•
•
•Jika pernikahan kita tidak bahagia. Kemungkinan hanya ada dua.
Salah memilih pasangan atau kitanya yang kurang bersyukur.- Nayla Nur Jannah -
•••
Sebelum Maghrib, Alex beserta kedua orangtuanya sudah sampai di rumah Nayla. Paman Salman menyambut hangat itikad baik Mamah Dwi dan juga Papah Darwin.
Sebagai seorang yang sudah cukup usia dan berpengalaman di dalam rumah tangga. Bagi Paman Salman Hal yang terjadi kepada Nayla itu biasa. Selalu ada bumbu di setiap rumah tangga yang telah terbina.
Papah Darwin dan Mamah Dwi tersentak kaget saat mendapatkan kabar bahwa Nayla kini tengah bekerja. Apalagi, dengan kondisinya yang tengah hamil muda. Khawatir, jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi kepada menantu kesayangannya itu.
Kehadiran Papah Darwin dan Mamah Dwi juga sekaligus untuk memastikan bahwa Alex tidak akan pernah menceraikan Nayla.
Keduanya berjanji akan lebih memperhatikan Nayla dan tidak akan membiarkan Alex kembali menyakitinya.
Merasa jengah dan bosan melihat pemandangan sekitar yang tengah membicarakan keburukannya. Terutama emak-emak kompleks yang tak habis pikir dengan perilaku Alex.
Alex segera masuk ke dalam kamar Nayla dan merebahkan badannya di atas kasur. Alex mengeluarkan napas kasarnya.
"Dasar emak-emak," ucap Alex berusaha menahan emosinya.
"Ngomong nggak pernah disaring."Ia menatap sekitar kamar Nayla. Terselip photo keduanya saat melakukan resepsi pernikahannya.
Alex tersenyum simpul. Rupanya, Nayla masih mau menyimpan foto saat bersamanya. Keduanya saat itu terlihat begitu serasi bagaimana raja dan permaisuri.
Suara klakson mobil berbunyi. Alex segera beranjak keluar.
Firasatnya itu adalah Nayla yang sudah ia tunggu sedari tadi. Yang akhir-akhir ini membuat kepalanya serasa di pukul Palu berkali-kali.
Pak Andi segera turun dan tanpa diminta kini tengah membukakan pintu untuk Nayla.
Nayla terlihat malu karena banyak warga sekitar yang melihat pemandangan itu.
"Itu teh Pak Andi yah, yang dulu ditolak sama Si Nayla," ucap ibu-ibu yang tengah memperhatikan keduanya. Kembali membicarakan tentang Nayla yang sedang menjadi trending topik di kampung halamannya saat ini.
"Iya, hmm. Kayaknya Pak Andi masih suka tuh sama Si Nayla. Nggak mungkin mau bukain pintu kayak gitu kalau nggak demen mah," jawab Ibu-ibu yang tengah menyapu halaman rumahnya.
"Iya, Si Nayla bloon ya. Harusnya dulu milih Si Andi. Masih syukur juga ada yang mau sama wanita penyakitan kayak dia," ucap sobat Ceu Yati tak mau kalah menggibah.
Melihat pemandangan yang tak mengindahkan itu, Alex mulai dibakar rasa cemburu.
Ia segera menghampiri Nayla dan menarik kasar tangannya.
Nayla menatap kaget, melihat Alex kini sudah berada dihadapannya.
"Mas Alex. Ko Mas Alex ada di sini," ucap Nayla tersentak kaget melihat Alex sudah berdiri di hadapannya.Alex tersenyum kecut.
"Kenapa? Kaget liat gue udah di sini? Kaget, ketauan lo ternyata main di belakang gue hah?" tanya Alex terdengar begitu ketus.Nayla menghentakkan keras tangganya.
"Jaga ya ucapan kamu," ucap Nayla penuh penekanan. Nayla tidak terima jika Alex menuduhnya yang tidak-tidak. Apalagi meragukan kesetiaannya.Mendengar Nayla mulai berani meninggikan suaranya, Alex sempat tersentak kaget.
"Oh, udah mulai berani sama gue?" tanya Alex menatap tajam Nayla. Sepertinya perasaan cemburunya sudah menjalar di setiap tubuhnya.Sedangkan Pak Andi tidak terima mendengar Nayla disudutkan oleh Alex.
Ia kini menghampiri Alex dan berusaha menjelaskan bahwa tidak ada hubungan apa-apa di antara keduanya.
"Maaf Lex, tapi sebenarnya saya dan Nayla cuma -""Alah," bentak Alex tak sanggup lagi membendung emosinya.
"Banyak bacot lu."Belum sempat Pak Andi menyelesaikan ucapannya. Alex telah lebih dulu memukul Pak Andi hingga tersungkur.
Beberapa warga mulai terlihat panik, melihat keributan yang kini tengah terjadi.
Nayla membulatkan matanya tak percaya.
Ia terlihat begitu syok melihat Alex sudah memukul Pak Andi yang kini berstatus sebagai atasan pekerjaannya juga orang yang menaruh rasa empati dengan keadaannya yang menimpanya kepadanya saat ini.
Nayla segera menghampiri Pak Andi yang terlihat meringis kesakitan.
"Kamu keterlaluan Mas," ucap Nayla menaikkan oktaf suaranya sembari kedua matanya berkaca-kaca. Seolah semakin kecewa dengan perlakuan Alex saat ini.
Nayla hendak membantu Pak Andi. Namun Alex kembali meraih tangan Nayla dan menggenggamnya begitu kuat.
"Lepasin Mas," ucap Nayla merintih kesakitan dan berusaha melepaskan genggaman tangan Alex darinya.
"Nggak."
Alex semakin dibakar api cemburu. Terlihat tatapan matanya yang begitu tajam kepada Pak Andi.
"Lepasin."
Nayla terus bersikeras menghentakkan kasar tangannya.
Melihat usaha Nayla terus menerus menghentakkan keras tangganya pun, semakin membuat Alex merasa kesal.
"Lo peduli sama dia?""Gue pikir lo cewe baik-baik Nay. Ternyata sama aja," ucap Alex tersenyum kecut menatap Nayla seolah terlihat begitu kecewa.
"M U R A H A N," ucap Alex penuh penekanan membuat Nayla mengeluarkan air matanya.Nayla menghentakkan kasar tangannya. Hanya dalam hitungan detik. Kini tangan kanannya sudah menampar keras pipi kanan Alex hingga membuat sang empu memejamkan matanya.
Nayla menatap tajam Alex dengan berlinang air mata.
"Jaga ya ucapan kamu Mas," ucap Nayla penuh penekanan.
"Aku nggak serendah itu."Setelah mengucapkan kata-kata yang sangat pedas dan menampar keras Alex. Nayla segera membantu Pak Andi terbangun dan memastikan bahwa ia baik-baik saja.
•••
Nextnya besok ya Pren 👍
Jangan lupa tinggalkan jejak ya bestie
KAMU SEDANG MEMBACA
Setinggi Tujuh Tombak [END]
Spirituale"Aku pikir, keputusan menikah denganmu adalah pilihan yang terbaik. Namun ternyata, dugaanku salah." ••• "Ini tentang aku dan sepucuk surat cinta untuk semesta kala matahari terbit Setinggi Tujuh Tombak." "Karena pada akhirnya, hidup ini hanya tenta...