06.30 am

24.3K 1.7K 59
                                    



Ingat! Wanitamu tidak akan berubah. Kecuali, kamu yang lebih dulu menghancurkan hatinya.

~Setinggi tujuh tombak ~

•••

"Dok, bagaimana kondisi anak saya?" tanya Mamah Dwi mengulang kembali pertanyaannya.

Melihat Dokter tak kunjung juga menjawab pertanyaannya. Semua orang yang hadir terlihat begitu panik.

"Anak saya baik-baik saja kan Dok?" tanya Papah Darwin yang juga tak sabar juga ingin mengetahui bagaimana keadaan putranya.
"Tidak ada luka yang parah kan Dok?"

Dari sudut ruangan, Nayla juga nampak gelisah. Sepertinya, ia juga turut mengkhawatirkan bagaimana kondisi suaminya saat ini.

Tak bisa dipungkiri, hati nuraninya mengatakan bahwa ia masih peduli kepada Alex. Ia tidak tega melihat kondisi Alex seperti sekarang ini.

Nayla kini berjalan ke depan. Ia berusaha mensejajarkan tubuhnya dengan Mamah Dwi dan Papah Darwin. Tak sabar mendengar kabar apa yang akan di sampaikan dokter.

"Alhamdulillah," jawab Pak Dokter membuat semua yang hadir menghembuskan nafasnya lega.

"Pasien masih bisa diselamatkan. Hanya saja," ucap Pak Dokter terjeda karena Mamah Dwi segera memotong ucapannya.

"Hanya saja, kenapa Dok?" tanya Mamah Dwi terlihat begitu cemas.
"Anak saja baik-baik aja kan Dok?"

Sedangkan Papah Darwin, sebisa mungkin berusaha menenangkan istrinya agar tetap tenang dalam kondisi apapun. Agar membiarkan Dokter berbicara lebih dulu.

"Tenang dulu Mah," ucap Papah Darwin mengelus punggung istrinya yang tengah dilanda gelisah.
"Biarkan dokternya bicara dulu."

Mamah Dwi menganggukkan kepalanya patuh. Meminta Dokter agar melanjutkan ucapannya.

"Hanya saja pasien mengalami patah tulang yang cukup serius dibagian tangan kirinya. Untuk itu, kami akan segera menjalankan operasi. Mohon diurus semua administrasinya agar pasien segera mendapatkan tindakan medis yang lebih serius."

Mamah Dwi terlihat sangat panik. Begitu pun beberapa orang yang hadir mendengar kabar yang kurang mengenakan ini.

"Apa Dok? PPatah tulang Dok," ucap Mamah Dwi terbata-bata.

Tapi masih bisa disembuhin kan Dok? Nggak ada luka yang serius kan?"

Papah Darwin segera menenangkan istrinya. Ia yakin bahwa Alex akan sembuh seperti sedia kala.

Sedangkan Nayla. Ia hanya menundukkan kepalanya. Merasa iba dengan apa yang menimpa. Apalagi setelah mendengar kabar tersebut.

"Baik Dokter. kami akan segera mengurus administrasinya," ucap Papah Darwin begitu cepat tanggap.
"Tolong berikan pelayanan yang terbaik buat putra kami Dok. Masalah biaya, Dokter nggak usah khawatir."

Isabella pun yang turut hadir, tak ingin melewatkan kesempatan ini. Ia Kembali memainkan peran protagonisnya agar kembali mencuri perhatian Papah Darwin dan Mamah Dwi yang tengah dilanda duka.

"Sabar ya Om, Tante. Kalau Om dan Tante mau. Abel bisa ko minta tolong papah buat cariin dokter yang paling the best buat nyembuhin Alex," ucap Isabella sembari berpura-pura menangis mengeluarkan air buaya betinanya.

Papah Darwin dan Mamah Dwi hanya terdiam. Ia berusaha menulikan pendengarannya dan segera bergegas menuju ruang administrasi untuk mengurus semuanya.

Isabella yang merasa dikucilkan pun, hanya bisa menggerutu kesal. Melihat sikap Mamah Dwi dan juga Papah Darwin yang mengacuhkannya.
"Emang dasar tua bangka ya," ucap Isabella memaki keduanya.
"Nggak tahu terima kasih."

Setinggi Tujuh Tombak [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang