Chapter 19

293 38 10
                                    

Pagi ini Binar terus terusan merengek meminta pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Binar terus terusan merengek meminta pulang. Dia benar benar merasa tak enak karna sudah merepotkan banyak orang. Daddy dan Mommy nya pasti sangat khawatir ketika dia masuk rumah sakit. Apalagi rumah sakit yang dia tempati sekarang adalah tempat kerja Lean. Binar tidak ingin kehadirannya disini menjadi beban bagi Lean.

Sama seperti kemarin, rupanya overthinking Binar belum juga hilang sampai sekarang. Dia masih merasa kecil dan menjadi beban yang merepotkan bagi banyak orang.

"Ayolah mommy.... Binar ingin pulang"

"Belom boleh sayang. Kata Lean kau masih perlu banyak beristirahat disini"

"Tapi rasanya bosan sekalii"

"Kenapa bosan? Kan Lean bisa sering kemari menemanimu" Mommy Ghea menggoda, "Kau mencintainya, bukan?"

Binar mencelos. Dia merasa malu namun kesal disaat bersamaan.

"Lean sibuk" Binar menjawab cepat

"Argghh lupakan Lean. Mari kita pulang mommy"

"Kamu ini---"

Belum sempat Mommy memarahi Binar, pintu ruangan lebih dulu terbuka dari luar.

"Ah Lean.. kau ada disini?"

Lean tersenyum. Melangkah mendekat kearah ranjang Binar.

"Iya mommy. Bagaimana kondisi Binar?" Lean bertanya sambil mengelus lembut kepala Binar.

"Dia sudah mau makan meskipun tidak habis" Mommy menunjuk makanan yang berada di nakas.

"Syukurlah. Good job, girl" kata Lean tersenyum ke arah Binar.

"Iya syukur. Tapi dia lagi lagi berulah"

"Mommy!" Binar menyeru kesal.

Lean mengambil satu tangan Binar, "Kenapa, hm?"

"Ingin pulang" jawab Binar memberengut lucu

"Sebentar lagi yaaa... wajahmu masih terlihat pucat"

"Tapi aku sudah bisa makan"

"Iyaa.. nanti kalo sudah sembuh boleh pulang"

"Tapi aku bosan"

"Aku akan sering kemari"

"Tapi kau sibuk"

"Aduhh kamu ini bisa aja jawabnya" Mommy Ghea tak tahan untuk menyahut. Putrinya ini memang pintar merengek.

"Hahaha" Lean tak bisa menahan tawanya

"Jangan tertawaaa..." Binar berkata kesal, "Aku bosan disini, Lean"

Lean tersenyum, mengecup punggung tangan Binar, "Bagaimana kalau besok malam kita nonton film disini?"

Binar terdiam. Sebenarnya tawaran Lean terdengar menggiurkan, "Kenapa tidak nanti malam saja? kenapa harus menunggu besok?"

[END] THE SECONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang