8| Hakone

574 95 18
                                    

"Gadis yang baru saja bangkit itu. Bagaimana kalau aku bilang aku akan membunuhnya?"

Ucapan yang terdengar tanpa ragu, (Name) maupun Taiju sendiri langsung melotot ketike mendengar ucapan tersebut terlontar begitu saja. Taiju langsung memasang badan didepan Yuzuriha, sementara (Name) mulai menatap horor Tsukasa secara tak sadar.

Tentu belum sampai semenit pada akhirnya Taiju tumbang akibat sel sel tubuhnya baru bereaksi pada tendangan Tsukasa sebelumnya.

"Bisa melukai nya ternyata, pendarahan nya benar benar parah, kita hanya bisa membiarkannya istirahat selama beberapa hari." Jelas Senku

Sementara (Name) yang sudah dilepas Yuzuriha itu pun langsung menyingkirkan darah yang mengalir di pelipis Taiju sebelum melihat sumber aslinya.

"Geger otak ga ya?" Gumamnya berakhir digetok oleh Yuzuriha secara refleks.

"Kita tak boleh bertengkar, kau lindungi saja Yuzuriha, jangan pedulikan patung yang bahkan tak dikenal. Dan aku akan melakukan hal yang harus ku lakukan."

Begitulah Tsukasa pergi setelah mengucapkan dua kalimat, aksi pemecahan baru pada akhirnya akan terus berlanjut.

"Beb bangun Anjer! Woe pst pst pst." Ujar (Name) sambil berbisik di akhir akhir setelah melihat Tsukasa telah pergi lumayan jauh.

"(NAME) ITU SIH TAK BERPERIKEMANUSIAAN!" Peringat Taiju yang tiba tiba bangun dan berteriak langsung di depan banci yang entah telah membisikkan apa ke dirinya.

Kecepatan busur 200km/jam itu saja bisa ditangkap dengan enteng, Taiju yang hendak kembali menyusul agar menghentikan Tsukasa pun terpaksa harus dihentikan oleh dua manusia tumbuhan yang bahkan tenaganya ga setara dengan semut.

"Apa yang kau bisikin (Name)?" Tanya Senku langsung mendapat sengiran kecil dari pemuda itu, banci yang telah menjadi sohibnya itu pun pada akhirnya membisikkan apa yang telah ia ucapkan ke Taiju beberapa saat sebelumnya.

"WOE GOBLOK!"

PTAK

Dan secara spontan Senku langsung menjitak kawannya yang satu ini dengan tenaga penuh, sepertinya kalau dunia sudah kembali normal, sohibnya harus masuk rehabilitas dengan keamanan yang besar.

"Kau sendiri tau Senku, menghentikan monster kayak dia itu cuma ada sedikit cara. Memajukan peradaban dan membuat senjata sains, atau mencoba mengorek perasaan yang dia kubur sendiri."

"Kau sudah pasrah kalau jadi ayam geprek ya. Oke lah, Kita akan membuat peradaban saja." Ucapan Senku langsung membuat mu diam sejenak, muka muka pucat pasi ketika mendengar kalimat pertama dilontarkan begitu saja tanpa aba aba.

.

.

.

Pot tanah liat yang hancur pun menjadi suara yang lumayan membuat dua manusia yang mendedikasikan hidupnya pada estetika dan kegunaan memandang horor ke arah Senku, Yuzuriha maupun (Name) mulai melihat satu sama lain dan melihat kembali ke pecahan pot tanah liat yang masih asik diinjak injak itu.

"Sayang banget." Cetus keduanya sambil mulai menatap iba ke pecahan pot itu, apalagi (Name) yang kini merasa batinnya juga ikut diinjak injak, ia yang membuat pot itu, sohibnya pula yang menghancurkannya.

PRANG

satu pot yang hancur dengan keadaan brutal pun pada akhirnya diikuti dengan para pot pot lain yang ikutan (Name) hancurkan.

"wah kayaknya dia kesulut juga, kalau gini jadi cepat deh." Gumam Senku sambil melihat banci andalan nya saat ini tengah meninju masing masing pot kosong yang sebelumnya diisi makanan.

"Kayaknya dari pada kesulut dia lebih ke arah akhirnya mendapat pelampiasan." Gumam Yuzuriha sendiri sambil mulai menahan sohib ghibah nya agar tak sampai melukai badannya sendiri.

