06.50 am

29.1K 1.7K 17
                                    



Aku hanya membenci semua perilaku buruk yang ada padamu.

Bukan jasad atau pun jiwamu.

~ Nayla Nur Jannah ~

•••

Setelah sampai di rumah sakit. Nayla segera mendapatkan perawatan dan tindakan medis secepatnya.

Alex turut mendampingi Nayla. Ia terlihat bergerak gelisah. Hatinya dipenuhi rasa takut. Khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi kepada Nayla. Setiap detik kini doanya terus mengudara. Memohon agar Nayla di berikan kemudahan. Diberikan keselamatan. Ia selalu berada didekat Nayla. Tak pernah sedikitpun melepaskan genggaman tangannya.

"Tolong bertahan Nay," ucap Alex menatap Nayla penuh harap. Memohon agar Nayla tetap tegar. Tetap kuat seperti biasa.

"Kamu udah janji kan bakalan bertahan. Demi anak kita Nay," ucap Alex terus memotivasi Nayla. Memberikan perhatian dan kasih sayang tanpa batas.

Alex terlihat semakin panik, saat Dokter memintanya keluar dari ruangan dan menunggunya di luar. Meski berusaha menolak, Alex akhirnya pergi meninggalkan Nayla seorang diri yang kini tengah berjuang antara hidup dan matinya. Terus berjuang melewati masa persalinannya.

Alex kini termenung. Ketakutan kini terus menghantui hidupnya saat jerit tangis Nayla semakin terdengar ke luar. Menyisakan perih yang kian menyiksa.

Alex bergerak khawatir. Ia semakin di landa rasa takut. Ketakutan akan seseorang yang kini telah berhasil menjadi belahan jiwanya. Berhasil melunakkan hatinya. Berhasil membuat ia merasa menjadi pria yang berguna.

Setiap melihat Nayla terlelap tak sadarkan diri. Alex selalu merasa dosa terhadapnya. Alex selalu merasa terpesona dengan kebesaran dan kerendahan hatinya. Alex selalu terpesona dengan jiwanya yang pemaaf dan mau kembali membuka hati untuknya.

Terkadang, Alex selalu memaki dirinya sendiri. Merasa dirinya orang paling bodoh karena selama ini selalu mengabaikan dan mengacuhkan kasih sayang yang Nayla berikan untuknya. Pengabdian tanpa pamrih yang Nayla luangkan untuknya.

Meski Nayla telah memaafkannya berkali-kali. Namun entah mengapa, perasaan merasa bersalah selalu datang menghantuinya. Selalu datang tanpa diminta.

Dokter segera keluar. Saat melihat kondisi Nayla semakin memburuk. Bahkan detak jantung dan deru napasnya semakin melemah. Nayla di rasa tidak mampu jika harus melakukan persalinan normal.

"Sepertinya, jalan terbaik. Kami harus segera melakukan operasi caesar," ucap Dokter melihat kondisi Nayla yang sangat melemah. Khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi. Baik kepada jiwanya maupun kepada bayi yang di kandungannya.

"Keadaan pasien sangat lemah. Semoga dengan cara seperti ini, bayinya masih bisa diselamatkan," ucap Dokter segera menyampaikan pesan tersebut kepada Alex dan keluarga.

Alex dan Mamah Dwi setuju. Keduanya mengatakan, lakukan apapun. Asalkan, itu yang terbaik untuk keselamatan Nayla dan bayinya. Mamah Dwi meminta agar pihak rumah sakit bertindak cepat dan meminta pelayanan terbaik yang ada di rumah sakit ini.

Pihak rumah sakit segera menyiapkan persiapan untuk melakukan operasi caesar malam ini.

Alex bergerak gelisah. Lagi- lagi ketakutan kini semakin melanda jiwanya. Di lubuk hatinya yang paling dalam. Alex berdoa, semoga semua dilancarkan. Semoga semuanya dimudahkan. Baik Nayla maupun calon bayinya.

•••

Alex kini berusaha menengadahkan pasrah. Usai melaksanakan sholat subuh berjamaah. Ia terus berdoa kepada yang kuasa. Untuk kelancaran operasi Nayla.

Ia bertaubat dari semua kesalahannya selama ini. Ia kini bersujud dengan berlinang air mata. Ia memohon ampun atas semua kesalahannya selama ini.

Ia memohon kepada Tuhan, semoga ia masih diberikan kesempatan untuk membahagiakan Nayla dan juga anaknya kelak. Menjadi sosok ayah yang baik untuk putranya kelak. Menjadi sosok suami yang mampu membahagiakan Keduanya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.10 WIB.

Suara tangis bayi kini mulai terdengar. Alex membulatkan matanya bahagia saat melihat sesosok bayi kini hadir di hadapannya. Ternyata begini rasanya menjadi seorang ayah. Amat sangat membahagiakan baginya. Bayinya terlihat cantik. Persis seperti ibunya.

"Selamat Pak. Bayinya perempuan," ucap seorang suster kemudian memperlihatkan bayinya ke hadapan Alex dan keluarga.

Mamah Dwi tersenyum bahagia begitu pun Alex yang mendapatkan kebahagiaan tak tergambarkan. Tak dapat di ucapkan. Iya hanya bisa mengucapkan syukur atas semua karunia ini di dalam hidupnya.

"Cantik ya Nak," ucap Mamah Dwi menyambut cucu pertamanya.
"Persis kaya ibunya."

Semua mengucapkan syukur Alhamdulillah. Akhirnya bayinya masih bisa diselamatkan.

Alex bergerak maju. Ia kemudian mengumandangkan adzan untuk putrinya. Meski tidak semerdu dan sefasih yang biasa terdengar di sekitar masjid rumahnya. Semoga menjadi berkah dalam hidupnya. Mendengarkan Kalam illahi yang selalu menjadi petunjuk dalam hidupnya kelak.

"Lalu bagaimana kondisi Nayla sus?" tanya Mamah Dwi yang masih begitu mengkhawatirkan kondisi menantunya.

"Iya, bagaimana kondisi istri saya Sus?"

Suster menggelengkan kepalanya tidak tahu. Ia hanya diberi tugas untuk memberikan kabar bayi yang kini kembali dalam genggaman tangannya untuk kembali mendapatkan perawatan.

"Dokter masih melakukan tindakan medis. Kita doakan semoga Pasien baik-baik saja," ucap Suster lalu segera pamit pergi.

Suster kemudian izin pergi dan kembali membawa bayinya. Alex menganggukkan kepalanya dan berterima kasih kepada suster yang sudah membantunya.

Dokter Ramdan keluar dari ruangannya. Semua keluarga akhirnya bernapas lega dan berharap mendapatkan kabar yang baik darinya.
"Bagaimana kondisi istri saya Dok?" tanya Alex tak sabar mendengar kabar istrinya.

Dokter Ramdan menghembuskan napas kasarnya.
"Kita sudah berupaya. Namun, keadaan pasien kritis. Kita doakan. Semoga ada keajaiban."

"Penyakit yang di derita pasien sudah sangat mengkhawatirkan. Kami akan berusaha semaksimal mungkin," ucap Dokter Ramdan memberikan kabar duka. Bagaimana kondisi Nayla saat ini.

Dokter memberikan hasil rontgen. Bagaimana kondisi paru-paru Nayla yang sudah sangat memprihatikan.

"Tolong lakukan yang terbaik buat menantu kami Dok," ucap Mamah Dwi tak kuasa menahan Isak tangisnya.

Mamah Dwi hanya bisa menangis tersedu sedan. Ia memohon kepada dokter agar Nayla bisa disembuhkan. Berapapun biayanya.

Alex terdiam membisu. Terlihat penyesalan kembali hinggap dalam benaknya.

Andai dia tahu dari awal, mungkin ia tidak segera melakukan pengobatan yang paling baik untuk Nayla.

Andai waktu diputar, Alex tidak akan membiarkan Nayla menanggung beban rasa sakitnya seorang diri.

Namun semua orang mengalihkan perhatiannya saat seorang suster memanggil Dokter Ramdan dan memberikan kabar bahwa monitor detak jantung Nayla sudah berhenti berdetak.

Alex membulatkan matanya tak percaya. Ia segera berlari dan menyusul Dokter menuju ke ruangan.

Semua orang yang hadir terdiam. Memanjatkan doanya sungguh.

Semoga ada kejadian dari Tuhan.

Semoga Nayla berhasil melalui masa kritisnya pasca melahirkan dan kembali bisa berkumpul dengan orang-orang yang begitu menyayanginya.

"Tolong bertahan Nay. Aku mohon," ucap Alex yang kini tengah melihat langsung Nayla yang tengah berjuang melawan hidup dan matinya saat Dokter sedang melakukan tindakan medis untuknya.

•••

Instagram : @setiawantuz

Setinggi Tujuh Tombak [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang