•
•
•Kamu terlalu bilang, " nggak apa-apa. Aku baik-baik saja. Sampai-sampai, orang mengira bahwa kamu tidak pernah terluka."
- Nayla Nur Jannah -
•••
Pagi ini alhamdulillah, Nayla sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Tidak seperti hari-hari kemarin yang selalu mengurung diri di dalam kamarnya.
Sebelum Alex terbangun, seperti biasa Nayla sudah menyiapkan air panas untuk suaminya mandi dan juga beberapa sarapan kesukaannya.
Nayla menatap lama suaminya sebelum ia memberanikan diri untuk membangunkannya.
Sayup matanya yang teduh membuat Nayla merasa damai kala melihat suaminya tertidur pulas seperti itu.
Perlahan Nayla duduk di samping suaminya.
"Mas," ucap Nayla mencoba membangunkan suaminya.
"Sudah jam lima pagi, kamu belum shalat subuh."Alex terbangun, mendapati Nayla kini sudah berada di sampingnya. Bahkan ia sudah berdandan Rapih dan terlihat sangat cantik pagi ini.
Alex duduk sebentar, memandang Nayla begitu teduh.
"Lo cantik Nay," pujinya sembari tersenyum kepada Nayla hingga membuat Nayla tersipu malu."Mandi dulu Mas, aku sudah siapin air panasnya. Takutnya matahari keburu terbit," ucap Nayla mengingatkan suaminya agar segera melaksanakan shalat subuh.
Meski dengan langkah ogah-ogahan. Alex berusaha mengumpulkan separuh nyawanya.
"Hmmm," ucapnya lalu segera pergi untuk membersihkan badannya.Jantung Nayla berdetak tak karuan. Sepertinya ia benar-benar telah mencintai Alex sepenuhnya.
Namun, lagi-lagi hatinya dipatahkan dengan kenyataan bahwa Suaminya akan segera menceraikannya dan menikah dengan wanita pilihannya. Wanita yang selama ini diidamkannya.
"Yaa Allah," lirih Nayla di dalam batinnya. Memohon agar yang kuasa memberikannya kekuatan dan dibukakan segala kemudahan untuknya.
"Tolong hapus perasaan ini Tuhan."•••
Bagiku, mencintai adalah sebuah pilihan.
Sedangkan dicintai itu adalah sebuah anugrah.- Nayla Nur Jannah -
Pagi ini setelah melaksanakan shalat subuh Alex masih berada di dalam kamarnya.
Seperti hari-hari biasa. Ia segera mengambil Laptop untuk mengerjakan beberapa tugas kantor yang harus segera dikirimkannya.
Ya, meski perusahaan tempatnya bekerja adalah milik orangtuanya. Tetap saja, ayahnya mendidik Alex agar tetap disiplin dalam bekerja.
Keduanya juga meminta maaf kepada Nayla karena belum bisa ke Bandung karena suatu urusan.
Sementara di dapur, Nayla kini sedang menyiapkan kopi dan juga beberapa snack favorit suaminya.
Setelah memastikan kebutuhan suaminya pagi ini sudah tercukupi. Nayla segera pergi ke pasar membeli beberapa makanan untuk acara Yasinan nanti malam.
Sepulang dari pasar dan setelah merapihkan semua belanjaannya, Nayla segera masuk ke dalam kamarnya dan mengamati suaminya yang kini tengah bekerja.
Alex memang sangat serius jika sudah berhadapannya dengan laptop di depannya. Terlihat jelas, bahwa ia adalah pria pekerja keras.
Nayla kembali ke kamarnya. Ia segera mengambil air wudhu dan melaksanakan rutinitas Dhuha nya. Walau sesibuk apapun, Nayla tetap berusaha menjalankan shalat sunah di pagi hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setinggi Tujuh Tombak [END]
Spiritual"Aku pikir, keputusan menikah denganmu adalah pilihan yang terbaik. Namun ternyata, dugaanku salah." ••• "Ini tentang aku dan sepucuk surat cinta untuk semesta kala matahari terbit Setinggi Tujuh Tombak." "Karena pada akhirnya, hidup ini hanya tenta...