03.30 am

31.1K 2.3K 99
                                    



Bagaimana jika perempuan yang kamu sakiti itu adalah perempuan yang sejak kecil tidak pernah mendapatkan kasih sayang ayahnya. Apakah kamu tega?

- Nayla Nur Jannah -

•••

Saat ini Nayla sudah berada di rumah sakit. Beruntung, Paman Salman datang tepat waktu dan melihat kondisi Nayla yang sudah tak sadarkan diri.

Paman Salman segera membawa Nayla ke rumah sakit terdekat agar tidak terlambat mendapatkan perawatan.

Paman Salman menatap Nayla penuh iba.

Ia turut terpukul melihat Nayla harus menanggung beban ini sendirian.

"Kamu yang kuat ya Nay. Yang sabar," ucap Paman Salman melihat Nayla yang tak kunjung sadarkan diri.

•••

Setelah mengantarkan Isabella, Alex segera merebahkan badannya di ruang tamu.

"Nay," panggil Alex menaikkan oktaf suaranya.
"Ambilin gue minum lah, cepetan!"

Merasa kesal karena Nayla tak kunjung juga datang.

Alex segera memaki Nayla sesuka hatinya. Sesuka jidatnya.

"Sialan," umpat Alex karena Nayla tak kunjung mengindahkan perintahnya.
"Punya bini. Kupingnya ditaroh di tong sampah apa," maki Alex semakin menjadi karena Nayla tak kunjung juga menghampirinya.

"Nay, lo budeg!" bentak Alex semakin menggemakan suara bass-nya.
"Ambilin gue minum!"

Alex terus saja mencari keberadaan Nayla. Namun, Nayla tak kunjung juga terlihat batang hidungnya.

Hingga sampai pada titik, ia tersadar bahwa Nayla sudah tidak ada di rumahnya.

Alex mengacak rambutnya frustasi.

Kenapa ia sampai lupa bahwa Nayla sudah tidak sudi lagi tinggal bersamanya dan perkataan Nayla tempo lalu, agar segera mempercepat proses perceraiannya semakin terngiang-ngiang saja di kepalanya.

Ia memejamkan matanya sejenak.

Pikiran dan jiwanya seolah terombang-ambing karena merasa tak ingin kehilangan Nayla dalam hidupnya.

Yang akhir-akhir ini selalu siap saat dibutuhkan.

Tak ingin terus-menerus memikirkan Nayla yang akhir-akhir ini terus menjadi beban pikirannya. Alex segera meraih ponselnya dan mencoba menelpon Nayla.

Mendengar handphone Nayla berdering. Paman Salman segera mengangkat telponnya.

"Hallo," ucap Alex setelah Paman Salman mengangkat telponnya.
"Kenapa lo nggak ngasih kabar apapun ke gue hah?"

"Inget ya. Lo itu masih istri gue. Jadi lo jangan bertindak sesuka lo, ngerti," ucap Alex menumpahkan rasa kekesalannya kepada Nayla. Karena ia tak kunjung juga memberikan kabar apapun kepadanya.

"Ngomong bego," maki Alex menaikkan oktaf suaranya.
"Lo budeg?" tanya Alex menaikkan oktaf suaranya karena Nayla tak kunjung juga membuka suaranya.

Setinggi Tujuh Tombak [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang