Makam Senku Ishigami, dibuat dengan sengaja bahkan sampai memakai lambang salib agar kesan kuburannya masih terasa. Mata hijau (Name) memandang datar makam yang ia ketahui kosong itu, hembusan kasar bahkan ia keluarkan sambil membersihkan 'makam senku' itu.
"(Name), jaga tingkah mu"
Bisik Yuzuriha sambil sedikit melirik ke belakang, tampak Nikki yang tengah mengawasi mereka dengan seksama."Kuburan ini baru saja digali kan?" gumam (Name) sambil melirik ke Yuzuriha maupun Taiju, tampak kedua kawannya itu juga memikirkan hal yang sama sebelum (Name) menghampiri Nikki setelah berusaha membuat mukanya terlihat sedikit pucat dan mengeluarkan keringat dingin.
"Oi kenapa kau?"
"Nikki.. AAUUKC"
Pekikkan keras yang sengaja (Name) keluarkan disaat Taiju membenamkan tangannya ke dalam 'makam' itu, tak membiarkan Nikki menyadari tingkah mereka."Maag ku kambuh, bisa tolong bawakan aku makanan? Apa saja tolong?"
muka yang terlihat kesakitan dengan keringat dingin yang menyelimuti tangan (Name), laki laki banci satu ini benar benar tak kapok dengan yang namanya akting.
Ekspresi Nikki tampak sedikit kesal dengannya, tapi apa peduli (Name), Nikki tak mungkin berani menghantamnya karena hubungan (Name) dengan ayang-Huek Tsukasa."Apapun kan?" tanya Nikki yang tak menyembunyikan ekspresi kesalnya, dirogohnya beberapa buah anggur yang ia simpan sebagai makanan cadangan. Membiarkan (Name) memasang muka datar sambil menatap Nikki, entah kenapa dirinya yang merasa tak enak sekarang.
Belum sempat (Name) mengambil buah anggur yang terlihat sudah tak segar itu, suara teriakan atau mungkin lebih baik disebut isakan mulai terdengar di area Taiju dan Yuzuriha, kedua orang itu terduduk sambil menangis, mengatakan ini sudah setahun, dan Taiju yang seperti meminta maaf karena merasa terlalu emosional.
Membiarkan (Name) dan Nikki tampak kebingungan sambil menatap satu sama lain sebelum akhirnya di hampiri oleh Taiju dan Yuzuriha.
"Kau Nikki kan? Ada sesuatu yang ingin kami bicarakan dengan mu"
Sebelum (Name) bisa membuka mulut untuk bertanya, Nikki dengan tak berperasaan mulai menyumpalkan beberapa buah anggur ke mulut (Name) membiarkan pemuda berstatus perempuan di kerajaan Tsukasa itu sedikit tersedak sambil mencoba menelan buah buah asam itu.
"Muntahkan saja kalau ga enak (Name)" Syukurlah Yuzuriha sedikit berbaik hati menepuk nepuk punggung (Name), membiarkan laki laki itu dapat batuk dengan leluasa.
"Kenapa aku harus mendengarkan kalian?"
Tanya Nikki dengan nada sedikit berteriak, jelas perempuan berbibir tebal itu seharusnya tidak diperbolehkan ketahuan kalau ia sedang memata matai tiga sejoli ini."Taiju, Yuzuriha, maupun kau cewe Pikmi! Aku tidak ada niatan untuk berteman dengan kalian ataupun berkomplot dengan kalian!"
"Tapi-"
Bugh
Taiju yang berusaha membantah dihantam Nikki tanpa basa basi, perempuan itu tak ragu menghajar Taiju berkali kali, membuat (Name) maupun Yuzuriha sampai meringis membayangkan betapa sakitnya pukulan itu walau Taiju tak terlihat kesakitan amat.
"Uuuh, pedih"
"katanya sohib bantuin taiju sana (Name)"
"Kata sohibnya cooldown dulu"Taiju yang terus gigih ingin membiarkan Nikki mendengar berita (palsu) dari Senku akhirnya membuat jiwa kemanusiaan Nikki sedikit tergerak, tampaknya perempuan itu juga tak mau berlumuran darah hanya karena menghantam seseorang yang berusaha memberitahu nya sesuatu.
Keempat orang itu berdiri di depan makam Senku, atau mungkin ke depan sebuah telepon yang terbenam di depan makam senku. Belum sempat (Name) berkata kata suara lembut keluar dari telepon itu, suara yang sering terdengar di era modern.
Baru saja mau kagum dengan suara perempuan yang muncul itu, raut wajah (Name) kembali masam begitu mendengar satu suara familiar.
'jelas banget ini jebakan, aku kira setelah ini aku bisa ketemu cewe cantik spek lilian'
Batin (Name) mengumpati dirinya sendiri yang kagum dengan suara imitasi itu. Beberapa informasi mulai dikorek oleh Nikki, entah dari berapa banyak album yang telah terjual atau malah lekuk badan Lilian sendiri.
Semuanya hanya berujung pada sebuah lantunan lagu original yang dibuat oleh Lilian, membiarkan (Name) mendesah kesal sambil mengambil alih telepon setelah lagu tersebut selesai diputar.
"Daun bawang, matikan teleponnya sekarang. Ada yang mendekat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shankara (Dr. STONE x Male! Reader)
Fiksi PenggemarBukan sihir bukan juga sebuah sains. INI CUMA HOKI HOKIAN AJA DUDE!_(Name) ..... Keknya salah sih w ngarep elu berguna._Senku not a bl or bxb. Just a normal stories with some cringe joke inside.