[CBGS]
Binar akui dia salah. Siapapun boleh mencela Binar atas perbuatannya yang salah. Binar terima celaan dari orang orang yang menamainya sebagai perusak hubungan orang. Binar tak masalah.
Namun jika ada yang meragukan bahkan mencela rasa cintany...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah satu minggu ini Lean akhirnya bisa memejamkan matanya dengan tenang. Meskipun hanya 2-4 jam dan dengan bantuan obat tidur, tapi setidaknya tubuh Lean bisa beristirahat sejenak setelah di paksa bekerja hampir setiap hari non stop.
Tentunya hal tersebut membuat Sean- yang baru saja masuk ke ruangan, dapat menghembuskan nafas lega.
Akhir akhir ini sahabatnya itu memang sudah seperti robot. Dia bekerja tanpa istirahat meskipun hanya sejenak. Jadi ketika melihat Lean yang kini tengah tertidur tenang di sofa, tak ayal membuat Sean tersenyum senang.
Tak ingin mengganggu, Sean akhirnya berjalan dengan pelan kearah Lean. Tangannya membenarkan selimut Lean yang sedikit terbuang. Setelah itu dia beranjak, hendak kembali ke meja kerjanya.
"Binarr..."
Namun saat Sean hendak pergi, dia tiba tiba mendengar suara Lean yang memenggil nama Binar. Refleks, Sean menghentikan langkahnya meskipun bukan dia yang di panggil.
"Binar"
Lagi lagi suara Lean terdengar. Jadi dengan rasa penasaran, Sean menoleh kearah sumber suara
"Binarr, sayang jangan pergi"
Dahi Sean mengernyit Bingung. Dia tak mengerti kenapa sahabatnya ini terus terusan memanggil Binar.
Di tengah lelapnya, Lean menggumamkan nama Binar berkali kali. Tubuh Lean terus bergerak tak tenang, diikuti keringat sebiji jagung keluar dari dahinya. Dan apabila di perhatikan lebih teliti, Sean dapat melihat genangan air di sudut matanya.
Tubuh Sean berdiri kaku dengan tangan yang sibuk memijat kepala. Seketika otaknya menjadi blank, tidak mengerti dengan situasi yang sedang dihadapinya sekarang. Rasa rasanya, Sean enggan percaya dengan apa yang baru saja dia lihat dan dengar. Sebenarnya apa yang terjadi dengan sahabatnya ini.
Drrrttt... Drrtttt... Drrrtt
Belum sempat terjawab rasa penasaran Sean, kini perhatiannya ganti teralih oleh dering ponsel Lean yang tergeletak di atas meja. Karna tidak ingin mengganggu tidur Lean, jadi Sean mau tak mau mengambil ponsel tersebut dan melihat siapa kiranya yang menelfon Lean malam malam seperti ini.
Lagi lagi alis Sean terangkat bingung. Namun tak lama setelah itu, Sean memutuskan untuk menggeser tombol hijau.
"Halo.. selamat malam tante. Ini Sean."
"Ohhh nak Sean...." Sapa seorang wanita di seberang sana, yang ternyata Mama Lean "Apa kabar nak? Baik-baik saja kan?"
"Baik tante... Tante sendiri apa kabar?"
"Tente juga baik nak... Cuma ini lohh, entah kenapa belakangan ini tante suka ngga tenang mikirin Lean. Dia itu sulit sekali di hubungi. Nak Sean tau tidak kira kira sekarang Lean dimana?"
"Kalo sekarang Lean sedang tidur tante. Sebelumnya maaf karna telfonnya Sean yang angkat."
"Oh seperti itu... Tidak apa apa nak kalo memang Lean sudah tidur"