnya. Pikirannya mendadak kosong, mendengar pernyataan seperti itu akan terucap dari laki-laki yang tidak lain adalah dosennya.
Selain terpaut usia yang berbeda, tentu saja Taehyung merasa ini membuatnya gila karena status Jungkook adalah gurunya. Harus kah dia terima? Namun tidak Taehyung pungkiri, dia selalu memikirkan dan mencari keberadaan laki-laki itu di dalam hatinya.
"Ko diem?"
"Pak, tapi Bapak kan dosen saya. Emang ga apa-apa kalo dosen pacaran sama mahasiswa?"
"Di kampus kamu tetep mahasiswa saya, dan ga ada yang membedakan kamu dari yang lain. Di luar dari itu, ya kamu milik saya. Gitu aja repot."
Taehyung paham. Dia mengerti jika memang yang Jungkook katakan adalah benar. Itu bentuk profesional yang dia miliki sebagai tenaga pengajar di universitas yang Taehyung tempati.
Namun sampai kapan? Bukan kah Taehyung juga memiliki rasa cemburu jika Jungkook selalu di puja-puja oleh kalangan mahasiswi di kampusnya? Bagaimana Taehyung terima, jika dosen yang menjadi pacarnya ini selalu menjadi pusat perhatian orang lain?
"Sampe kapan? Kalo Bapak aja bisa larang saya ini dan itu, gimana sama Bapak? Terus Bapak boleh gitu di puja-puja sama yang lain? Pada buat ship sana sini di base kampus? Emang yang bisa cemburu Bapak doang, hah?" Gerutu laki-laki itu, dengan wajah yang menunduk lesu.
"Ya sampe kamu lulus, baru saya bisa bebas ngapain aja sama kamu." Jawab Jungkook.
Entah kenapa, omelan Taehyung sama sekali tidak membuat Jungkook takut. Dia justru semakin gemas, karena Taehyung banyak bicara tanpa berani menatap wajahnya. Jadi laki-laki ini juga sedang men-cemburuinya?
"Kamu ga suka?" Tanyanya lagi, yang terkesan memancing semua unek-unek Taehyung.
"Ga."
"Kenapa?"
"Ya ga suka aja." Jawab Taehyung, masih dengan menunduk dan memainkan ujung jarinya.
"Kalo lagi bicara tuh liat ke saya, kamu cemburu?" Ucap Jungkook lagi, dengan menarik wajah Taehyung agar mulai menatap ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Lecturer
FanfictionPak Jungkook, laki-laki berusia matang yang mengajar fakultas design fashion di sebuah universitas ternama di kotanya. terkesan dingin dan tegas, Jungkook tetap menyandang gelar dosen favorit karena memiliki wajah yang tampan. Tidak berlaku untuk se...