"Kalian ngapain sih?" Tanya Taiju yang dari tadi ga paham dengan ungkapan ungkapan yang diberikan oleh trio manusia yang kini sibuk dengan cara mereka masing masing.

Satu menginjak injak pot, yang satu lagi tengah memukul pot sampai hancur dengan sebuah batang kayu, dan satu lagi alias doi nya tengah menahan si penghancur pot memakai batang kayu supaya tak kelewatan tingkahnya.

"Pemalsuan tragedi, aku maupun si banci ini sepakat membuat Tsukasa berfikir kita kabur karna takut dengan kharisma Tsukasa yang mendominasi dan hanya membawa persediaan makanan sebagai perbekalan kabur." Ujar Senku yang masih setia menginjak nginjak pot yang sudah (Name) buat, tak menyadari saja jika pemuda yang menjadi pembuat pot itu sudah siap senjata untuk dipakai agar memukul muka kawannya sampai tak berbentuk.

"Maksudmu? Kita akan melarikan diri? Ah- (Name)! Jangan kesurupan dulu dong!" Baru saja mau bertanya lagi si pemilik stamina unlimited ini pun pada akhirnya menahan pergelangan tangan (Name) yang tengah memegang batang kayu yang siap sedia untuk membuat wajah seseorang hancur.

"Hanya skenario. Kalau selesai membuat senjata sains sebelum si Tarzan itu sadar kita bakal menang dan aman sementara, kalau dia sadar kita akan menjadi menu ayam penyet nya." Jelas (Name) sambil melempar batang kayu itu untuk membuat sebuah lubang pada rumah pohon yang sudah dipakai sekian bulan itu.

"AKH- sayang banget" celutuk Yuzuriha lagi sampai kena mental sekali lagi karna melihat dinding kokoh rumah pohon tersebut langsung hancur dengan satu lemparan batang pohon ringan.

"Kau dendam banget sekarang (Name). Jangan jangan aslinya kau memang pendendam?" Celutuk Senku yang merasa kesal sendiri rumah pohon yang ia buat sebelumnya kini memiliki jendela yang bahkan tak estetik sama sekali bentuknya.

"Ga tau, ga mau tau. Ngambek gua."

"Cieh si babi, pantes Lucy nolak."

"Bacot kau sen, tujuan kita kemana?"

Pertanyaan berakhir dengan sebuah tawa, pertanyaan simpel namun akan memerlukan sedikit keberuntungan untuk melihat tempat itu lagi. Kedua pemuda yang tadinya bertengkar langsung bertukar pikiran secara ga langsung dan segera turun dari rumah pohon.

"Hakone, sekitaran 79 sampai 81 kilometer dari sini. Mari berdoa di sana masih ada Onsen dan belum tertutup akibat aktifitas sialan dari gunung Fuji maupun karna pergeseran lempengan bumi." Jelas (Name) sambil meregangkan badannya sendiri.

"Disaat seperti ini aku benar benar bersyukur kau masuk Kompetisi sains golongan geografi dasar banci."

"Brengsek, padahal kau saja bisa." Gerutu (Name) sekali lagi sambil mulai meregangkan kembali punggung nya sampai terdengarlah suara kretek yang amat mantap.

"Ah, remaja jompo." Cetus Yuzuriha yang langsung menohok banci satu ini hingga ke sumsum tulang belakang.

"Artinya dua kali marathon penuh? 5 jam sampai tuh." Jelas Taiju dengan penuh kebanggaan sementara (Name) maupun Senku hanya bisa memandangi sobat satu itu dengan tatapan agak iri.

"Malah lebih cepat dari yang pakai sepeda saat dulu. Kalau berjalan biasa kita perlu waktu 16 jam sih, paling lama 17 jam." Perkiraan (Name) sontak membuat Yuzuriha sendiri mengangguk angguk setuju, keduanya pernah berlari seharian dari Hakone ke stasiun kereta api maupun pemberhentian bus terdekat.

"Agak menyebalkan karna saat itu seseorang tak sengaja mematikan ponsel nya sampai tak memiliki nada dering." Sindirian yang langsung tertuju ke arah (Name) membuat pemuda itu mulai kembali memegang pinggang nya dengan ekspresi kaku yang terletak di wajahnya.

"Yah. Salahkan orang itu."

"Itu kau bangsat." Jelas Yuzuriha dengan muka yang masih senyum tapi kini gantian dia yang memegang batang kayu untuk memukul seseorang.

Shankara (Dr. STONE x Male! Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang